10. Jomblo

52 8 0
                                    

***

Aku duduk diam diatas sofa dengan setoples biskuit kirimin dari Mama di atas pangkuanku, mataku terus tertuju pada adegan drama drama sepasang kekasih yang sedang bertengkar hebat karena sebuah perselingkuhan yang dilakukan oleh sang kekasih pria.

Hal paling kubenci dalam hidup ini adalah Ketidaksetiaan, bagaimana bisa dia berselingkuh pada kekasihnya, padahal jika dilihat kekasihnya termasuk wanita di atas rata-rata, mungkin lebih dari di atas rata-rata –katakanlah cantik.

"Dasar lelaki hidung belang!" umpatku sendiri pada adegan pria itu dengan teganya meninggalkan sang kekasih wanitanya begitu saja di tengah-tengah jalan.

"Kau pasti bisa mendapakan yang lain, Chung Yang," ucapku seolah memberi semangat untuk pemeran wanitanya yang terlihat sakit hati dan terluka.

"Kamu harus move on dari dia." Aku menghela napas berat setelah melihat adegan itu, sekarang adegan dimana si pria sedang bermesra-mesraan dengan wanita lain, uh! Hatiku jadi kembang kempis melihatnya, emosiku seperti sedang mendidih dan siap disiramkan kepada siapapun yang ingin kusiramkan –ingin kusiramkan kepada si pemeran pria itu yang membuat emosiku naik-turun.

"Kenapa tidak dibunuh saja pria seperti itu??? Dasar pria berhati busuk, udah nyakiti hati wanita sekarang malah asik mesra-mersaan ama wanita lain. Dasar tidak punya perasaan!" umpatku terus menerus, kekesalanku benar-benar membuncah saat ini.

"Eh, Jul! Itu kenapa diremes-remes kayak gitu biskuit dari Mama kamu??" Diremas?? Biskuit?? Dahiku menggeryit bingung saat menatap teman sekamarku –Atikah. "Liat itu tangan kamu!" perintahnya dengan tangan telunjuk kanannya menunjuk ke arah bawahku.

Dengan bodohnya aku menuruti perintahnya dan benar saja, Oh Astaga! Kenapa aku tidak sadar jika aku sudah meremas habis beberapa biskuit dari toples dengan tanganku ini??

Kudongakkan kepalaku untuk menatap Atikah yang menggeleng-gelengkan kepala ke arahku. "Dasar jomblo! Kasihan banget sih, cepet gih keluar dari gua Hira kamu ini! Bau apek ini kamar," ucap Atikah yang menutup cuping hidungnya dengan ibu jari dan jari telunjuknya, sesekali kakinya menendang beberapa pakaian kotorku yang berserakan dilantai. Aku hanya nyengir mendengar ejekan dari Atikah.

"Kasihan banget sih jomblo dari kos-kosan Mama Jum!" ejeknya yang disusul dengan tawa menggelegarnya.

"Sialan! Masih mending jomblo dari pada jones!" teriakku dengan kesal.

Games : DrabbleWhere stories live. Discover now