30

2.6K 178 9
                                    

"Mungkin lebih baik aku pergi, bukan karena tidak sayang, tetapi terkadang ada sesuatu yang tidak bisa dipaksakan."

=========================

"Eh sore sore makan kupat tahu di teras rumah, asoy!" kata Revan sesampainya dia didepan rumah, "Lo udah makan ya Nol? Padahal abang bawain nasi goreng loh buat Nola."

"Ntar aja deh nanti malem makan nya," kata Jemima kepada Revan, "Yan! Di dalem yuk, gatel banyak nyamuk."

"Gue, pulang aja deh." Rayyan menolak ajakan Jemima.

"Ih kok pulang? Ayo sebentar aja lah main di dalem." Jemima memaksa.

Revan mendatangi Jemima dan Rayyan, "Iya ayo, Yan! Lo suka main games gak? kita main games deh gue lagi perlu lawan, abisnya rata rata yang diajakin lawanan sama gue kalah melulu."

Karena tidak enak menolak, Rayyan pun mengiyakan ajakan Revan dan juga Jemima, dia membantu Jemima membawa piring dan gelas bekas mereka pakai, lalu menaruhnya di dapur.

"Gue mau ganti baju dulu, lo sama Revan aja." Jemima naik kekamar nya di lantai 2.

Jemima melempar seragamnya ke keranjang baju kotor, dia mengambilc celana pendek dan kaos berwarna pink, tiba tiba telepon berbunyi.

"Yes?" Jemima mengangkat tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Lo bisa kerumah gue sekarang?" kata Claudia.

"Yaudah, iya. Gue siap siap dulu." Jemima mematikan sambungan telepon nya, dia tidak mengganti bajunya, dia langsung membawa jaket dan membawa motor Revan yang terparkir di garasi.

Perjalanan ke rumah Claudia memakan waktu cukup lama, karena sudah sore hari, dan sore hari adalah jam keluar kantor, otomatis jalanan menjadi macet. Jemima sudah berusaha mencari jalan tercepat menuju rumah Claudia. Jemima memarkirkan motornya di depan pagar Claudia, lalu dia mengetuk pintu rumah Claudia.

"Di! Claudia!" Jemima mengetuk pintu rumah Claudia terus menerus.

"Eh Jemima! Mau ke Claudia ya?" sapa ibunya Claudia, "Iya tante, Claudia nya ada?"

"Ada, diatas, kamu langsung aja ke atas." setelah diperbolehkan masuk ke rumah Claudia, Jemima langsung naik ke lantai 2, ke kamar Claudia.

Tetapi tiba tiba Jemima kebelet pipis, dia belok ke arah kamar mandi sebelum ke kamar Claudia.

Jemima membuka pintu kamar Claudia dan ingin mengagetkan Claudia, "Di!" mata Jemima langsung membulat, dia melihat Claudia sedang berbicara dengan seseorang.

"Keyra? Ngapain lo disini?" tanya Jemima dengan nada sinis.

"Wait, 1, 2, 3 nah itu dia datang orangnya!" Keyra berseru, Jemima melihat ke arah tangga, dia melihat Pascal dengan nafas yang tidak beraturan, "Lo gapapa kan, Mim?"

"Apa maksud semua ini, Keyra?" bentak Jemima, dia juga menatap Claudia dengan sinis.

"Oh! Gue tau, kalian pasti kerja sama kan buat ngancurin hubungan gue sama Pascal? Iya kan?" Jemima berteriak.

"Kalo iya kenapa? Lo mau apa? Mau marah sama gue karena berhasil ngebuat kalian putus? Iya?" balas Keyra sewot.

Pascal langsung masuk ke dalam kamar Claudia, "Lo keterlaluan Keyra!"

"Lo juga Claudia, apa lo gak kasihan sama Jemima? Dia itu sahabat lo, sahabat deket lo!" Pascal menunjuk nunjuk Claudia.

Claudia berdiri dari duduknya, "Gak! Gue gapernah kasihan sama Jemima, cewe yang cantik juga ngga! Tapi bisa dapetin lo, Kal! Gue juga pengen dapetin lo." Claudia menghela nafas, "Oh iya satu lagi, gue gak yakin abis ini lo bakal tetep ngebela cewe kaya Jemima ini! Lo itu cuma bahan taruhan Jemima sama gue, Jemima itu gak beneran sayang sama lo, ngerti gak?"

Pascal terdiam, menatap Claudia dan Keyra secara bergantian, "Gue tau, tanpa lo kasih tau juga gue udah tau, tapi kalo gue bilang gue beneran jatuh cinta sama ini cewe, lo mau apa?"

Jemima yang awalnya berapi api langsung melihat kearah Pascal, dia seakan akan ingin menangis karena masalah yang menimpa nya hari ini terlalu banyak, mulai dari putus sampai sahabatnya yang tiba tiba berubah menjadi seseorang yang tidak Jemima kenal.

"Lo, gaboleh jatuh cinta sama cewe ini!" Keyra menunjuk Jemima, "Lo cuma boleh jatuh cinta sama gue."

Jemima menghiraukan perkataan Keyra, "Key, selamat! Gue nyerah, gue gak mau lagi masuk didalam permainan lo, gue cape. Lo boleh ambil Pascal lagi." Jemima menahan air mata nya yang akan turun.

Jemima menatap Claudia, "Dan lo Di, sahabat gue, orang yang ngebuat gue selalu seneng, kenapa lo gak bisa kesampingkan rasa egois lo? Lo terlalu terobsesi sama Pascal," Jemima mengusap air matanya, "Kita udah lama sahabatan, bahkan lo udah tau ukuran daleman gue tapi kenapa lo sama sekali gak ngehargain gue?"

"Lo juga Pascal, kita tuh udah terlalu jauh, bahkan harapan gue sekarang adalah lupain lo, pergi sejauh jauhnya dari kehidupan lo, gue gamau terlibat dalam masalah lo lagi, gue kapok." air mata Jemima mengalir deras, Pascal berusaha memeluk Jemima tetapi Jemima menolak, "Gamau, Kal! Gue gamau dipeluk sama lo, meluk lo itu sama aja kaya meluk pohon cactus, semakin erat gue meluknya, semakin sakit juga yang gue rasain."

"Mim, jangan nyerah! Kita bisa ngelewatin ini." kata Pascal.

Jemima melihat ke arah tangga rumah Claudia, dia melihat Rayyan sedang berjalan ke arah kamar Claudia, "Maaf Kal, gue pilih Rayyan."

hii!!
aduh maaf ya kalo gadapet feelnya
dipart selanjutnya gue bakal ngejelasin beberapa hal :
1. Kenapa claudia sama Keyra itu bisa kerja sama
2. Siapa keyra sebenarnya
3. Kenapa Rayyan bisa tau Jemima ada di rumah Claudia
4. Kenapa Keyra cepet cepet ngasih tau Jemima

btw gimana cover barunya? bagus gakkk? hihihi

kalo mampir, jangan lupa tinggalin jejak ya!

Love, J.

An Unstoppable ArmyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang