Happy Reading^^
..
.
.
."Itu.. itu kalungnya Milona, Baal! Bukan kalung ku!" Zidny berteriak keras. Iqbaal terdiam. Ia memikirkan sesuatu.
Iqbaal POV
'Jadi.. kalung itu milik Milona' Tubuh ku kaku seakan tidak dapat aku gerakkan. Aku terdiam dalam beberapa menit, mencoba untuk merenungi semua. Entah kemana pikiranku terbang sekarang. Seakan harapan yang sudah ku bangun menjadi lebur semua. HANCUR!!!
"MENGAPA KAU TAK BILAANG!!!" Tak dapat ku bendung lagi. Aku membentak Zidny. Aku melihat dia menangis namun aku tak menghiraukannya. Dia juga seakan bingung ingin berkata apa. Kulihat bibir itu bergetar tak bisa berkata apa apa. Aku tak tahan melihatnya " mengapa kau tidak bilang, Zee" tanyaku lagi dengan lembut berusaha menahan emosiku
"Ak.. aku tidak tau Baal. Kau tidak pernah menanyakan kalung itu kepadaku" Zidny menangis sesegukan. Dapat kulihat dengan jelas.
"Aku pernah menanyakannya Zee. Tapi kau seakan mengalihkan pembicaraan" Baiklah.
Kulihat dia terdiam dalam tangisannya. Aku tidak bisa membiarkan dia menangis. Tapi aku juga tidak bisa membiarkan ini terus terjadi. Akhirnya aku melangkahkan kaki ku keluar dari ruangan itu. Tak menghiraukan teriakan demi teriakan Zidny yang serak karena tangisannya. Maaf kan aku Zidny.
Sekarang aku menancap pedal gas mobilku dan pergi untuk bertemu Milona. Aku ingin mempertanyakan semuanya. Aku merenung sejenak. "Kenapa bisa waktu itu kalung ini bersama Zidny" gumamku sambil menatap kalung itu lagi. Satu satunya kenangan yang bisa ku ingat.
"Dan gue tau cewek itu adalah-- Zidny. Pertama kali ketemu dia, gue rasa dia adalah cewek yang gue cari selama ini"
"Oh gitu yah? Hahah"
Tes!
"Loe kok nangis?"
"Enggak kok. Gue gapapa"
Bodonya gue. Yang gak peka sama sekali dalam keadaan seperti itu gue langsung percaya. Ona. Maafin gue. Gue memang orang terbodoh yang gak pernah sadar sama cinta gue sendiri. Aku mengambil IPhone ku. Memutar video yang telah direkam oleh Milona. Rasanya aku muak melihat apa yang telah ku perbuat. Namun ucapan Milona..
"Ssst, ini momen kita. Jadi khusus untuk kita. Gak usah perdulikan orang lain"
" Selamat yah untuk kalian berdua"
***
"Kau tau Baal. Katanya Kak Aldi, Milona pulang matanya sembab gitu. Kayaknya habis nangis deh Baal. Kok dia pulang nangis gitu yah?"
"Aldi? Siapa?"
"Oh yah Aldi itu kakaknya Milona"
Aku baru menyadari dengan kalimat terakhir Milona. Ia menyebut kalimat itu dengan perlahan dan nadanya yang lirih. Entah mengapa aku memikirkan. Milona menangis. Ya. Aku sadar mengapa ia pulang duluan. Aku sadar. Milona sakit waktu itu karna ia hujan hujanan. Tapi hatinya hancur karna aku telah memulai hubungan khusus dengan Zidny.
Mengapa kau diam waktu itu Ona?
Taklama aku telah sampai di depan rumah Ona. Rumah yang sepertinya pernah aku ingat. Aku mengambil IPhone ku mencoba mencari icon telepon dan menekan nomor Ona.
"Assalamualaikum, Baal. Ada apa?"
"Gue ada di depan rumah lo"
"Lo ngapain kerumah gue baal?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
SACRIFICE × IDR [Complete]
Fanfiction"Iqbaal. Orang yang selama 3 tahun ku tunggu - tunggu. Setelah ia datang kembali, aku sangat bahagia. Kenapa dia tidak mengingatku. Apa? Dia menyukai sahabatku? Apalagi ini! Apa ini hasil dari menunggu dirinya! Kenapa ini semua terjadi?" - Milona C...