#17

1.3K 122 7
                                    

Sudah hampir satu bulan sejak Alain mengetahui Angel mengidap kanker otak. Selama ini Alain selalu di samping Angel, memberi semangat agar gadis itu tetap kuat, tapi tetap saja, semakin hari, rasa takut kehilangan itu semakin besar.

Saat ini Alain tengah berada di kantin bersama Megan.

Alain menatap mie ayamnya tanpa minat, tatapan matanya kosong, pikirannya melayang pada Angel.

Megan yang melihat itu mengernyit bingung. "Lo kenapa deh?"

Alain melirik sedikit ke arah Megan lalu kembali menatap mie ayamnya.

Megan yang merasa dicuekkan lantas memukul kepala Alain dengan sendok. Biasanya, Alain langsung melotot sambil marah-marah, tapi kali ini Alain hanya diam.

Saat itu juga Megan tahu Alain sedang ada masalah serius. "Ada masalah ya, Al? Cerita aja sama gue." Megan menatap lembut ke arah sahabatnya itu.

Alain menghela napas berat. "Angel," lirih Alain tiba-tiba.

Megan mengernyit. "Hah? Angel? Kenapa? Lo berantem sama dia?" tanyanya beruntun.

"Gue nggak berantem sama dia." kata Alain pelan.

"Terus?"

"Dia sakit,"

Megan mengangguk-ngangguk. "Oh, sakit toh. Pantes aja nggak masuk sekolah beberapa minggu ini, emang dia sakit apa?"

"Kanker otak."

Megan melotot seketika. "HAH?! LO BECANDA KAN?!"

"Buat apa gue becanda?" tanya Alain datar.

Megan meringis. "Sorry, Al. Emang bener gitu, ya? Berarti sekarang dia lagi di rumah sakit, dong?"

Alain mengangguk pelan. "G— gue takut, Meg." lirih Alain lagi.

Megan kembali mengernyit.

"Gue takut dia bakal .... ninggalin gue," lanjutnya.

Megan melotot lalu memukul kepala Alain lagi ketika mendengar ucapan Alain, "Ngomong itu jangan asal, Al! Angel itu kuat, masa lo lemah gini sih?!" Sewot Megan.

"Tapi—"

"Udah ya, Al. Mending sekarang abisin mie ayam lo, terus pulang sebentar kita jenguk Angel, oke?" potong Megan.

Alain hanya mengangguk samar lalu mulai melahap mie ayamnya tanpa minat.

••

Alain dan Megan berjalan berdampingan menuju ruangan Angel. Alain bisa melihat Julian dan Bintang yang sedang duduk di kursi tunggu di depan ruangan Angel, hal itu membuat Alain mengernyit.

Kenapa nggak tunggu di dalem aja coba? Pikirnya.

Akhirnya Alain dan Megan memutuskan untuk menghampiri Julian dan Bintang.

"Hai Kak Jul, Bintang." sapa Alain.

"Hai," jawab Julian dan Bintang bersamaan.

"Kak, kenalin ini Megan, sahabat gue." kata Alain memperkenalkan Megan, Megan dan Julian saling melempar senyum tipis lalu memperkenalkan diri masing-masing, kalau dengan Bintang, Megan sudah tahu.

"Kok nggak masuk ke dalem?" tanya Alain.

Julian tersenyum. "Ada Mama sama Papa di dalem,"

Alain hanya manggut-manggut lalu memutuskan untuk ikut duduk bersama.

Setelah beberapa saat mengbrol, pintu kamar Angel terbuka.

Sosok Diandra dan Raka muncul, mereka berdua melempar senyum untuk Angel di dalam ruangan lalu kembali menutup pintu.

Tepat pada saat pintu tertutup, tangis Diandra pecah, dia memeluk suaminya yang juga sedang menahan tangisnya.

Alain hanya bisa tertegun melihat sepasang suami istri itu, kenapa rasanya Alain ikut sakit melihat Papa dan Mama Angel menangis? Terlebih lagi mereka menangisi Angel. Angelnya.

Saat tangis Diandra mulai reda, Raka membawa Diandra duduk.

"Ini semua salah Mama, harusnya Mama lebih peduli ke Angel." sesal Diandra dengan napas yang masih satu-satu.

"Udah lah, Ma. Ini bukan salah Mama, ini takdir." jawab Julian tulus.

Diandra memaksakan untuk tersenyum lalu dia menatap Alain. "Kamu pasti Alain 'kan? Angel tadi cerita tentang kamu, makasih ya Alain, makasih udah sayang sama anak Tante,"

Alain hanya mengangguk sambil tersenyum, dia bingung ingin menjawab apa.

"Kamu mau masuk? Masuk aja ke dalam." kata Diandra lagi.

Alain mengangguk. "Kalo gitu Alain ke dalam dulu ya, Tante. Ayo, Megan."

Megan berdiri dari duduknya lalu mengikuti Alain masuk ke dalam ruangan Angel, sebelumnya dia melemparkan senyum kepada orang-orang di sekitarnya.

Alain dan Megan masuk ke dalam ruangan Angel lalu mendekati Angel yang tengah berbaring di ranjangnya.

"Hey," sapa Alain, dan Megan hanya melambaikan pelan tangannya pada Angel.

"Hey," balas Angel lemah. Wajah Angel terlihat makin pucat, tubuhnya juga semakin kurus, bahkan rambut indahnya sudah mulai berguguran.

"Gimana kabar kamu hari ini?"

"You can see it, right?"

Alain tersenyum menenangkan saat mendengar jawaban lemah Angel.

Di sisi lain Megan hanya bisa tertegun melihat Angel yang terlihat sangat lemah dan rapuh, sangat berbeda dengan Angel yang biasanya dia jumpai di sekolah.

"Al, Angel. Gue ke kantin dulu ya, haus." kata Megan lalu dia keluar dari ruangan Angel, tersenyum pada keluarga Angel, lalu pergi menuju ke kantin rumah sakit.

Sebenarnya dia tidak haus, hanya saja dia tidak kuat melihat sahabatnya yang sok tegar di depan Angel, padahal Megan sangat tahu kalau Alain sangat rapuh di dalamnya, Alain hanya ingin kelihatan kuat di depan Angel.

Alain sangat pandai menyembunyikan ekspresinya di depan Angel, tapi Megan tahu apa yang di rasakan Alain, Alain jauh lebih rapuh daripada Angel.

"Kuatkan Alain, Tuhan."

***

[A/N] Slow update :')

Jangan lupa vote comment kalian guys!

Back At One [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang