#1

4K 267 30
                                    

"ALAINNN!!"

"Apa?"

"LO KEMANAIN TAS GUE?!"

"Oh, ada tuh gue gantung di pintu."

"LO GANTUNG DI PINTU?! AMBILIN CEPET!"

"Ogah, ambil sendiri sana!"

"NGGAK BISA ELAH! GUE KAN NGGAK TINGGI!"

"Makanya, di mana-mana orang tuh tumbuh ke atas, kalo lo tumbuh ke samping, dasar pendek!"

"APA LO BILANG?! PENDEK?! HEH! GUE NGGAK PENDEK YA! CUMA NGGAK TINGGI AJA!"

"Apa bedanya, bego?!"

"BEDAIN AJA APA SUSAHNYA SIH?! AMBILIN TAS GUE BURUAAAN!"

Seperti inilah keseharian Angel dan Alain, selalu dipenuhi dengan percekcokan. Alain dengan hobinya menjahili Angel dan Angel dengan hobinya memarahi Alain.

Teman-teman di kelasnya sudah terbiasa dengan ini. Semua orang di sekolahnya juga sudah terbiasa disuguhi pemandangan seperti ini, pasalnya Angel dan Alain sudah seperti ini sejak pertama kali mereka bertemu yakni pada saat MOS.

Sekarang mereka berdua sudah duduk di bangku kelas XII SMA dan kelakuan mereka ini tidak pernah berhenti.

Anehnya selama 2,5 tahun ini Angel dan Alain selalu sekelas, dan anehnya lagi mereka selalu ditempatkan berseblahan.

Guru-guru sudah capek menghadapi duo A ini. Sudah berbagai macam hukuman dicoba oleh Angel dan Alain, tapi mereka tidak pernah kapok untuk terus bertengkar, walaupun hal yang mereka pertengkarkan itu sama sekali tidak penting.

"Alainn! Ambilin tas gue! Cepetan!" Angel berteriak tepat di samping telinga Alain membuat Alain mencibir sambil mengusap-ngusap telingannya yang terasa pengang.

Alain mendengus pelan. "Iyadeh, gue ambilin, minggir!"

Alain berjalan menuju pintu kelas diikuti Angel yang mengekor di belakangnya. Alain berhenti di depan pintu dan melihat ke atas membuat Angel ikut-ikutan melihat ke atas.

Di atas sana tas Angel tergantung. Bagi Angel pintu kelas ini sangat tinggi, maklumlah tubuh Angel memang mungil.

Alain lantas tersenyum miring melihat tas Angel yang dia gantung tadi saat Angel pergi ke toilet.

"Heh! Ngapain lo senyam-senyum?!" gertak Angel.

Alain mengangkat satu alisnya. "Gue nggak senyam-senyum, gue cuma senyum," jawabnya sok polos.

Angel mengelus dadanya berusaha sabar dan berusaha mengumpulkan tenaganya. "Alain jeleek! Mending sekarang lo ambilin tas gue sebelum lo, gue makan hidup-hidup!" Angel kembali berteriak membuat Alain menjauhkan tubuhnya dari Angel.

"Angel, Alain, apa yang kalian lakukan di depan pintu?!"

Mendengar itu Angel dan Alain menoleh lalu memasang senyum bodohnya.

Wajah garang Bu Sari—guru matematika di sekolah ini yang terkenal dengan kegalakannya—langsung menyambut mereka.

"Kalian ini nggak ada bosan-bosannya bertengkar, ya?! Kalian mau saya hukum?!" gertaknya lagi.

Alain menggaruk tengkuknya. "Yah Bu, kalo saya nggak bertengkar sama Angel rasanya nggak lengkap, Bu." jawabnya sambil kembali memasang senyum bodohnya.

Angel mengusap wajahnya saat mendengar jawaban Alain, bego kuadrat.

"Oh begitu, baiklah kalau begitu kalian berdua jangan masuk ke kelas saya, dan silahkan berdiri di lapangan sampai jam istirahat!" perintah Bu Sari.

Angel terbelalak.  "Yah Bu, jangan berdiri di lapangan dong, kalo saya nggak kuat gimana?" pinta Angel memelas.

"Nggak ada tapi-tapian Angel, silahkan ke lapangan sekarang!" perintahnya lagi, setelah itu Bu Sari masuk ke kelas meninggalkan Angel dan Alain yang masih berdiri di depan pintu.

Mati gue! Kalo gue emang bener-bener nggak kuat gimana? Gue nggak mau pingsan di depan si curut satu ini, ntar kalo dia mikir gue lemah gimana? Angel tertunduk lesu.

"Woy! Disuruh ke lapangan bukan ngelamun," seru Alain.

Angel tersadar, lalu berjalan tanpa memperdulikan Alain di belakangnya lalu berdiri di lapangan. Alain menyusul dan berdiri di samping Angel.

Mudah-mudahan gue kuat! Doa Angel dalam hati.

••

Sudah hampir dua jam Angel dan Alain berdiri di lapangan. Saat ini Alain tengah memperhatikan Angel dari samping. Tubuh Angel bercucuran keringat, kepalanya menunduk, matanya tertutup, tangannya terkepal, dan tubuhnya sesekali terhuyung ke samping.

Angel seperti sedang menahan sakit tapi dia berusaha menyembunyikannya. Walau sebenarnya itu sia-sia karena Alain menyadarinya.

Alain mengernyit saat melihat tubuh Angel yang terlihat semakin lemah. Kenapa nih anak? Tumben dia kayak begini. Alain membatin sambil terus memperhatikan Angel.

Hingga ....

.... BRUK!

Tubuh Angel jatuh ke dalam pelukan Alain.

***

[A/N] Pendek ya? Emang sengaja gue pendekin, rencananya sih untuk story gue yang ini palingan tiap partnya cuma 500-600 kata aja mentok-mentoknya sih 700 kata. Okay, gimana part pertamanya?

Vomment ya!

Back At One [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang