Pre-Marriage

62K 1.6K 6
                                    

Udah 2 bulan ini, kehidupanku udah kayak roller-coaster. Awalnya, aku yang gak pernah suka dandan dan jalan-jalanpun bajunya luar biasa kumal, dan paling benci tuh yang namanya cowok.

Lalu, aku ketemu Boyd. Sejak dia datang, semuanya berubah. Aku mulai menghabiskan uang untuk baju dan make-up. Aku mulai menata rambutku setiap ingin keluar. Aku jadi selalu tersenyum saat membuka HPku, dan khawatir kalau gak ada sms apa-apa.

Dia juga yang ngebuat ayah terlihat lebih cerah. Dulu dia terlihat selalu depresi, dan sekarang, senyuman jadi sering mewarnai mukanya. Aku...benar-benar berterima kasih dengan Boyd.

Lalu setelah 2 bulan, akhirnya minggu ini datang. Tinggal 5 hari lagi sebelum pernikahanku. Senang, gugup, khawatir, excited, semua emosi kecampur-aduk di dalamku. Dan Boyd tetap terlihat tenang seperti biasa. Memang hebat CEO ini.

Tapi memang, dia agak... menyebalkan, bisa dibilang ya...

Soalnya, setiap kali aku ngomongin apa-apa sama dia, jawabannya selalu "Terserah kamu...." padahalkan biasanya, yang cewekkan yang kayak gitu? Eh, gak deng... gak harus sih...

Pokoknya, kalau aku nanyain, contoh, "Eh, entar kita mau pernikahannya dimana?" tanyaku ke Boyd beberapa minggu yang lalu, "Terserah kamu, sayang..." jawabnya. Terus lagi, "Kamu entar pake jasnya warna apa?" lagi-lagi dia jawab, "Terserah kamu, beb..."

Akhirnyakan, aku yang ngerencanain semua, soalnya ayahku sama orangtuanya Boyd juga bilang,"Kamu sama Boyd yang ngerencanain, entar kita yang funding aja ya...," tapi, kenapa Boyd gak mau ngusulin apa-apa sih?!!

Mungkin, ini waktunya aku bilang ya ke dia, soalnya, pernikahannya tinggal bentar lagi...

Iya, deh! Entar habis dia pulang, aku mau bahas sama dia tentang ini!

(Beberapa jam kemudian)

"Aku pulang say.... ke...kenapa mukamu agak-agak cemberut seperti itu, sayang?" tanya Boyd pas udah masuk, "Eh...ah! Aku gak sengaja, kok... maaf," kataku sambil benerin expresi mukaku. 

"Sayang, mending kita beli kue pernikahannya rasa coklat atau vanilla?" tanyaku, yang lalu Boyd jawab seperti biasanya, "Terserah kamu sayang..." "Iih! Jangan bilang terserah dong!" kataku, "Ya.. yang kamu suka yang mana, sayang?" tanya dia balik, "Coklat..." jawabku, "Ya udah, coklat aja," katanya.

"Kalau kamu sukanya apa?" "Aku sih terserah kamu..." jawab Boyd lagi.

Makin lama aku geram, jadinya nadaku agak keras sedikit, "IH! KAMU JANGAN BILANG TERSERAH DONG! MASA AKU SIH YANG HARUS NENTUIN SEMUA?! BANTUIN NAPA?!!" yap, cuman sedikit.

Boyd terlihat kaget dan berhenti melepas jas dan dasinya, melihatku dengan mukanya yang terkejut, "Sayang, kenapa?" "MASIH NANYA KENAPA LAGI! AKU TUH CAPEK HARUS NENTUIN SEMUANYA, NANYA KAMU MALAH BILANGNYA TERSERAH TERSERAH AJA! KAMU JUGA BANTUIN DONG!! ORANGTUA TUH GAADA YANG MAU BANTUIN, ENTAR MEREKA CUMAN DANAIN DOANG, NIH ANAKNYA MALAH CUMAN BILANG TERSERAH TERSERAH MULU, KESEL DEH!!!" kataku dengan pelan.

"Eeh... jadi, kamu mau aku bantuin kamu milih-milih buat pernikahannya?" tanya Boyd, "Ya iyalah! Masa aku semua sih? Kan aku capek juga..." kataku, dengan adanya air mata menetes.

"Ja..jangan nangis!! Iya deh, aku bantuin, nih ada tisu, jangan nangis ya sayang..." kata Boyd sambil memberikanku tisu, "Ya.. ya udah! Sekarang, kamu maunya hiburannya apa?" tanyaku sambil berusaha berhenti menangis.

"Kamu maunya apa?" tanya Boyd balik, "Sayang..." kataku pelan, "Kenapa?" tanya Boyd balik, "JANGAN BILANG TERSERAH AH!! KAMU INI!! BANTUIN APANYA!! AKU BENCI KAMU!!" kataku sambil berlari keluar dari rumah.

My CEO Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang