Pt. 8

879 100 16
                                    

Author POV

"Baekhyun bisu karena ada yang meracuninya dengan zat etanol. Sepertinya, orang itu mencampurkan zat itu ke minumannya. Kau tahu kan kalau zat etanol itu tidak berwarna, jadi tidak akan ada yang curiga kalau makanan atau minuman dicampur dengan zat itu." Ujar Yura dengan tatapan serius.

"Zat etanol bukannya zat untuk camputan alkohol dan zat untuk lab ya?"

Yura mengangguk mengiyakan, "Tapi kalau dalam alkohol, porsinya mungkin hanya setetes saja. Karena setahuku, zat etanol sangat berbahaya. Pita suara Baekhyun saja sampai rusak, kan?"

"Siapa pelakunya? Siapa orang yang tega melakukan ini pada Baekhyun?"

Yura menyenderkan punggungnya ke senderan kursi, melipat kedua lengannya didepan dada, dan memiringkan kepalanya ke kanan, " Entahlah. Sampai saat ini tidak ada yang tahu siapa yang tega melakukan hal ini pada Baekhyun."

"Memangnya siapa yang memberikan minuman itu pada Baekhyun?"

"Taehyung. Tapi Taehyung tidak mungkin melakukannya, kan?"

Yura melirik Chanyeol sebentar, lalu menegakkan posisi duduknya, "By the way, kenapa kau terus bertanya tentang dia? Apa kau menyukainya?"

Chanyeol terlihat sedikit gugup. Ia pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. "T-tidak. Ma-mana mungkin aku menyukainya."

Yura berdiri dari duduknya, "Ingatlah. Baekhyun itu straight," setelah itu dia langsung pergi bersama dengan beberapa buku yang ada di dekapannya untuk ditata di rak buku.

Sedangkan Chanyeol masih duduk termenung ditempatnya. Entah apa yang dia pikirkan.

~•~•~•~

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Tapi Baekhyun dan Taehyung masih duduk dibangku masing-masing.

"Apa kau tidak mau pulang, hyung?" Taehyung berdiri dan menghampiri bangku Baekhyun.

Baekhyun hanya diam, tanpa mengalihkan perhatiannya pada sepatu yang dikenakannya. Taehyung tersenyum dan duduk dibangku didepan Baekhyun, lalu memutarnya hingga ia berhadapan dengan Baekhyun.

"Hyung, kenapa saat dirumah kau selalu mendekam dikamar? Apa yang kau lakukan? Tidur? Atau bermain game?"

Baekhyun masih bergeming.

"Tapi aku tidak mendengar suara berisik dari luar kamarmu."

"Ah ya, nilai sastramu meningkat. Apa hyung mulai membaca buku? Haha aku bahkan masih ingat kalau dulu hyung sangat benci semua hal yang berhubungan dengan buku, membaca, dan menghitung."

Taehyung tersenyum lembut, meski Baekhyun tidak bisa melihat senyumannya. Setidaknya, ia merasa sedikit senang karena hyungnya masih mau bertahan dan mencari hobi lain seperti membaca dan menulis.

Awalnya, Taehyung takut kalau hyungnya frustasi karena kehilangan kemampuan suaranya, yang berarti dia harus mengubur dalam-dalam impiannya untuk menjadi penyanyi, dan itu sangatlah sulit. Kalian tahu, kan? Banyak orang yang akan lebih memilih bunuh diri daripada bertahan tanpa suara.

Baekhyun meraih tasnya dan tanpa melirik Taehyung, dia langsung pergi meninggalkan kelas.

'Baekhyun hyung bahkan tidak mengatakan terima kasih.'

Apapun yang hyungnya lakukan, Taehyung hanya bisa pasrah. Hubungannya dengan hyungnya semakin merenggang, tidak sedekat dulu. Ingin sekali ia merangkul bahu hyungnya dan tertawa bersama untuk selamanya, tapi takdir berkata lain. Takdir memisahkan mereka.

Kini Baekhyun dan Taehyung sedang berjalan untuk pulang, dengan Taehyung yang mengekori Baekhyun dibelakangnya seperti biasa.

"Apa yang sedang kau pikirkan hyung?"

Trust Me, Please ? [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang