11

3.2K 219 2
                                    

Sekarang sudah pukul 5 sore, Pascal pun sudah pulang ke rumahnya. Jemima masih berusaha mengingat kejadian tadi, dia melihat televisi tapi tidak melihat acara tv nya.

"Seneng amat mukanya, abis ngapain?" kata Revan.

"Nggak." Jemima mengelak.

"Akhirnya Nola jadian." Revan mencolek colek dagu adik nya.

"Ih lo daritadi ngeliatin ya!" Jemima menutup mukanya dengan bantal karena malu.

"Buat apa dong kamera cctv di ruang tamu kalau gak di manfaatin?"

"Selamat ya Nol," ucap Revan, "Semoga kalian langgeng."

"Makasih, Van." Jemima memeluk abangnya.

*

Pascal masih mengingat dengan jelas kejadian 2 jam yang lalu, kejadian dimana dia menyatakan perasaan kepada Jemima.

"Gue malu maluin banget! Untung aja di terima." kata Pascal kepada dirinya sendiri.

Pascal berniat untuk memasukan mobilnya ke dalam garasi, lalu dia melihat seseorang yang sama sekali dia ingin temui.

Pascal menarik nafas, lalu membuangnya dengan kasar.

"Apa lagi?"

"Lo terlalu cepet, idiot!"

"Terus kenapa? ini keputusan gue dan gue gak peduli sama lo lagi." Jelas Pascal.

"Apa maksud kamu, Kal?"

"Apa lo ga ngerti kata kata gue yang tadi? Lo," Pascal menunjuk, "terlalu ikut campur dalam masalah gue! Masih kurang jelas?"

"Lo ga ngerti, Kal!" Dia mulai menangis.

"Lo sakit! Dan berhenti buat selalu hadir di hidup gue, karena apa? gue males dan muak berdebat sama lo." Pascal mengakhiri percakapan lalu masuk ke dalam rumahnya.

Pascal melihat dari jendela ruang tamu nya, dia terus menangis sambil menatap pintu rumah Pascal.

Sebenarnya, Pascal sendiri tidak tega.

Dan dia menyesal karena sudah mengatakan bahwa Jemima adalah masalahnya, karena, Jemima sebenarnya bukan masalahnya.

Masalahnya Pascal adalah diri nya sendiri.

Pascal : Mimaaaa
Pascal : cd nya udah di denger belum?

Jemima : Udah, thankyou yahhh

Pascal : Sama sama sayang

Jemima : ih Pascal apaan sih, menggelikan
Jemima : Tau gak? tadi si Revan nonton dari cctv di ruang tamu:(

Pascal : Bagus dong, udah dapet restu dari kakak kamu

Jemima : ih Pascal=))))

Pascal mencari kontak seseorang,

Pascal : im done. We're done.

*

Jemima tersenyum ke teman teman nya yang ada di koridor, beberapa anak membalas senyuman nya sisa nya menatap Jemima heran.

"Kenapa lo Mim? bahagia banget?" kata ketua kelasnya.

"Lo kenapa? bahagia banget?" sapa Ausy.

Jemima menyimpan tas nya saat ia ingin menceritakan kejadian kemarin tibatiba ketua kelas berteriak

"Jemima! Dicariin sama bebeb."

Jemima berjalan ke arah pintu kelasnya lalu tersenyum dan menyapa, "Pagi, Pascal!"

"Pagi Mima, kenapa tadi gak nunggu dirumah?"

"Kalo nunggu di rumah kan nanti telat, Kal? lagian nunggu siapa?" Jemima bertanya.

"Nunggu aku."

"Motornya Revan gaakan muat kalo di naikin sama tiga orang, Kal!" Jawab Jemima.

"Kan kamu aku yang jemput, Mim."

"Oh iya," Jemima menggaruk kepala nya yang tidak gatal, "Harus emang?"

Pascal mengacak rambut Jemima, "Iya dong, aku ke kelas dulu ya."

Pascal meninggalkan Jemima, saat Jemima memasuki kelasnya, dia melihat teman teman sekelasnya sedang berdiri di depan pintu.

"Apaan nih?"

"AKHIRNYA JADIAN SELAMAT YA MIM SELAMAT!" Teman teman sekelasnya menyalami nya, Jemima hanya tertawa menanggapi nya.

Jemima menarik kursi dan duduk disebelah Claudia, dia melihat Claudia sedang menutup matanya dan bersender ke meja.

"Kenapa Di?"

"Gapapa, lagi cape." suara Claudia terdengar agak berat.

Oh, mungkin dia flu, batin Jemima.

*

"Gile gile gile, gue suka gaya lo." kata Rayyan setelah mendengar cerita Pascal.

Pascal memikirkan bagaimana caranya untuk menceritakan dia kepada Rayyan.

"Yan."

"Dia balik." Rayyan langsung melotot dan meminta penjelasan.

hiii!!
wkwk sekarang si dia udah mulai sering muncul, hayoo kira kira siapa?
kali ini part nya sedikit dulu yaa

kl suka, vote sm comment dong!

thankyou
love, J.

An Unstoppable ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang