#11

1.3K 188 9
                                    

Senyum Angel mengembang ketika melihat hamparan taman bunga Edelweis di hadapannya, bunga kesukaannya, bunga abadi, bunga yang menjadi inspirasi hidupnya.

Kaki Angel mulai bergerak, dia berlari mengelilingi hamparan bunga yang seakan-akan tidak ada ujungnya itu, tangannya menari-nari memegang bunga-bunga indah itu.

Tiba-tiba saja gerakan Angel terhenti, badannya kaku, tidak bisa digerakan sama sekali.

Angel melirik tubuhnya, dia baru sadar kalau saat ini dia mengenakan sebuah dress selutut berwarna Broken White, gaunnya sangat indah dan pas di tubuh Angel.

Tapi darimana gaun ini berasal?

Ketika Angel mengangkat wajahnya, dia terkejut setengah mati, tenggorokannya tercekat. Hamparan bunga-bunga tadi lenyap entah kemana, digantikan dengan hamparan bunga-bunga mati.

Tapi ... bukankah bunga Edelweis itu abadi?

Angel menutup matanya ketika seberkas cahaya putih muncul di hadapannya, beberapa saat kemudian Angel membuka matanya dan menyesuaikan diri dengan cahaya itu.

Kaki Angel bergerak menuju ke arah cahaya itu, tapi itu bukan Angel, dia tidak menggerakkan tubuhnya sama sekali, seolah-olah ada yang menariknya ke arah cahaya itu.

Angel berusaha melawan, namun nihil tubuhnya tetap bergerak ke arah cahaya itu.

Semakin dekat semakin terang cahaya itu.

Angel berteriak sekuat tenaga, tapi suaranya tidak keluar sama sekali, pandangannya mulai buram oleh air mata.

Semakin dekat, Angel kembali berteriak, tapi suaranya tetap tidak keluar, air mata mulai mengaliri pipinya.

Semakin dekat, semakin deras air mata yang mengaliri pipi Angel, dengan satu tarikan napas, Angel kembali berteriak—

"—AAAAAAAAAA!!"

Angel terduduk kaget di tempat tidur, napasnya tersenggal, tubuhnya basah oleh keringat, pipinya basah karena air mata, matanya melihat sekelilingnya dengan liar, memastikan di mana dia berada.

Ketika menyadari bahwa dia ada di rumah, Angel menarik napas lega, dia mengusap wajahnya yang basah dengan kasar.

"Mimpi apa itu, Tuhan?" bisiknya pada dirinya sendiri.

Perlahan, Angel berdiri dari kasur, tapi dia langsung terdiam ketika dia sadar kamar itu bukan kamarnya.

Angel mengetukan jari telunjuknya di dagu dan memutar kembali kejadian kemarin.

Sedetik kemudian matanya melebar namun dengan cepat terganti dengan sebuah senyuman teduh dan manis.

"Thanks, Al." katanya sambil mengehembuskan napas panjang.

Angel segera berjalan menuju kamarnya dan bersiap untuk sekolah.

••

Pagi ini Angel kembali seperti biasa, tersenyum di pagi hari, membalas sapaan orang-orang yang menyapanya, hingga dia sampai di kelas.

Angel meletakkan tasnya di tempat duduknya lalu menjatuhkan bokongnya di bangku itu.

Ekspresinya ceria pagi ini, senyum selalu tersungging di bibirnya, namun itu tidak berpengaruh untuk Alain, dia tahu di balik senyum itu Angel menyimpan sejuta luka yang menyakitkan.

Alain memperhatikan Angel yang sibuk membalas sapaan teman-teman kelas mereka.

Angel yang menyadari bahwa Alain tengah memperhatikannya langsung menoleh dan memberi Alain pandangan -kenapa?-

Alain menatap Angel tepat di matanya, hal itu membuat jantung Angel berdetak dengan cepat.

Alain tersenyum kecut ketika dia masih melihat luka-luka tersembunyi dari mata Angel.

"Lo nggak usah pura-pura bahagia di depan gue," kata Alain sarkastik.

Dengan itu ekspresi Angel langsung berubah 180 derajat, bibirnya yang tadi melengkung ke atas langsung melengkung ke bawah.

Terbesit rasa heran di hatinya. Bagaimana bisa Alain mengetahui apa yang dia sembunyikan?

"Gue nyuruh lo untuk berhenti pura-pura bahagia bukan berarti gue nyuruh lo untuk berhenti senyum," kata Alain lagi.

Angel mengernyit bingung.

Alain mengubah posisinya menjadi menghadap Angel, tangannya terangkat untuk memegang kedua sudut bibir Angel. "Gini aja," tangan Alain menarik kedua sudut bibir Angel ke atas hingga membentuk sebuah senyuman.

Angel terpengarah, beberapa saat kemudian senyuman itu berubah menjadi sebuah senyum tulus, Alain melepaskan tangannya dari kedua sudut bibir Angel.

Dia ikut tersenyum ketika melihat senyuman Angel.

"Thanks, Al." ujar Angel tulus.

Alain kembali tersenyum. "Noprob, Ngel," tangan Alain terangkat untuk mengacak rambut Angel, setelah itu dia memperbaiki posisi duduknya, kembali menghadap ke depan karena bel masuk telah berbunyi.

"Btw, yang gue bilang kemarin itu bener ya, gue akan selalu ada di samping lo." kata Alain tiba-tiba.

Angel menoleh, jantungnya kembali berdetak melewati batas normal, Angel hanya tersenyum tipis dan memusatkan perhatiannya pada guru yang baru saja masuk ke kelas mereka.

***

[A/N] Alain co cwitttt, jadi pengen di gituin juga #plak

jangan lupa Vote dan Comment kalian guys 😋

Back At One [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang