Part 31

19.8K 602 3
                                    

Setelah Boyd memecat semua karyawan ceweknya yang bersangkutan, pas hari itu juga Mitsu ulang tahun yang pertama.

Kita mengadakan pesta yang sederhana, mengundang semua teman kita yang punya anak kira-kira seumuran dengan Mitsu. Kita berharap, itu akan membuat Mitsu punya beberapa teman.

Saat kita bermain, orang tua mereka sedang diluar sama Boyd, ngobrol. Kita semua ketawa-ketiwi, kayak penculikan itu sudah lama terjadi.

Malamnya, saat kita baru saja masuk rumah dan menaruh tas kita, tiba-tiba ada yang mengetok pintu kita. Aku melihat kalau Boyd lagi duduk di sofa, kecapekan, jadi aku yang buka pintunya.

Yang kulihat setelah kubuka adalah si Roy, dengan muka bersalah dan agak menunduk. "Malam, Roy," kataku sambil mendorongnya masuk.

Aku membiarkan Roy duduk di sebelah Boyd, tapi mukanya masih bersalah. "Eh, ada Roy. Kenapa?" tanya Boyd melihatnya duduknya gak nyaman.

"Maaf, Leyna. Maaf aku udah ngerahasiain ini dari kamu selama ini," kata Roy dengan anda khawatir. Aku yang membawa minum ke Roy langsung berhenti.

Aku melihat ke Boyd yang membalas aura khawatir Roy dengan tatapan kasihan. Dia lalu melihatku dan mengangguk, "Gak apa-apa kok, Roy. Aku tau kamu ada alasan kenapa kamu nyembunyiin."

"Aku awalnya ngebenci kamu," tiba-tiba Roy bilang. Aku agak kaget, "Aku benci kamu, soalnya mama hanya ngeliat kamu, padahal ada aku tepat di depannya."

"Dia gak pernah berhenti nanyain kamu ke papa, dan dimana-mana ada foto kamu. Bisa dibilang, aku cemburu," lanjut Roy. Mukanya yang khawatir berubah dengan senyuman kecil.

"Jadi kukira, kalau aku bisa membuat kamu sengsara sama Boyd, aku bis..." tiba-tiba, perkataannya berhenti saat Boyd menggenggam erat pundaknya Roy, dan menggeleng-geleng.

"A...ah! Iya. Tapi, aku ngeliat kamu sangat baik, dan... aku jadinya gak tega," selesai Roy. Tapi, pikiranku masih nyangkut di perkataan dia sebelumnya.

"M...maksud kamu apa, Roy? Pas kamu bilang membuatku sengsara sama Boyd?" tanyaku penasaran, "Maaf, tapi itu adalah sesuatu yang gak bisa kita bilang ke kamu, selamanya." jawab Roy dengan muka serius.

Walau aku pingin marah, aku sadar sekarang udah gak perlu marah lagi. Karena walau mereka bilang selamanya, aku tau nanti Boyd bakalan jelasin sendiri.

Aku tersenyum ke Roy, "Roy, ini udah jam 10, kamu mau nginap disini?" tanyaku. Roy tersenyum dan mengangguk. "Kita siapin dulu kasurnya. Kamu gak apa-apakan tidur di sofa?" tanyaku lagi.

Roy balas dengan anggukan lagi. Jam 11-an, semua sudah siap, dan kita semua pergi tidur. Tentu saja, aku gak bisa tidur mikirinnya. Aku berusaha ngelupain, dan akhirnya tidur.

Paginya, ternyata Roy sudah keluar dari rumah kita dan ninggalin note kecil. Yang mengambilnya notenya adalah Boyd. "Tulisannya apa Boyd?"

"Makasih buat malamnya. Love you, big sis! Gitu," jawab Boyd sambil membaca notenya. Aku agak tersentuh, karena baru kali ini ada yang manggil aku Big Sis. Walau itu memang ngerasa aku agak tua.

"Kayaknya kamu harus ke kantor sekarang deh," kataku melihat jamnya. Boyd mengangguk, dan dia pergi buat mandi, sambil menungguku selesai menyiapkan sarapan.

Setelah bersiap, aku membetulkan dasinya sedikit, dan diapun pergi ke kantor. Aku lalu bermain sebentar dengan Mitsu, pas aku sadar susunya habis.

"Wah, kayaknya mama harus beli nih, Mitsu!" kataku, "Ma..mama!" kata Mitsu. Aku memanggil ayah untuk babysit Mitsu, karena sekarang pasti supermarketnya penuh setengah mati.

Kalau aku bawa Mitsu, bisa-bisa dia gepeng balik-balik. "Kakek datang!!!" kata ayah sambil mendobrak masuk dan aku lihat dia bawa mainanku dulu.

"Ayah! Lagi?" kataku. Dia selalu membawa mainan lamaku ke Mitsu, sampai-sampai aku gak perlu beliin lagi. "Gak apa-apa, lah!" katanya sambil terbang ke Mitsu.

"Ka..kek!" kata Mitsu, berusaha memanggil ayah. Aku melihat mata ayah berkaca-kaca dan aku pergi ke supermarketnya.

Setelah aku membayar susunya Mitsu dan keluar dari supermarket, aku ditelpon ayah, "Kenapa, ayah?" tanyaku ,"Eh, ini Mitsu marah-marah, nyariin mamanya. Bisa tolong cepetan dikit, gak?"

Aku bahkan bisa mendengar Mitsu nangis di belakang. Aku ketawa sedikit, "Haha, bilang ke Mit..."

Tiba-tiba, semuanya menjadi gelap.

-Boyd's POV-

Seketika, aku merasa bulu kudukku semuanya berdiri. Roy melihatku dan bertanya, "Kenapa, bos?" "Gak, cuman kok tiba-tiba merinding gitu."

Entah gimana caranya, Roy langsung bilang, "Itu kemungkinan besar Leyna... kak Leyna kenapa-napa. Coba telpon," aku langsung kaget.

"Tau aja!" tapi, mukanya Roy yang geram, seakan memberitahuku kalau ini bukan saatnya buat bercanda. Senyumku menghilang dan aku langsung mengangkat telpon.

Pas aku menunggu Leyna mengangkat, tiba-tiba kau mendengar suara cowok di sisi lain telponnya, dan aku langsung waspada, "Bapak Boyd, senang mendengar suaramu."

"Leyna mana?" tanyaku langsung, "Haha, Leyna? Oh! Istrimu? Mau denger sendiri dia dimana?" katanya senang. Aku langsung geram.

Aku mengisyaratkan Roy untuk menelpon polisi. Dia mengangguk dan langsung menelpon, "Ah! Jangan telpon polisi, atau aku gak menjamin dia balik dalam satu potong."

Aku kaget, dan menyuruh Roy mematikan telponnya. Roy mengerti maksudku dan gak jadi menelpon polisi, "Boyd... aku gak apa-apa, gak usah khawatir," aku mendengar Leyna berbicara.

"Leyna!!" "Oops, denger ya, kalau kamu mau istrimu balik, kasih aku 10 miliar, cash, besok jam 10 malam. Nanti aku kasih tau tempatnya. Ingat, jangan kasih tau polisi."

"10 miliar? Besok? Apa kamu gila?!" kataku. Tentu, mengumpulkan uang 10 miliar itu agak susah, bahkan untuk seorang CEO seperti aku. "Gitu ya... kamu gak mau istrimu balik?"

"Tch! Baiklah, yang penting jangan lukain Leyna, atau kesepakatannya gagal," kataku. Aku mendengar dia ketawa panjang, seakan mengejekku.

"Kesepakatan? Kamu masih belum ngeh ya? Kamu lagi gak di posisi yang tepat untuk membuat kesepakatan! Selama aku punya istrimu yang kamu sayangi ini, aku yakin kamu juga mau dia balik ke anakmu, Mitsu, kan?"

Lalu, dia menutup telponnya. "Bos... dia minta 10 miliar? Bos mau gimana jadinya?" tanya Roy setelah aku menaruh telponnya. Aku menggigit kukuku sendiri.

"Gak ada cara lain. Roy! Kamu urusin dulu perusahaannya sebentar. Aku akan mengumpulkan uangnya!" kataku sambil berdiri dan mengambil jasku.

"B..bos!" "Gak usah khawatir, Roy. Aku pasti akan mengembalikan kakakmu, dan istriku sendiri, dengan aman."


My CEO Husband [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang