T H I R T E E N

417 42 3
                                    

Happy Reading^^
.
.
.
.
.
.

"Hey lo siapa?! Lepasin gak!?" Milona mencoba untuk memberontak namun tenaga orang ini terlalu kuat. Lelaki ini masih menuntun Milona ke tempat rencana. Sesudah sampai mereka berhenti Milona terus menerus meminta pertolongan tapi apa daya tengah malam seperti ini siapa yang akan mendengar teriakannya. Hanya pohon dan angin yang akan mendengar. "Lepasin gue! Toool--"

"Ssstt" lelaki ini meletakkan jari telunjuknya dibibir Milona memerintahkan Milona agar tetap diam. Ia segera membuka kain yang menutup mata Milona. "Bas-- Bastiann"

Bastian mengeluarkan cengirannya "ih lu rese ah!" Milona mengerucutkan bibirnya "jangan ngambek dong say" bujuk Bastian.

Bastian masih aja mengeluarkan cengirannya. "Kamu ngajakin aku kesini buat apa sih?" Bastian hanya berdehem sambil melirik ke belakang tubuh Milona. Milona mengikuti arah pandangan Bastian.
Disitu sudah terpasang balon balon indah di pinggir danau. Dengan sinar yang terang yang berasal dari lilin yang berada di seluruh sisi danau. Milona tertegun sangat indah menurutnya. Ia berbalik lagi ke arah Bastian. Bastian hanya mengeluarkan senyumannya. Milona membalasnya dengan senyuman tulus.

"Emm.. ayo!" Sahut Bastian "Kemana?" Tanya nya heran. Bastian menarik lengan Milona lembut. Ia menggandengnya mengarah perahu bebek yang sedang mengapug di danau yang tenang dan indah itu. Pelan pelan Bastian menaikinya yang disusul oleh Milona.

Perahu bebek ini berjalan perlahan di perairan . Milona masih menatap tak percaya ke arah Bastian "Kenapa sih natap aku kayak gitu? Kamu gak mimpi kok" sahut Bastian. Milona mencubit tangannya sendiri mencoba membuktikan sendiri apa ini mimpi atau tidak. "Awss" Milona meringis ternyata ini bukan mimpi. Ia masih tidak percaya bahwa Bastian bisa romantis seperti ini.

"Bas.. kamu-- kamu nyiapin ini semua? Sejak kapan?" Tanya Milona

"Sejak tadi pas pulang dari acara itu sih" Bastian nyengir. Milona hanya terdiam

"Kenapa kamu lakuin ini semua Bas?" Bastian menatap heran Milona. Mengapa ia bertanya seperti itu? Bastian menggenggam tangan Milona lembut.

"Kan aku sudah bilang, aku cinta sama kamu Milona. Aku akan ngelakuin segala hal buat kamu" ucap Bastian

"Makasih yah" Milona tersenyum tulus

"Kamu gak perlu berterimakasih seharusnya aku yang berterimakasih" Milona menatapnya heran "karna kamu udah nerima aku. Karna kamu sekarang sudah bisa mencintai aku" Milona terdiam

'Aku gak tau Bas. Tapi aku akan berusaha Bas. Aku yakin akan bisa mencintai kamu. Aku yakin Bas' Milona tersenyum

"Ciee senyum senyum ciee.. mikirin apa sih Ona?" Goda Bastian "apaan sih Bas!" Ketus Milona.

Perlahan Bastian mengambil se bucket bunga mawar yang indah dan sebuah cokelat. "Nih buat kamu" Milona mengarahkan pandangannya ke bunga tersebut. Dan mengambilnya dengan lembut "makasih yah bas" Milona tersenyum tulus

"Coba liat ada bintang jatuh!" Milona menunjuk langit dengan bintang yang sedang meluncur ke arah bumi. "Katanya bintang bisa ngabulin permintaan loh. Buat permintaan yok!" ucap Bastian

"Oh yah?" Bastian mengangguk lalu memejamkan matanya. Milona pun melakukan hal yang sama dengan Bastian.

'Aku mohon semoga aku bisa mencintai Bastian yang tulus denganku. Semoga aku bisa melupakan Iqbaal. Aku yakin aku bisa!' Batin Milona

SACRIFICE × IDR [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang