Bagian VII -Shania atau Veranda?

2.5K 91 0
                                    

" Oh jadi gitu critanya, kak.kinal kok gak pernah cerita gitu sih ke aku"

Timpa shania kearah Kinal. Dibalas dengan tatapan mata kinal mengarah ke arah Veranda.

"Kita gak punya hak untuk itu kan shan..hehe ya kan Ve ? Om?"

Kini kinal benar-benar berusaha mendinginkan suasana meja makan malam itu.

" Pi...Veranda Mutusin pengen Totally Focus ke Butik sama Tante. Aku gak suka di atur-atur lagi. Ve udah Gede"

Ve sekarang mulai berbicara, dengan kata cukup jelas seisi ruangan juga sedang menyimak perkataannya.

" Oke papi, juga gak ada hak ikut tentuin apa yang kamu capai kedepan kan? Papi juga akan menikah secepatnya, Perusahaan secepatnya papi serahin ke Kalian"

Kini diakhir kalimat Papi ve menunjuk Shania terlebih dahulu, setelah itu Tunjuknya kearah Ve.

" Terserah papi, What ever...Asal papi juga gak bakal urusin hidup privasi aku oke!!"

Pinta veranda kepada papinya, yang diakhiri dengan tegukkan secangkir Rum.

" Ve gak baik ngomong gitu"

Kini kinal menyahuti ,ucapan kasar ve kepada papinya.

" This is good baby, dont worry"

Veranda tersenyum tipis kearah kinal, dan Menganggukan kepala seolah meminta maaf telah membuat atmosfir makan malam menjadi panas Kepada Shania, dan Mamanya.


***

" Terus rencana kamu apa Haa..."

Ucap kinal sambil, menatap wajah ve dan menggenggam kedua pipi ve.

Kini Kinal dan Ve sudah sampai di depan Rumah kinal, Mereka tidak pulang ke Apartemen Ve karena Rumah kinal memiliki jarak yang lebih dekat dengan rumah calon ibu Tirinya. Sekaligus Rumah salah satu Teman mereka.

" Rencana aku...itu,"

Bisik Veranda kearah telinga Kinal dan sedikit memberi tiupan tipis di tiap jedanya.

" Ve....Jangan Mulai"

Kinal tersenyum menampakkan gigi gingsulnya, menggandeng erat Tangan ve, dan sesekali ditiupnya untuk sekedar menghangat kan jemari mereka.

Malam ini, mereka sengaja melihat Film di Televisi.

" Sejak kapan kamu suka Sherlock Holmes"

Tanya Veranda kepada Kinal, yang saat ini meletakkan kepalanya dipangkuan Veranda. sambil sesekali memainkan Rambut panjang Veranda.

" Sejak Kasus Pertamanya bersama Dr.Wilson, Mengidentifikasi sampai Interogasi, hingga kini Menjalar ke Politik dan Pembunuhan"

Jawab kinal, yang kini merubah posisi duduk dihadapan Ve.

" Kenapa kamu Veranda, Bahkan panggilannya pun aneh ve~"

Ejek kinal sambil memonyong monyongkan bibirnya menyebut kata Ve~

Tak ada jawaban dari ve, namun dengan halus ve menarik dagu kinal kearah wajahnya. sedikit menurunkan menaikkan bahunya.

Cukup dekat wajah mereka, Ve mendekatkan Wajahnya sambil memejamkan matanya. Disambut hangat oleh bibir Kinal.

Kinal kini begitu pandai dalam menenggelamkan bibir veranda. Sedikit, tipis hingga lama hampir 10 menit mereka melakukannya. Sesekali saling menukar pandangan, meletakkan hidung mereka tuk saling bersandar.

The Journey to Succes Devi Kinal Putri (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang