Siang itu kinal garuk garuk kepala,ia merasa pusing campur gedhek
"Elah sial amat nih hidup suruh buat tugas bareng cewek saycho kaya dia " batin kinal mengomel sambil berjalan ke arah koridor perpustakan kampusnya.
"Hey kak, udah ditunggu juga"lambaian tangan shania seolah menghibur hati kinal walau sedikit.
"Pulang langsung apa cari makan dulu nih?" Bujuk shania lagi,
"Kakak lagi ada tugas ? Sekalian aku bantuin ..." Ajak shania .
***
"Ve gak mau pi, please..pahami ve sedikit aja" lantang suara ve yang sedang bingung dengan gelisah menjawab telfon dari papi nya."Aku udah gede ya pi, gak perlu papi terlalu khawatir".
Yah..memang veranda anak semata wayang, papi nya begitu protect terhadapnya itu dikarenakan veranda sudah hampir 5 tahun kehilangan sosok mami, maminya yang meninggal karena sakit menyebabkan veranda menjadi gadis keras dan egois. Entah Keras dan Keegoisan itu hanya sebagai kedok menutupi rasa kesepian yang ada di hatinya.
Sudah Seminggu setelah kepindahan Ve ke Australia tempat yang begitu jauh dari perlindungan papinya. Hampir setiap hari veranda bersemangat mengikuti kerjaan tantenya sebagai konsultan fashion di sebuah butik. Veranda yang begitu hobi terhadap dunia fashion menyebabkan, ve sering bolos kuliah. Yah memang papinya begitu memoles ve kedunia bisnis tanpa memikirkan kalau putrinya itu tidak sama sekali suka terhadap dunia bisnis.
"Silahkan, mau cari apa pak. Bapak pasti orang indonesia kan? " Tanya ve ramah kepada salah satu pelanggan butik tantenya.
" Wah bisa tau gitu ya, saya mau cari gaun untuk putri saya kira kira usianya seperti kamu" Balas tuan tersebut.
"Oh silahkan pak, sebelah sini saya antar" ajak ve sambil menunjukkan arah young fashion girls.
"Putri saya sangat tomboy, tolong ya.." rujuk tuan berparas gagah yang tampak logat sunda yang masih kental.
"Baik bapak, Gaun ini cocok untuk wanita yang lumayan maskulin " tunjuk ve sambil membawa salah satu menunjuk gaun hitam yang cantik.
Ucapan terima kasih veranda terhadap tuan baik hati itu seakan menutup malam yang sangat melelahkan bagi ve.
***
Pagi ini ve datang lebih awal untuk meminjam buku di perpus. Shania yang tampak membantu ve yang sedang tampak bingung
" Hey , can i help you?" ramah shania kepada ve.
" Eh , ini lagi pinjem buku Agatha Christie" jawab singkat ve, dengan respect shania membantu dan memberikan salah satu novel.
"Nih, aku Shania dari Bekasi" ramah shania mengulurkan tangan.
" Aku ve .." balas Veranda.
Kini keduanya lumayan serius membahas Novel dan Buku buku di perpustakaan.
Tak lama kinal datang dengan penuh semangat menghampiri kedua gadis yang sedang asik sendiri tersebut.
"Loe...gadis rese yang kemarin kabur gak ngerjain tugas kelompok' kan? " tunjuk kinal tepat jari kinal mengenai arah mata ve.
"Eh, emang kita pernah kenal ya? sorry loe siapa?", hujat veranda sebal. Tampak asik dengan berantem shania justru
*menghindari keramaian, harus pergi kedunia yang amat jauh ehhh nggak deng :D
***
Sesampainya ve di kelas, kinal tampak menatap dengan mata tajam, dan lirikkan sebal. ve yang merasa risih justru semakin usil menggangu kinal.
" Gue Ve, Loe siapa" Sambil mengulurkan tangan ke arah kinal ,kinal yang tampak kesal justru meninggalkan kelas tanpa menggubris kalimat ve secuil pun.
"Ah sial, siapa sih loe sebenernya belom pernah ada yang berani jutekkin gue sebelumnya...gue sumpahin loe bakal ngemis maaf ke gue" batin ve sambil mengepalkan tangannya.
Tampak ve yang sekarang mengejar kinal, namun kinal yang tetap asik melanjutkan langkahnya menuju lapangan basket.
"Auuuu" veranda yang jatuh karena bola yang dilempar oleh mahasiswa lain mengenai tepat di kepalanya veranda yang sekarang jatuh hampir kehilangan keseimbangan.
"Loe gak apa-apa kan? " ucap kinal sambil menjinjing sebelah lengan dan pinggang ve.
Kinal yang sekarang jongkok sambil menunjukkan punggungnya untuk menggendong ve, tak lama ve tanpa berkomentar langsung menyandarkan badannya ke punggung kinal.
"Loe yakin gak apa- apa? Loe pucet banget, hidung loe juga mimisan" Ucapan kinal terhenti setelah kinal sadar kalau cewek yang di punggungnya itu sudah pingsan.
.
..
...Sore ini cahaya jingga kekuningan mentari benar benar memecah dinginnya suhu di ruangan sedang di tengah kota itu, tampak kinal mengompres dahi ve yang terlelap.
" Eh loe mau ngapain gue, mau macem macem loe ya? " tuduh ve seraya melempar tangan kinal yang mau memeras kain kompres di dahinya.
" Eh lampir, Loe tadi pingsan..gue bantuin loe. Tuh lab gih hidung loe" Tunjuk kinal kearah hidung ve.
Kini mereka hanya terdiam, kinal yang tampak serius memasak sup didapur sedangkan ve yang kini melihat arah hiasan dan seisi sudut kamar kinal yang begitu banyak gambar Pemain Basket Lakers sampai sekelas M.J .
"Nih makan dulu ve, loe masih pucet" tawar kinal menyodorkan sup ayam kearah ve.
" Thanks.." .
Kinal yang tampak syok satu kata yang diucap gadis yang tampak jahat dan judas itu.
"Loe segitunya yah kena bola gitu aja mimisan" ejek kinal sambil mengusap bekas darah di pipi ve.
- deg-
"Jantung gue kenapa..." ucap liruh dari hati kinal yang tak sengaja tangan ve dan tangannya saling bersentuhan di pipi embul ve.
"Loe lanjut dulu, gue masih mau sholat" ujar kinal seolah memecah kebuntuan waktu akibat beberapa detik lalu hati mereka sempat goyah.segoyah nya
"Okey..."
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey to Succes Devi Kinal Putri (End)
Fanfiction[REVISI] [COMPLETE] #Tulisan Pertama This my present: The Journey to Succes Devi Kinal Putri ーーーーーーーーー Hanya tulisan labil dari seorang veteran comblang yang telah gugur di medan pertempuran, kaki tangan Jendral Kagami Devi Kinal Putri yang dibesar...