Bagian. VIII - Sahabat masa kecil?

1.9K 89 2
                                    

Malam dipenuhi hiasan bintang, bagai menyuguhkan pemandangan yang begitu cantik di langit negeri kangguru itu. Bayangan samar gedung pencakar langit seolah membentuk siluet indah di permukaan Pelabuhan terbesar dibagian negeri itu. Kinal dan Shania kini, hanya menggigil dengan kedingingan yang amat sangat. Kinal yang tampak memejamkan mata dan sesekali melihat kearah pintu yang terkunci di ruangan ini, kinal merasakan ketegangan.

Sejak kecil dia merasa paling takut dengan ketinggian dan goncangan. Memang kinal juga punya alasan untuk hal itu, dia pernah mengalami kecelakaan mobil saat usianya 6 tahun. Rasa itulah yang kini, mengitari ingatan kinal, didalam wahana terkenal di daerah perkotaan itu.

"Kak.Kinal demam?

Tanya shania sembari menaikan permukaan tangannya.

"Gak Tau Shan, kakak ngeri aja.." Sahut kinal. Tampak bibir kinal membiru dengan dengusan nafas yang semakin tipis.

"Udah jam 3, Kak.Kinal sabar...Pakai syal Ini"

Kini pun shania,hanya dapat melihat orang yang dihadapannya begitu lemas. berbeda saat dia semangat menggebu gebu dalam lapangan basket.

***


Lain diseberang jalan ,lorong gelap berwarna abu-abu. Seorang gadis dengan kaca mata, rambut pendek berwajah oriental japan indo. Ia tampak mengamati gadis di seberang jalan, yang berjalan meninggalkan Butik yang menyediakan pakaian TradisionalModern Batik.

Kini pandangannya tertutup penuh saat gadis itu memasuki mobil hitam tampak elegan.

Veranda kini telah memasuki Apartemennya, dia tampak serius melihat mengecek daftar panggilan telefon. Apakah telefon saja tidak bisa~

" Dia kenapa? apa dia sedang sibuk,

bahkan telfon saja tidak kau angkat"
Gimik veranda jelas begitu kesal, seorang yang dia rindukan tidak bertemu hampir 24 Jam, tidak meninggalkan sedikit pesan.


***

Cklekk...

Setelah beberapa jam mereka terjebak diatas kereta gantung.

" Kakak tahan yah, kita udah bisa keluar"

Kini mereka benar benar lega, kinal yang hampir hilang kesadaran pun menunjukkan senyum tipis. Shania terus menopang dengan kuat kinal.

Kini Kinal telah sampai dirumahnya, Selimut tebal shania siapkan dengan sesekali dia melihat Sup yang ada diatas kompor yang sengaja ia buat.

Selang beberapa menit kinal membuka matanya, matanya tertuju pada gadis jakung berdiri membelakanginya menata beberpa mangkuk di meja makan.

" Kaka udah bangun? "

Tanya shania sambil membereskan panci doatas kompor, diletakknya.

" Duh kaka jadi gak enak, ngerepotin terus.."

Kinal hanya berucap dengan sela bibir terangkat tipis.

" Lho seharusnya aku yang bilang gitu sama kak.Kinal"

Shania yang kini mendekati posisi tidur kinal,dengan membawa segelas air dengan semangkup sup.

" Hehehe...kaka. jadi gagal diet deh shan" Canda kinal sambil tertawa memegang perutnya.

" Idihhh...udah kaya elsa gitu mau diapain lagi kak? Cantik iya,gemulai oke, Rambut bohai duh..duh.."

Kini mereka tertawa lepas,kinal yang tadi tampak lemas kini pun tampak jauh lebih baik.

The Journey to Succes Devi Kinal Putri (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang