Pt. 13 - The Story (2)

918 93 7
                                    

"Ingin mendengar sebuah cerita?"

Chanyeol mengangguk dan menatap Taehyung yang berwajah sendu. Mata Taehyung pun terlihat seperti memancarkan kesedihan. Matanya sayu memandang rerumputan hijau yang didudukinya.

Chanyeol pun mengalihkan perhatiannya ke arah anjingnya yang yang sepertinya sangat menikmati momennya bersama anjing milik Taehyung. Chanyeol tersenyum melihat kedua anjing didepannya yang terlihat saling menyayangi.

Perkataan Taehyung beberapa menit yang lalu kembali berputar-putar mengitari otak Chanyeol. Perkataan -atau pernyataan- mengenai orientasi seksual seseorang yang dipengaruhi lingkungan.

Benar juga. Chanyeol jadi teringat perkataan Yura yang mengatakan kalau Baekhyun itu masih straight, bukan gay. Tapi keluarganya? Chanyeol bahkan melihat dengan kedua matanya secara langsung kalau ibu Baekhyun adalah pria. Itu berarti, Baekhyun dibesarkan oleh pasangan gay, bukan?

"Ini tentang dua ekor ekor kelinci jantan bernama Poci dan Pico."

Chanyeol mengerutkan dahinya bingung. Dia pikir, Taehyung akan menceritakan kehidupannya. Tapi kenapa sekarang yang ia dengar adalah dongeng anak kecil? Walau begitu, Chanyeol hanya diam dan mendengarkannya. Dia sedikit membenahi kacamatanya yang sedikit melorot dari pangkal hidungnya.

"Mereka adalah saudara. Saudara yang terus bersama-sama kemanapun dan dimanapun. Dimana ada Poci, maka disitu adalah Pico. Mereka menghabiskan waktu seharian untuk bermain, bermain, dan bermain. Sampai-sampai, induk kedua kelinci itu merasa kesal karena anaknya lebih suka bermain ketimbang mencari makan. Tapi justru hal itulah yang membuat kedua kelinci itu akrab."

Taehyung sedikit mengambil jeda sebentar. Matanya menatap kosong ke rerumputan dibawahnya yang berperan sebagai alas duduknya.

"Pada suatu hari, Poci menemani Pico untuk meminum air di telaga Vundae. Itu menjadi pengalaman pertama mereka untuk pergi ke sana. Karena sebelumnya, mereka berdua meminun air di danau dekat rumah. Poci memperhatikan Pico yang minum air telaga itu dengan senyuman manis. Tapi mendadak, senyumnya luntur dan digantikan dengan pandangan khawatir. Pico terlihat seperti kesusahan bernafas."

"Karena panik, Poci menggigit leher Pico dan membawanya berlari untuk pulang ke rumah. Dia meletakkannya di belakang rumah yang berhadapan dengan danau, lalu memanggil kedua induknya. Kedua induknya sangat kaget saat melihat Pico yang hampir sekarat yang kemudian disuruhnya untuk meminum air danau yang bening itu dengan bantuan ibunya. Maka dengan itu, Pico bisa bernafas dengan normal lagi. Ternyata, air di telaga itu kotor dan tercemar. Dan air yang ada di danau bisa mentolerir racun didalam tubuh Pico."

Chanyeol bernafas lega dan tersenyum. Akhirnya, Pico bisa selamat dari sekarat. Entah mengapa, Chanyeol sangat tertarik dengan cerita yang dibawakan oleh Taehyung. Yah, walaupun alurnya sangat picisan.

"Tapi..." ucapan Taehyung menggantung bersamaan dengan pandangannya yang menerawang jauh ke langit biru yang sedikit berawan.

"Tapi apa?" Tanya Chanyeol penasaran.

"Tapi, Pico membenci Poci semenjak kejadian itu sampai sekarang."

"Bagaimana bisa? Apa alasannya?"

Taehyung menatap Chanyeol dengan senyum getir. "Hanya Pico yang tahu alasannya."

"Poci bisa bertanya pada Pico, maka Pico akan menjelaskannya, 'kan?"

Dengan pelan, Taehyung menggeleng. "Sayangnya tidak. Racun dari telaga yang diminum Pico telah merusak pita suaranya. Pico tidak bisa bicara lagi."

Chanyeol tersentak kaget. Pasalnya, dia tidak menduga akhir yang menyedihkan. Dia pikir, Pico selamat dan dia bisa bermain dengan Poci lagi seperti dulu. Tapi nyatanya?

Trust Me, Please ? [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang