T W E N T Y T H R E E

256 12 1
                                    

Happy Reading^^
.
.
.
.
.

Milona gelisah sendiri di bandara. Ia melihat tiket pesawatnya. Jadwalnya masih sekitar setengah jam lagi. Ia pun berfikir dengan kejadian semalam, dimana kakaknya menyuruhnya pulang ke Indonesia. Here we are. Tanpa membawa koper, tanpa mengganti baju.

Tiba - tiba ponselnya berdering. Lagi lagi Kak Aldi.

'Oi'

"Apaan sih kak?" Milona kesal sendiri.

'Buru pulang! Urgent nih, kalau lo nggak datang, lo bakalan nyesel!'

"Kak! Lo udah tau tentang ini kan?! Iqbaal yang datang kesini terus tib--" Telepon mati sepihak. Milona mengerang.

"Wah, sial. Kakak gue makin lama, makin rese ya!" Ia menggerutu sambil melirik jam. Sebentar lagi.

--o0o--

Milona sudah sampai di bandara di Indonesia. Kali ini ia menunggu taksi pesanannya. Ponselnya berdering lagi dan dari kakaknya.

'Ona! Gua gak mau tau, lo harus sampai sekarang! Lo ga mungkin kan ga datang ke pernikahannya Iqbaal?!' Dari seberang sana terdengar panik.

"What?! He is marrying? Lu becanda kan?!" Milona menutup mulutnya tak menyangka. Badannya kaku.

Saat itu juga, taksi pesanannya datang. Ia pun mematikan ponselnya dan segera masuk ke taksi. "Pak, ke alamat ini ya. Pak buruan!!!"

Milona menutup wajahnya dengan tangan. Ia tampak frustasi lalu mengacak rambutnya. Setelah sampai di rumahnya ia langsung masuk ke dalam rumah. Tanpa mengucap salam.

Disitulah ia tampak terkejut saat semua orang sedang memakai pakaian putih mewah. Ibunya memakai gaun putih yang sangat cantik. Ia langsung menghamburkan peluknya ke mamanya.

"Ma, Iqbaal nikah," lirih Milona, ia hampir menangis.

"Sayang, kamu datang? Kenapa ga di Singapur aja sih?" Mamanya tampak kebingungan.

"Ma, kenapa gak kasih tau aku? Kenapa Iqbaal gak ngasih tau aku?"

"Sudah sayang. Kamu nggak boleh nangis. Kamu nggak usah ikut mama ya!" Mamanya khawatir jikalau nanti anaknya tambah menangis ketika melihat Iqbaal menikah dengan gadis itu.

"Nggak Ma! Ona harus ikut! Ona mau lihat Iqbaal!" Milona bersikukuh ingin pergi. Ia hanya ingin melihat, apa ini nyata atau hanya mimpinya saja. Meskipun resikonya akan berdampak buruk baginya.

"Sayang," Mamanya terhenti, ia memandangi anaknya yang terlihat pucat. "Kalau gitu kamu harus ganti gaun. Tapi, mama belum siap--"

"Tenang. Kalau Aldi ada disini, semua masalah beres! Hehe. Gaunnya ada dikamar lo. Lo bisa ganti baju sekarang." Aldi sedikit mengangkat dagunya. Kali ini dia ingin terlihat keren. Yo.

Bukannya berterimakasih dulu, Milona langsung saja lari ke kamarnya. Aldi jadi tampak kesal. Padahal dia sangat ingin mendapat sebuah pujian.

Milona melirik gaunnya sebentar, tiba tiba masuk seseorang membawa alat make up dan disebelahnya ada namanya. "Ma, aku bisa make up sendiri. Ngapain bawa mereka sih?! Duh Mah. Ini juga gaunnya kok gini banget."

--o0o--

Sampai lah mereka di gedung mewah ini. "Ona lu samperin pengantin wanitanya gih. Lu kan harus akrab sama pengantin wanita. Walaupun sudah akrab banget sih."

SACRIFICE × IDR [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang