S E V E N T E E N

448 26 6
                                    

Happy Reading^^
.
.
.
.
.

Milona tengah menggerutu kesal di bangku kantin. Zidny yang tengah berada bersama dengan Iqbaal, itulah alasannya. Bukan masalah Iqbaal bersama Zidny. Namun Zidny yang bersama Iqbaal dan tak menemani Milona lagi. Bastian yang tengah sibuk dengan ekstrakurikuler nya. Membuat Milona muak.

Tiba tiba Zidny yang menyadari bahwa ia telah cuek kepada Milona. Ia pun melambaikan tangannya seolah berkata 'sini'. Milona hanya menggelengkan kepalanya menolak tawaran Zidny. Ia tidak mau terus bertemu dengan Iqbaal. Namun Zidny memaksa Ona. Ona pun duduk di samping Zidny dan tentunya di depan Iqbaal. Iqbaal melirik Milona dan tersenyum namun dibalas tatapan datar dari Ona.

"Ona, lu mau pesan apa? Biar gue pesenin" ujar Zidny. Milona menoleh kearah Zidny dan menggelengkan kepalanya "Biar gue aja"

"Gak usah. Lo disini dulu, gue pesenin makanan kesukaan lo!" Ucap Zidny. Milona memilih mengalah. Zidny pun beranjak pergi, meninggalkan Milona dan... Iqbaal. Milona hanya menundukkan kepalanya. Entah gimana cara membuka percakapan antara mereka. Sedikit dikit Milona melirik kearah Iqbaal yang tengah memandanginya. Mengucapkan 'Hai' pun enggan. Setelah dilanda kediaman beberapa menit. Seorang lelaki pun datang.

"Hai Ona! Lama gak nunggunya?" Sapa Bastian kepada Milona. Milona melirik kearah Bastian. Satu hal yang terlintas di benaknya 'Pasti Bastian sudah nyelesain urusannya'. Bersamaan dengan itu Zidny datang, membawa semangkuk bakso dan segelas es jeruk. Dan duduk kembali di samping Milona. "Nih"

Milona menerima makanan itu, lalu tersenyum seolah berkata 'makasih' dibalas senyuman manis juga oleh Zidny 'Iya. Sama sama'. Bastian yang merasa diabaikan oleh mereka pun duduk di samping Iqbaal dan tentunya di depan Zidny.

Beberapa menit pun telah berlalu. Makanan Milona pun tidak terselesaikan dari tadi. Bastian merasa boring melihat sang kekasih makannya sangat menghayati. Ia pun menjalankan idenya.

"Main TOD yok!" Ajak Bastian. Mereka semua melirik Bastian. "Ayok"

Bastian pun mengambil sendok yang terpampang jelas di sampingnya. Tak perlu basa basi, ia memutar sendok tersebut. Sendok itu terus berputar sangat cepat. Hingga kecepatan itu memudar dan siap menentukan orang pertama. Milona tidak memperdulikan itu, ia asik memakan bakso nya. Hingga sendok itu berhenti dan mengarah ke arah.. "Ona! Lu kenak"

"Apa?!.. uhuk.. uhuk.." Milona tersedak. Ia segera menyeruput segelas es jeruk yang berada di samping mangkuk baksonya. "Gue.. belum siap. Ih! Kalian curang. Ulangi, pliiss" rengek Milona

Mereka semua geleng geleng menolak tawaran Milona. "Siap tak siap yang penting lu kenak" itulah yang mereka katakan

"Eh ngomong ngomong. Curang itu bukannya ikan yah?" Tanya Bastian. Zidny melirik sebal ke arah Bastian. Dan mengeluarkan tatapan 'lo mau gue bunuh?' Dengan sekejap Bastian diam.

"Oke. Milona, lu pilih jujur atau tantangan?" Zidny mengeluarkan seringainya. Memilih salah satunya akan tetap sial bukan. Milona berpikir panjang. "Lama bener dah. Udah kayak nungguin ayam jantan bertelur" ucap Zidny sinis

"Memangnya, ayam jantan bisa bertelur?" Tanya Bastian lagi. Tak perlu basa basi, Zidny mengeluarkan tatapannya lagi. Seketika Bastian mingkem. Ya, Zidny udah layak menjadi pawangnya Bastian nih.

"Kalau pilih tantangan, nanti di suruh macem macem. Tapi kalau pilih jujur, nanti ditanyain macam macam. Aduh.. pilih yang mana yah" gumam Milona. Lagi lagi ia berpikir panjang "cepet wey! Keburu masukan!"

"Jujur deh" ucap Ona. Zidny mencari pertanyaan paling penting di seribu pertanyaannya. "Okey. Jawab pertanyaan gue"

"Siapa nama mantan lo yang ninggalin lu ke Amrik?" Tanya Zidny. Milona tersentak, apa yang harus dia jawab. Jika ia menjawab dengan jujur pasti Zidny akan marah besar. Jika tidak jawab dengan benar, di akhirat nanti di pertanggungjawabkan. Jadi, jawab apa?

SACRIFICE × IDR [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang