7. 1095 day

60 11 3
                                    

Fera


---

Gadis itu memandang orang yang sedang tertidur dengan pulas. Berbagai selang entah berfungsi untuk apa?

Ruangan serba putih itu hanya ada suara pendeteksi jantung yang menampilkan grafik naik-turun.

Ia mendekati laki-laki yang tertidur dengan pulas. Lebih dari dua tahun ia menunggunya untuk bangun.

"Hai!" sapanya namun tak ada jawaban. lalu mengganti bunga mawar berwarna putih yang sudah layu dan menggantikkannya dengan bunga yang lebih segar. Ia lalu  duduk di sampingnya.

"2 tahun 12 bulan 364 hari," ucapnya sambil menggengam tangan kekasihnya. Tangannya menyisakan kulit dan tulang. Rambutnya sudah gondrong melewati kerah bajunya.

Ia lalu memandang bingkai di atas nakas di samping vas bunga. Foto itu terlihat dirinya dan wajah lelaki itu yang masih segar dan sehat. Pasangan ini tampak bahagia. Senyuman bahagia mereka terukir di foto itu.

Senyuman tipis memang selalu terjadi setiap saat ia memandang foto itu. Dan selalu beralih dari senyuman ke bibir bergetar, isakan, dan kemudian tangisan.

Menangis selalu. Setiap hari ia mengunjungi dan setiap itu juga tak ada peningkatan.

Tak lama genggamannya terasa tangan yang mengurus itu bergerak membuatnya tangisannya mereda.

Harapannya...

Kembali datang...

Perlahan, laki-laki itu membuka matanya. Bola mata berwarna hitam yang selalu dirindukannya Terlihat. Mata tajamnya seperti elang, begitu sayu.

"Freya..." suara lemah terdengar. Freya, gadis yang selalu menunggunya membuka kelopak matanya itu  mendongkak. Gadis itu kembali menangis dan terukir  senyuman  tulus.

Pipinya sudah dibanjiri air mata. Tangisan haru Freya terdengar. Dengan secepat mungkin ia memeluk laki-laki itu.

"Alex..." suara Freya tercampur dengan suara serak, lirih, dan parau.

Freya menangis meraung-raung. Ruangan serba putih itu sekarang dihaisi dengan tangisan. Freya terus menangis namun ia terus mengeratkan pelukannya. Seolah tak ingin laki-laki itu kembali meninggalkannya walau hanya ditinggal koma. Tapi, hidupnya begitu kelabu.

Hitam-putih. Suara tawa, suara cerewetan Freya, suara cemprengan Freya, gombalan khas Alex, kejahilan Alex selama Alex koma tak ada lagi.

"Lukisan..." suara Alex terdengar parau. "Lukisan aku dan kamu ada di  bawah ranjang ini, tolong di ambil. Ini kenangan untukmu. Hidup tak hidupnya aku. Tolong dijaga," lanjutnya. Freya mengangguk.

"Aku mau tidur dulu yak," ucapnya lalu kembali tidur. Dan setelah itu, pendeteksi jantung itu memberikan garis lurus.

Dokter pun baru datang. Freya panik. Ia menangis terus menerus. Air mata kembali menetes.

Dari balik kaca, Ia melihat para dokter terus memberikan alat yang menyerupai setrika bermuatan listrik itu pada dada Alex.

Percobaan pertama

Kedua

Ketiga

Tapi alat pendeteksi jantung itu terus berbunyi dengan panjang sekaligus menampilkan grafik lurus.

"00.00" tepat jam 12. Alex tak bernyawa.

Tepat 3 tahun.

13 Oktober.

Hari jadian mereka yang  tersisa sebuah kenangan.

Games : DrabbleWhere stories live. Discover now