Pt. 18

470 60 2
                                    

Haii~ Jungie is back
Hampir setahun njir nih ff terbengkalai :'v
Pas itu sempet mau aku hapus, tapi banyak yg ga setuju. Yaudah aku biarin. Dan gataunya, ada beberapa orang yg minta lanjut :""
Yaudah ku lanjutin aja :'v

Karna kayanya byk yg lupa nih alur, bakal aku kasih preview kejadian yg udah lalu

..
..

Jung Baekhyun, adalah kakak dari Jung Taehyung. Anak dari Jung Daehyun dan Jung Youngjae. Seorang remaja laki-laki yang berumur 18th, kelas 3 di Byeolde High School.

Yang dulu hidupnya normal, kini menjadi serba mengenaskan. Tepatnya, saat lomba menyanyi 2 bulan yang lalu, Taehyung memberikan Baekhyun minuman air mineral. Air yang ternyata mengamdung zat etanol yang bisa merusak pita suaranya. Hingga kini. Baekhyun dinyatakan bisu permanent.

Hari-hari Baekhyun hanya sarapan, sekolah, lalu mengurung diri di kamar hingga pagi menjelang lagi. Baekhyun, yang dulu sangat ramai dan barbar, kimi menjadi pendiam yang sangat diam. Baekhyun, yang dulu selalu kemanapun dengan Taehyung, kini hanya akan menatap pemuda itu dengan benci. Baekhyun membenci Taehyung.

Hingga pertemuan Baekhyun dengan Chanyeol, pemuda berkacamata yang merupakan pengurus perpustakaan itu, selalu ada di saat Baekhyun membutuhkannya. Lalu, ada Sehun yang suka mengganggunya dengan melakukan pelecehan. Dan Taehyung yang semampu mungkin akan menolong Baekhyun saat dirinya diganggu oleh Sehun.


~•~•~•~ Trust Me, Please ~•~•~•~

Dengan segera, Chanyeol keluar dari tempat persembunyiannya-di balik mobil-dan mendekati Baekhyun. Dia menepuk-nepuk pipi Baekhyun, berharap si pemuda manis itu sadar dari pingsannya. Tapi, semua yang dilakukannya sia-sia.

Jadi, Chanyeol menelusupkan kedua tangannya di belakang tengkuk dan lutut Baekhyun, lalu menggendongnya. Tubuh Baekhyun terasa sangat ringan.

"Aku akan membawamu ke ruang kesehatan."

Chanyeol telah sampai di ruang kesehatan. Ada dokter Minhee di sana. Dokter muda itu agak terkejut saat muridnya datang dengan pemuda yang pingsam di gendongannya. Dengan tanggap, Minhee menyibak gorden UKS dan menyuruh Chanyeol untuk membaringkan pemuda itu diranjang.

"Apa yang terjadi?"

Minhee menyentuh pergelangan tangan Baekhyun dan mengecek urat nadinya. Lalu, beralih ke dahi.

"Dia pingsan."

Dengan sabar, Minhee menarik selimut setinggi leher Baekhyun.

"Ya, aku tau kalau dia pingsan. Dan jelaskan alasan dia pingsan seperti ini."

"Aku hanya tidak sengaja lewat dan melihatnya jatuh pingsan. Hanya itu saja, sungguh." Chanyeol berbohong. Ya, dirinya tidak mungkin memberitahukan fakta yang sebenarnya kan? Lagipula, jikalau dia berkata jujur, wanita di hadapannya ini pasti tidak akan percaya. Karena tidak adanya bukti.

Dengan sekali tarikan napas, Minhee tersenyum. "Baiklah. Terimakasih sudah membawanya kemari. Kau boleh kembali ke kelasmu."

Agak tidak rela sebenarnya untuk meninggalkan Baekhyun. Tapi, apa boleh buat? Dia harus masuk ke kelasnya sekarang. Lagipula, sudah ada dokter Minhee. Jadi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bukan?

"Baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu, dokter."

Setelah kepergian Chanyeol, Minhee kembali menarik selimut Baekhyun dan meraih pergelangan tangannya. Ada bekas kemerahan di sana.

Sebenarnya, Minhee tau kalau pemuda ini pasti mengalami suatu hal sebelum ia pingsan. Hanya dilihat dari pergelangannya yang merah, Minhee dapat menyimpulkan kalau pemuda ini habis ditarik paksa dengan kuat hingga membekas begini.

Wajah pemuda ini juga pucat. Menandakan kalau dia sakit dan kelelahan.

Minhee menuju lemari obat dan mengambil krim untuk memar, lalu mengoleskannya ke pergelangan Baekhyun.

.
.
.
.

"APA MAKSUDMU, HAH?!" teriak Sehun frustasi. Fak. Dia sudah menunggu selama ini untuk hal yang tidak pasti? Rasanya Sehun ingin meledak sekarang juga. Dia membanting ponselnya ke ranjang.

Sehun mengacak rambutnya geram. Barusan Jimin menelpon jika rencananya gagal dikarenakan ayah Kris yang tiba-tiba datang ke sekolah. Dan bodohnya, mereka meninggalkan Baekhyun yang pingsan di parkiran sekolah.

Jimin dan Namjoon memang bodoh. Seharusnya Baekhyun langsung dimasukkan ke dalam mobil, lalu membawanya ke hotel yang ditempati Sehun. Bukannya meninggalkan Baekhyun dengan alasan takut berhadapan dengan sosok ayah Kris.

Yah, pantas saja sih Jimin dan Namjoon takut berhadapan dengan ayah Kris. Berdasarkan pengalaman terakhir mereka bertemu ayah Kris, beliau membentak Jimin dan Namjoon habis-habisan. Katanya, Kris tidak diijinkan berteman dengan kelas rendahan seperti mereka.

Maksudku, Kris adalah keluarga dari golongan konglomerat seperti Sehun. Makanya, Sehun tidak kena marah, dan malah Jimin dan Namjoon yang kena marah. Dan karena alasan itulah, Jimin dan Namjoon selalu menghindar jika bertemu ayah Kris. Takut? Tentu.

Sehun mulai berfikir mengenai rencana apalagi yang akan dia gunakan untuk meruntuhkan Baekhyun.

Dan jika dipikir-pikir, bukankah Sehun sudah membuat Baekhyun malu di depan publik? Sehun sudah berulang kali mengecap Baekhyun di area sekolah yang banyak di lalui murid.

Tapi tetap saja, menurut Sehun itu tidak seberapa dibanding saat dirinya ditolak oleh Baekhyun waktu itu. Dirinya yang dipermalukan, dihina, bahkan ditampar. Itu lebih memalukan.

.
.
.
.
.
.

Taehyung mengerjapkan matanya berulang kali. Setelah kesadarannya kembali penuh, dia menggerakkan tubuhnya. Dan, tubuhnya tidak sakit lagi. Wah, ini berkat pijatan dari pemuda kelinci itu yang bernama Jungkook.

Dengan seulas senyum, Taehyung mencoba mengingat wajah manis Jungkook. Perlakuan manisnya yang mirip hyungnya.

Tunggu, dimana hyungnya?

Dengan reflek, Taehyung langsung menyibak selimutnya dan berbalik ke samping untuk turun dari ranjang, tapi gerakannya terhenti. Di kala dirinya melihat hyung tersayangnya itu tidur di ranjang itu.

Taehyung turun dari ranjangnya dan mendekati Baekhyun. Dengan tangan bergetar, dia melihat wajah pucat itu yang tertidur pulas. Dia menyentuh pipi itu yang terasa dingin di tangannya.

Ah, bagaimana bisa Taehyung sempat melupakan hyung cantiknya ini demi Jungkook? Pemuda yang bahkan baru dia temui. Taehyung merasa sangat bersalah. Terlebih, karena bukan dirinya yang menolong Baekhyun dan membopongnya kemari. Malahan, dirinya enak-enakan dipijat oleh Jungkook.

Bagaimana bisa dirinya tersenyum saat Baekhyun menangis menahan sakit? Oh, Taehyung ingin menangis sekarang. Ia merasa telah menjadi adik yang gagal.

Dengan gerakan perlahan, Taehyung menyibak sedikit selimut Baekhyun dan meraih tangan yang lebih kurus darinya itu. Taehyung menggeram pelan saat pergelangan itu terlihat memerah. Dirinya tahu pasti kalau itu adalah perbuatan teman-teman Sehun yang bajingan itu.

Sangat hati-hati, Taehyung menautkan jemarinya dengan Baekhyun, sebisa mungkin tidak membangunkan hyungnya.

Mengingat hyungnya yang di kala itu hanya diam saat dirinya dihajar, membuat hati Taehyung teriris. Sebegitu bencinya kah sosok Baekhyun terhadap dirinya? Hingga tidak ada bantuan yang diterimanya saat itu.

Taehyung mendekatkan wajahnya pada Baekhyun. Tanpa terasa, ia meneteskan air matanya hingga jatuh di atas pipi mulus Baekhyun yang masih terlelap.

Lalu meremas tautan jemari mereka sambil berbisik pelan, "Kau adalah kakakku. Orang yang paling berharga bagiku. Kumohon, percayalah padaku sekali lagi. Aku tidak akan menyakitimu dan akan selalu melindungimu. Hyung, aku menyayangimu."

Dan kecupan di dahi Baekhyun adalah penutup segalanya, sebelum Taehyung pergi meninggalkan ruangan itu.

.
.
.
.
.

TBC

Kalo suka, vomment jangan lupa ya :'v

Trust Me, Please ? [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang