Bagian XVII - Perpisahan

1.1K 80 10
                                    

Setelah dua hari setelah pernikahannya veranda tetap mengunci diri dikamar, melody sang ibu tiripun hanya dapat pasrah dengan kelakuan ve.

Shania yang melihat hal itu hanya dapat menenagkan ibunya, ve adalah orang yang keras sama seperti papanya.

Tapi saat ini,kondisi ini veranda benar-benar lemah. Johan yang hanya dapat merasakan genggaman tangan dari veranda sekilas ia juga merasakan sakit yabg luar biasa pada gadis bagai bidadari tersebut.

Setelah pernikahan, jangankan memandangi wajah istri barunya johan yang hanya menyentuh pipinya sudah mendapat tamparan keras dari ve.

Disudut kamar yang gelap gulita, hanya ada berkas cahaya bulan dan penerangan bintang ve menangis dan kembali menangis membayangkan bagaimana kondisi kinal saat ia tinggalkan beberapa hari lalu.

"Bagaimana bisa aku meninggalkanmu nal..disaat kamu seperti ini, aku tau kusangat jahat kepadamu.Ohh tuhan..bunuh aku!!! Ma..jemput ve ma!! akkkhhhh"

Jeritan itu setiap saat menyiksa malam-malam orang disekitar ve. Ve hanya merasa dirinya begitu kesal dan marah terhadapa dirinya sendri, ketika kinal hampir waktu lalu sangat drop.

Dan veranda memutuskan untuk mengijinkan dokter menjalankan operasi kepada kekasihnya itu dan justru ia malah lari dari tanggung jawabnya dan memutuskan menerima tawaran shania untuk menikah dengan johan dan setelah kinal sadar veranda bisa kabur jauh dari jangkauan sang papa.

Lari jauh dari kehidupan saat ini, dan memulai hidup di negara lain itulah rencana veranda. Namun ketika ia kini benar-benar merasa dirinya jahat kepada kinal, tak hanya itu dia juga merasa bersalah pada johan sang suami.

Kini ve demam, dengan kondisi yang sangat pucat. Johan yang melihat sang istri lemah itupun menggendong dan langsung membawanya ke rumah sakit, yah..tentu saja tidak sulit kini ve dan johan beserta keluarga besar ve meningalkan Negara kangguru sebelum pelaksanaan upacara pernikahan.

"Kamu mau apa?apa yang kamu lakukan ke saya?" kaget ve yang telah duduk disamping johan, johan yang sibuk menyetir hanya dapat menarik nafas panjang melihat kelakuan ve.

"Aku akan membawamu ke rumah sakit, kamu demam..dan aku tidak ingin kamu sakit" Johan yang menjawab hanya dapat anggukan dari veranda, yang kini meletakan pandangan lurus kedepan jendela samping.

"Ve..aku tau-" Kini perjalanan yang masih sedikit terhenti lajunya karena macet kota jakarta begitu sangat padat, johan yang memulai keheningan tanpa obrolan.

"Tau apa kamu, bukankah kalian sama saja..lelaki haus jabatan dan harta sama seperti papa ck.." Veranda berhasil memotong percakapan, kini ia mrngahadapakan pandangannya kepada pria yang memagang kemudi tersebut.

"Ve...bukan begitu,aku dari SMP telah mengenalmu dan mengagumimu..saat ayahku menemui papamu waktu itu, aku sudah menyukaimu veranda"Kini johan ingin meraih tangan pucat milik veranda yang berada dipangkuan.

Veranda yang menyadarinya hanya menghindar, begitu tidak suka ia kepada johan. Veranda sedikit mengingat, ingatannya tergambar seorang anak kecil kembar yang selalu mengejar veranda diwaktu SMP.

Kini ia ingat dengan johan, teman sekelas dan juga anak rekan bisnis papanya johan kecil sangat dekil dan jorok. Tapi veranda mengakui kini johan cukup lumayan sebagai seorang pria remaja dan memegang peran penting diperusahaan yang lumayan besar milik ayahnya.

Tapi tetap saja, lelaki yang ia pandangi sekarang adalah pria yang haus akan jabatan dan harta sama seperti papanya.

"Jo...tapi maafkan aku, kini ataupun nanti aku tidak bisa menerima cinta darimu jadi maafkan aku" Kini butiran air mata menetes dari tepi mata, veranda menyeka air mata mengisak tipis memalingkan pandangan.

The Journey to Succes Devi Kinal Putri (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang