Angel mengerjapkan matanya, berusaha bangkit dari alam mimpi, sinar matahari yang muncul melalui sela-sela jendela mengganggunya dan memaksanya untuk bangun.
Dengan muka bantalnya, Angel bangkit lalu berjalan ke arah kamar mandi dan menyiapkan diri untuk sekolah.
Setelah siap, Angel keluar dari kamar, mengunci pintu, dan menyimpan kuncinya di dalam tas.
Angel menuju ruang makan, niatnya sih untuk mengambil roti berlapis selai cokelat kesukaannya, tapi ternyata seluruh keluarganya ada di ruang makan.
Keluarga, huh?
Angel tetap berjalan menuju meja makan, dia mengambil selembar roti, mengoleskan selai cokelat dan melangkah pergi tanpa memperdulikan semua orang yang berada di ruang makan.
"Angel!" tegur Raka—Papa Angel dan Julian—pada Angel yang baru beberapa langkah dari ruang makan.
Angel berhenti, tapi dia cuma melirik sebentar dan kembali melangkah, hal itu membuat Raka geram.
"ANGEL!" tegur Raka dengan suara yang naik satu oktaf.
Angel memejamkan mata dan berhenti kembali, tapi dia hanya diam membelakangi meja makan.
"Kamu ini emang bener-bener nggak sopan sama orang tua, ya! Siapa yang ngajarin kamu?!"
Angel tersenyum miring. "Oh, Angel pikir Angel udah nggak punya orang tua," katanya dingin dan membuat Raka, Julian dan Diandra—Mama Angel dan Julian—menatap Angel tidak percaya.
BRAK!
Raka menggebrak meja makan membuat semua orang terkejut, termasuk Angel.
"Jaga mulut kamu Angel! Kamu ini memang nggak tahu terima kasih sama orang tua! Kami kerja banting tulang nyari uang hanya untuk kamu dan Julian! Tapi begini balasan kamu?!" seru Raka menahan amarah.
"Percuma kalian kerja banting tulang! Angel nggak butuh uang kalian, Angel bener-bener nggak butuh!"
"Jadi mau kamu apa, hah?!"
"Angel nggak mau apa-apa, Angel hanya butuh kasih sayang dari orang tua Angel yang sekarang lebih sayang sama pekerjaannya di banding anaknya, bahkan orang tua Angel nggak pernah nanyain keadaan Angel, Angel udah makan apa belom, nggak pernah kasih ciuman dan pelukan di saat Angel terpuruk, Angel sendirian, Angel nggak punya siapa-siapa, Kak Julian pun nggak pernah ada buat Angel, Kak Julian lebih sayang sama pacar dan teman-temannya dibanding Angel, Angel rasa Angel bukan siapa-siapa di sini, Angel rasa nggak seharusnya Angel ada di dunia,"
Angel mati-matian menahan tangisnya agar tidak pecah di hadapan keluarganya, lalu dia buru-buru keluar meninggalkan semua orang di ruang makan yang memandangnya tidak percaya.
"Shit!" umpat Raka saat Angel sudah pergi dengan supirnya.
Saat mobil berjalan menjauhi rumah, tangis Angel pecah, dia menangis sejadi-jadinya, dia lega karena bisa mengeluarkan kata-kata yang selama ini hanya bisa tertahan di tenggorokannya, tapi dia juga takut, takut apabila keluarganya akan tetap seperti itu.
Supir Angel yang melihat Angel menangis hanya bisa diam sambil sesekali melirik Angel, dia mengambil kotak tisu dan memberikannya ke Angel karena mereka sudah dekat dengan sekolah Angel.
Angel menyeka air matanya, lalu turun dari mobil dengan mata yang membengkak. Sekarang baru pukul 6:45, dan bel masuk akan berbunyi pukul 7:15.
Angel duduk di kursinya, dia melipat tagannya di atas meja dan menenggelamkan wajahnya di sana.
Rasanya baru beberapa menit Angel memejamkan matanya, tapi dia merasakan sebuah tangan menarik-narik rambutnya.
Tanpa dikasih tahu pun Angel tahu itu adalah Alain, dan untuk saat ini Angel malas menaggapi Alain.
Alain semakin gencar menarik-narik rambut Angel, emosi Angel naik seketika, dia menyentak tangan Alain kasar lalu menatap Alain sengit. "Mau lo apa sih?!" serunya.
Bukannya menjawab, Alain malah menatap Angel intens. "Angel, lo abis nangis?" tanyanya.
"S—siapa yang nangis? Gue nggak nangis!" Angel berusaha mengelak, mengalihkan pandangannya ke arah lain, tapi Alain memegang pipi Angel dan kembali menatapnya.
"Kenapa lo nangis? Siapa yang buat lo nangis?" tanya Alain serius.
"Apa urusan lo? Emang lo siapa?" balas Angel, sedetik kemudian dia menyesali kata-kata yang keluar dari mulutnya itu.
Alain terdiam, dia melepaskan tangannya dari pipi Angel.
Oh tentu saja jawabannya sangat jelas. Alain bukan siapa-siapa.
***
[A/N] vomment vomment vomment vomment.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back At One [TAMAT]
Novela JuvenilPernah dengar kalimat; "Seorang perempuan pandai menyembunyikan luka di balik senyuman" 'kan? Tidak yang banyak tahu, berapa banyak topeng yang digunakan oleh seorang perempuan untuk menutupi apa yang ingin ditutupi. Di sini ada Angel, seorang gadi...