#14

1.4K 176 14
                                    

Sejak hari itu Angel berubah menjadi seseorang yang lebih ceria, sejak itu semua masalah Angel seperti sudah tidak berarti lagi, kehadiran Alain membuatnya selalu merasa bahagia, semenjak ada Alain semua masalah Angel tidak pernah dihiraukan lagi oleh Angel.

Alain benar-benar mengubah hidup Angel.

Seseorang menutup mata Angel dari belakang, Angel sempat kaget namun sedetik kemudian senyuman tercetak di bibirnya.

"Guess who?" tanya orang tersebut.

Angel menaruh tangannya di dagu, memasang pose berpikir. "Um, Adam Levine? Bukan bukan, Mario Maurer?" jawab Angel asal.

Alain terkekeh. "No no, this is Charlie Puth."

Angel melepaskan tangan Alain. "Ngimpi lo!" tangannya mendorong pelan pipi Alain.

Alain kembali terkekeh melihat reaksi Angel, jelas saja seperti itu karna Angel merupakan fungirlnya Charlie Puth.

"Nggak papa dong mimpi jadi Charlie Puth, lumayan tuh kalo aku jadi Charlie Puth kamu bisa peluk-peluk tiap hari," cetus Alain.

Angel menggeleng keras. "Hell no! Charlie Puth still Charlie Puth, nggak ada yang bisa nandingin, biarpun itu kamu tetep nggak akan bisa!" ketusnya.

Alain kembali terkekeh geli. "Udah-udah nggak usah marah-marah."

"Abisnya kamu duluan, sih!"

"Yaudah kalo gitu jangan cemberut, ntar tambah cantik." Alain tersenyum jahil.

"Gombal," balas Angel masih dengan nada ketus, tapi tidak bisa dipungkiri, pipi Angel memerah.

"Ih pipinya kenapa, tuh? Abis digosokin cabe, ya?"

Angel melotot lalu memukul bahu Alain keras-keras.

"Aw! Ampun-ampun! Sakit, Sayang." Alain mengaduh.

Angel kembali melotot. "Makan tuh sayang!" balasnya sambil kembali memukuli Alain.

Tidak tinggal diam, Alain segera mendekap kepala Alain di bawah ketiaknya membuat

Angel meronta-ronta minta dilepaskan. Hingga akhirnya Angel menyerah dan berhenti meronta, Alain segera melepaskan dekapannya lalu merangkul Angel.

"Makanya jangan durhaka sama calon suami!" celetuk Alain.

"ALAIN!"

"Iya, iya, ampun Nyai,"

Walaupun sudah resmi berpacaran, 'hobi' bertengkar Angel dan Alain tidak hilang, justru semakin ganas, tidak jarang Angel menggigit tangan Alain karena kesal, namun justru itulah yang semakin mempererat hubungan mereka berdua.

Dua bulan menjalin hubungan membuat Angel dan Alain semakin dekat, walaupun Angel sebenarnya masih menyembunyikan banyak hal dari Alain tapi hal itu sama sekali tidak mempengaruhi hubungan mereka.

Senyuman selalu terukir di bibir Angel setiap hari, bukan lagi senyum palsu melainkan senyum tulus.

Walupun ujian nasional sudah semakin dekat, Angel dan Alain tampak biasa-biasa saja, mereka memang cukup berprestasi jadi mereka tidak perlu khawatir untuk menghadapi ujian nasional yang sudah di depan mata.

"Kantin yuk!" ajak Alain, Angel mengangguk dan mereka berdua segera berjalan menuju kantin.

Angel dan Alain segera mengambil tempat duduk setelah memesan makanan. Angel memainkan handphonenya sedangkan Alain mencari topik untuk dibicarakan.

"Angel," panggil Alain.

"Hm,"

"Kalo lulus kamu mau lanjut di mana?" tanya Alain.

Angel yang masih fokus pada hp hanya menggeleng. "Nggak tahu, belum dipikirin. Kamu?"

Alain tersenyum. "Aku mau lanjut ke fakultas kedokteran,"

"Oh, mau jadi Dokter apa?" tanya Angel cuek.

"Mau jadi Dokter spesialis kanker."

Angel mengangkat kepalanya, menatap Alain, tiba-tiba saja jantungnya berdetak dengan cepat. "K— kok gitu?"

"Soalnya aku pengen bantu ngerawat atau bahkan mungkin nyembuhin para penderita kanker. Kasian tahu, ada yang masih muda udah kena kanker padahal masa depannya masih panjang tapi harus terhambat karna kanker itu, makanya aku pengen jadi dokter spesialis kanker," jelas Alain.

Angel terdiam sesaat. "O— oh gitu." Angel mengalihkan pandangannya dari mata Alain, "aku ke toilet dulu ya." lanjutnya dan langsung meninggalkan Alain tanpa menunggu jawaban Alain.

Angel masuk kedalam toilet lalu menatap dirinya di cermin, tangannya memutar kran air dan dia segera membasuh wajahnya yang agak pucat.

"Great, Angel. Alain mau jadi spesialis kanker dan dia bahkan nggak tahu kalau pacarnya ...." Angel menghentikan ucapannya, dia kembali menatap dirinya lalu tersenyum pahit, "you gonna hurt him,"

Angel menghela napas berat. "Angel itu kuat, Angel itu kuat." rapalnya seolah-olah itu adalah mantra yang bisa menguatkan dirinya sendiri.

Setelah merasa lebih baik, Angel kembali ke kantin, di lihatnya Alain tengah memainkan handphone miliknya—Angel—yang dia tinggalkan di meja tadi, senyum pahit kembali terbentuk di bibir Angel.

"Hey, kok lama?" tanya Alain ketika Angel duduk di hadapannya.

Angel menggeleng pelan sambil tersenyum. "Kamu belum makan?" dia menatap makanan Alain yang sama sekali belum tersentuh.

Alain tersenyum manis, sangat manis. "Belum, maunya makan sama kamu,"

Angel terkekeh. "Yaudah, ayo makan,"

"Suapin," rengek Alain.

"Manja!" ketus Angel, tapi dia tetap menyuapi Alain.

Satu hal yang Angel tahu, dia akan merindukan saat-saat seperti ini.

***

[A/N] Thanks buat 360++ votesnya guyss, makin sayang deh sama kalian ❤❤

Jangan lupa bahagia!

Eh, salah,

Jangan lupa Vomment!

Kiss💋

Back At One [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang