Setelah pernikahan selesai, aku dan Boyd masih harus tetap di ruangannya untuk berfoto-foto dulu sebelum... "First Night". Kita berdua juga harus menghadapi tangisan kerabat kita saking senengnya buat kita.
Dan habis itu selesai, kita lalu ke rumah... akhirnya!!
Oh iya, let me remind you, aku dan Boyd sebenernya belum pernah melakukan... "Itu", dan aku sebenarnya juga masih perawan. Jadi, aku gak tau deh nanti malem jadinya kayak gimana...
Tapi, sebelum kita bisa hanky-panky, kita masih mau menghitung pemasukan kita hari itu... mengingat jumlah pengunjungnya (sekitar 150~), menurutku jumlahnya lumayan banyak (17 juta-an).
"Huuft...untung aja abis ini gak bakal sesibuk ini..." kataku megeluh. Boyd tersenyum, berhenti berhitung, dan langsung mengangkatku, "istirahat dulu yuk say..." katanya sambil tersenyum melihatku.
Lalu, dia bawa aku ke kamar, menjatuhkanku di tempat tidur, dan...
(Gak bakal ada sex scene.... inikan novelnya gak mature --")
Keesokannya, aku dibangunin pagi-pagi sama Boyd. Saat aku bangun, Boyd sudah memakai jas rapi dan sepertinya sudah mengemas barang-barangnya, "Oh iya, kita mau honeymoon ya?" tanyaku sambil masih terkantuk.
"Um... anu, sayang... aku sekarang... harus..." muka Boyd yang terlihat bersalah sekali membuatku khawatir, "Kenapa?? Ada apa??" tanyaku sambil berdiri, menyelimuti badanku dengan selimut, dan memegang pipinya.
"Aku... HARUS DINAS KE JEPANG SELAMA SEMINGGU!!!" katanya dengan nada suara yang dibesarkan.
Seketika, hatiku hancur. Saking lemasnya, aku langsung jatuh, sambil menangis. Tapi, tangisan itu hanya bertahan sebentar. Karena aku tau, itulah resiko menikahi seorang CEO dari perusahaan sukses.
"Ba...baiklah! Yang penting, aku mau kamu ngabarin aku setiap harinya, ato gak minimal pas kamu bisa, okeh?" kataku sambil mengusap air mataku yang tersisa, Boyd tersenyum lega, membantuku mengusap pipiku, "Aku janji..." katanya.
Lalu dia mengambil koper coklat kecil, tas kerja dan paspornya dan pergi meninggalkanku selama seminggu.
Eits, tapi jangan kira selama seminggu itu aku gak ngapa-ngapain. Kalo aku gak kerja, aku pasti akan bersih-bersih rumah Boyd. Untuk seorang CEO sibuk, rumahnya lumayan rapi loh!
Oh iya aku belum kasih tau denah rumah baruku ya... Oke, ini dia:
Rumahnya itu rumah sederhana, warna luarnya putih, 2 lantai, dan ada halaman yang mengelilingi rumahnya yang ditumbuhi antara dengan buah atau tanaman dekorasi. Rumah ini ada 2 pintu, pintu depan dan pintu belakang yang keluarnya ke halaman bagian belakang.
Kalau kamu mau masuk ke rumahnya, kamu pertama akan melihat 2 vas bunga besar di kedua sisi pintu coklat yang tidak terlalu besar. Bunganya sendiri adalah bunga daisy, bunga kesukaan Boyd. Ada bel di sebelah kanan pintunya yang kalau kamu pencet, akan terdengar suara klasik "ting tong".
Pertama masuk, kamu bisa langsung ngeliat halaman belakang karena memang diantara pintu depan dan belakang, yang memisah hanya sebuah lorong yang sengaja dibiarkan kosong dan warna pastel hijau.
Ke kiri, akan ada kamar mandi. Isinya bath tub, toilet, sama wastafel. Lurus lagi, ada ruang makan yang ditambah dengan piano. Dulu, Boyd sering main piano. Dapurnya ada di pojok kiri lantai 1 yang berbentuk kotak dan di depannya ada meja makan yang muat untuk 8 orang.
Di seberangnya, ada perpustakaan Boyd. Di sini, dia naro buku-buku dan album yang dia punya di rak-rak rapi. Di depan rak-rak itu, ada meja untuk membacanya. Lalu, ada ruang tamu di kanannya. Jadi, belok kanan langsung kalo dari pintu depan.
Kalo ke ruang tamu, kamu bakal disapa dengan warna kuning dan krem. Di pojok kiri ruangan itu, ada tangga buat ke lantai 2.
Yang pertama diliat pas udah naik tangga itu ruang fitness. Boyd paling males pergi ke gym buat olahraga, jadi dia pakai ruangan kosong untuk alat-alat fitness. Di kiriruangan itu, ada ruangan kosong. Sekarang sih, cuman buat gudang. Tapi entar bakal jadi kamar anak kita. Seberang kamar itu ada kamar tidur aku dan Boyd.
Di sebelah kirinya ada kamar mandi utama. Di antara ruang kosong dan kamar tidur, ada lorong yang cukup besar jadi dimanfaatkan untum ruang bermain keluarga. Ada TV, sofa, karpet biar aman buat anak masa depan, dan sofa-sofa empuk.
Rumah ini itu tergolong kecil untuk seorang CEO. Tapi, Boyd awalnya beli rumah yang kecil untuk hidup sendiri. Mungkin kalau nanti sudah beranggota keluarga lebih dari 3, akan pindah.
Dan di sini, kita hanya punya 1 pembantu, dan dia tidak full time. Hanya datang pas Sabtu Minggu saja. Tapi,gak apa-apa. Bentar lagi, aku juga akan berhenti bekerja untuk menjadi inu rumah tangga full time.
Tapi untuk rumah kecil, repot loh ngebersiin semuanya! Boyd sering beli makanan (dia gak bisa masak...) jadi kalau udah dikira bersih, selalu aja ada beberapa sisanya keselip di mana-mana. Hadeeh!!
Aku di kantor juga sudah mengalami kenaikan. Aku sudah dipromosi menjadi manager dan gajiku juga 2 sampai 3 kali lipat sekarang. Tentu aku senang, tapi hal ini ngebuatin waktuku jadi makin dikit buat beres-beres rumah.
Akhirnya setelah seminggu bekerja dan bersih-bersih, akhirnya, Boyd pulang!!
"Boyd!! Kamu akhirnya pulang, kangen nih!!" kataku saat melihatnya menutupi pintu depan dibelakangnya.
Boyd tersenyum lesu, "Ehehe... kamu capek ya?" kataku, "Iya nih... ini, aku beliin kamu ini dari Jepang situ. Sini bentar deh..." katanya sambil duduk di sofa dan membuka koper dan mengeluarkan kantong kertas.
Aku lalu datang ke Boyd dan diapun memakaikan baju Kimono, baju tradisionalnya Jepang.
Dan Boyd pun tersenyum, "Untung aja pas sama kamu. Aku takut ukurannya kebesaran..." katanya sambil memegang pinggangku, "Enggak kok, ini pas banget... bagus lagi... makasih ya sayang," kataku sambil memeluk Boyd.
Akupun mengangkat kopernya Boyd dan menaruhnya di kamar tidur, diikuti oleh Boyd dibelakang sambil bercerita tentang perjalanannya ke Jepang sana, "Wah, kayaknya bagus ya! Aku gak pernah loh ke luar negri!" kataku setelah Boyd selesai bercerita. Kita juga sudah sampai di kamar.
Buat sesaat, Boyd hanya terdiam, "Kamu gak pernah ke luar negri?" tanya dia, "I...iya... kan setelah ibuku meninggal, ayah harus kerja keras buat menuhin kebutuhan kita berdua. Orang buat hidup sehari-hari aja susah, gimana mau jalan-jalan ke luar negri..." jawabku.
Boyd melihatku dan melihat baju yang dikenakannya, "Tch, gimana ini, Leyna..." katanya dengan muka agak kesal, "Ke..kenapa?" kataku khawatir.
"Aku suka banget kamu makai kimono itu, tapi aku juga mau melepasnya...." dan aku langsung pingsan bahagia...
Yes, I'm happy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My CEO Husband [COMPLETED]
RomanceKehidupan biasa + Penemuan luar biasa = ??? Baca apa yang terjadi berikutnyaa :v Cliché? Biarin!