Bagian V - Lelah

2.3K 117 0
                                    

Malam begitu terang, Veranda yang kini melihat tajam kearah langit malam bertaburkan bintang. Dia kini bertanya kepada diri sendiri? kenapa papinya tega menghianati cinta maminya. Dia benarbenar hancur melihat papinya seperti itu.
sekarang ia pun mulai meletakkan kepala beratnya kearah bantal, bantal yang masih harum tercium Aroma parfum Kinal, gadis yang sempat membuatnya jatuh bagaikan kehilangan sayap bidadarinya.

.
..
....

"Sial, Kenapa harus jadi kaya gini sih".

Geram kinal sambil mengacak acak rambutnya. Kini kinal telah memasuki jarak 3 gang dari rumah Shania.

Memotong bayangan lampu jalan kinal, menuntun sepeda yang tak ia kayuh itu.

"Mana bisa , Om itu mau melamar tante Imel".

Kini kinal yang benar-benar tak habis pikir terhadap laki laki yang ia ketahui kalau itu Papi dari Ve seorang gadis yang membuat tiap Detiknya kinal harus lewati dengan arus kasmaran yang semakin membuat kinal kangen terus.

"Ya tuhan, Laper.." Kini kinal baru inget bahwa dia belum mengisi perutnya dengan secuil makanan apapun, mengingat dia harus kabur dari rencana dinner bareng Shania bersama mamanya sebelum Papi Veranda mengenali wajah dengan bonyok dipipi kinal yang jelas jelas hasil karya anak buahnya.

Tak tinggal diam kinal yang telah melihat seisi kulkas tak ada satupun isi, Sereal Roti Susu..hampir semua tak ada tinggal bungkus yang lupa ia buang.

Kinal berangkat kearah minimarket yang tampak selalu buka 24 jam, Sesudah ia berbelanja hampir sama hanya makanan ringan saja yang ia beli susu Coklat, Roti, Keju.

Kinal yang menapaki bahu jalan yang sepi dengan kedipan lampu jalan redup, dia menangkap bayangan jauh didepannya. Kini setelah jarak lumayan dekat Kinal mengenali betul Veranda telah keluar dari Bar Malam berlogo wajah Lupin diatasnya, Resto Bar and Cafe.

Veranda yang benar-benar sempoyongan hampir jatuh kebelakang namun tamapak seorang laki laki menopangnya dari belakang.

" Oh My Got, your so Wonderfull..and so hot baby" dengus usil cowok bertatoo yang nampak mabuk berat hampir mengecup veranda.

"Sorry, she is My friend. You cant touch her!!" Ucap kinal sambil merebut tangan Ve dari laki-laki tersebut.

Kini kinal sudah memegang kunci mobil veranda, yang sebelumnya ve keluarkan dengan langkah sempoyongan.

"Dunia memang jahat..!!! Merebut dengan mudah seseorang yang sangat kita cintai ya kan nal?"

Ngomong apa sih nih anak, kini pandangan kinal pun menunjukan kata.kata seperti itu.

Tak berapa lama kinal yang membungkukan punggungnya, veranda pun dengan otomatis merebahkan tubuhnya ke punggung kokoh kinal.

Kinal yang kini, menuju arah mobil yang di parkir veranda di sudut Cafe. Membuat kinal lumayan manyun encok. Kinal meletakkan veranda dengan hati hati, memasangkan safebelt namun inilah yang membuat kinal kembali jatuh dari tebing kesadarnnya.

Nafas Ve berada dekat di pipinya, kinal melihat merah merekah bibir veranda membuat sesekali melekatkan kearah bibirnya.

Kinal hanya membayangkan, lalu dilanjutkan dengan ia mencoba membawa mobil veranda menuju Apartement Veranda.

Sampai di Lift, kinal menekan tombol F4 dengan meringis keencokkan.
Yah sejak dari parkiran kinal terus saja mengendong tubuh Veranda.

"Untung loe enteng, coba loe gendut kaya gue kan fatal buat tulang tulang gue" Ucap kinal sambil mengusap keringatnya.

Setelah di letakkannya veranda di kasur yang hangat, Kinal melepaskan Sepatu dan mengusap Tipis tipis make up veranda.

"Mami...Veranda mau ikut Mami, vernda janji gak akan nakal"

Kinal yang kini meletakkan tissu di pipi veranda itupun terasa basah karena air mata. Dia Baru saja melihat seorang bidadari menangis oh.yawoh bayangin cuy~

Kinal kini baru tahu semua tentang apa yang membuat veranda seperti ini setelah Kinal tak sengaja Menemukan Buku kecil Bergambar rapih, disitu veranda mencurahkan seluruh isi hatinya.

Hampir saja Kinal menginjak pecahan beling di sebelah kakinya, tampak memang apartement yang ia datangi dua hari lali berbeda dengan saat ini yang tampak dalam kondisi horor, semua fas pecah majalah sobek sobek.Entahlah seberapa hancur Veranda saat ini .

"Mami...Veranda takut"

Lagi lagi veranda mengigau, namun kali ini kinal melihat igauan yang saat ini diiringi dengan gigilan pucat veranda.

Kinal Memegang Dahi veranda meraskan panas di permukaan kulitnya.

Kinal kini mengompres Veranda, tanpa ia sadari dia ikutpun terlelap dalam posisi duduk dan meletakkan kepalanya di permukaan kasur.

"Kinal ..." kini veranda melihat kabur kinal tertidur di sofa panjang.sebelah meja belajarnya itu.

Kini ve tampak mual dia lari kearah toilet, kinal kaget sentak membuka mata.

"Loe gak pa pa kan.." Tanya kinal kepada ve.

"Gue oke" Jawab Ve yang kini bener benar basah oleh keringat di dahinya.

"Loe mau ngapain ...".

Kinal seolah melongo dengan tindakan ve, membuka baju yang ia kenakan dihadapan kinal. Kinal kini hanya berbalik badan menutup muka dengan ekspresi sebal.

" Nal..", Kini kinal merasakan ada yang mendekap utuh pinggangnya.

"Gue capek nal, gue pengen mati...aghh" ucap ve yang kini juga diimbangi posisi dagu di pundak kinal. Benar saja kinal baru sadar ternyata ve masih mabuk.

Kini kinal letakkan Badan ve ke tempat tidur, Kinal tanpa sadar mengecup dahi ve.

Bukan, mungkin saja kinal hanya kasihan. Tidak namun kali ini kinal begitu merasa hangat.

Malam ini mereka tampak merenggangkan pelukkan yang hampir seperempat malam itu pula benar benar, Mereka merasa hangat.

Veranda memeluk kinal erat lagi, Kinalpun membalas...

Kringggg.....

Handphone Veranda ,memecah situasi saat itu. Membuat Kinal menjauhkan diri dari posisinya yang sekarang.

Tittt.....Putus veranda . Pantas saja karena dilayar menunjukan nama Papinya.

***

Tidak ada yang menarik di pagi ini untuk veranda, setelah ia benar-benar menangis karena perkataan kinal Dini hari itu.

Kacau...itu pula gambaran untuk kinal saat ini . Sudah tiga hari ini dia tidak mengobrol dengan ve.
Dia amat menyesal dengan ucapannya saat itu.

To be continued...

The Journey to Succes Devi Kinal Putri (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang