1

4.8K 315 98
                                    

"Ci Naomi!!!!" teriak seorang gadis kecil sambil berlari terbirit-birit ke arah rumahnya.

Gadis itu melompati pagar yang terbuat dari kayu lalu berlari melewati hamparan rumput yang luas dengan napas tersengal-sengal. Gadis kecil itu segera masuk ke sebuah ruangan berbahan dasar dari kayu yang di penuhi dengan berbagai macam kuda dan tumpukan-tumpukan jerami di sudut ruangan mencari seseorang yang di panggilinya tadi.

"Ci!" teriak gadis kecil lagi.

Seseorang yang sedari tadi di panggildengan sebutan 'Ci' keluar dari balik jerami dengan pakaian ala anak Country. Kemeja, celana jeans serta sepatu boot sebatas betisnya.

"Kenapa sih Dut? Kamu teriak-teriak gitu udah kaya di kejar sama anjing tetangga deh." ucap gadis cantik berwajah oriental merendahkn tubuhnya untuk mensejajarkan tingginya dengan Adik kecilnya yang di panggil 'Dut' tadi.

"Ayo Ci Omi, ikut Dudut!" ajak gadis kecil itu sambil menarik tangan gadis yang diketahui bernama Naomi.

Naomi menggelengkan kepalanya dengan terus mengikuti kemana tujuan Adik kecilnya. "Sinka...kamu mau kemana sih?"

Gadis kecil yang ternyata bernama Sinka itu tetap terus menarik tangan Naomi menuju tepian sungai. Naomi mengerutkan keningnya saat Sinka menunjuk ke suatu benda yang entah itu apa. Naomi memincingkan matanya.

"Dut, kamu nggak ngelakuin macem-macem, kan?" tanya Naomi mendekat ke arah benda yang tersangkut dahan di pinggiran sungai.

Naomi menutup mulutnya saat melihat bahwa itu adalah jasad manusia. Dengan cepat, Naomi mendekat ke arah jasad manusia yang tersangkut dengan dahan lalu memeriksanya secara takut-takut.Naomi memutar balikan tubuh yang ternyata seorang gadis susah payah karena postur tubuh gadis yang tersangkut di pinggir sungai ini sedikit lebih besar dari Naomi. Bekas luka bakar serta robekan di pelipis gadis ini langsung kelihatan setelah Naomi membalik tubuhnya.

Naomi meletakan jari telunjuknya di bawah hidung gadis ini lalu mengarahkan telinganya ke arah dada gadis ini guna mendengar detak jantungnya lalu terakhir memeriksa nadi di leher serta pergelangan tangannya. Berdenyut. Sangat pelan.

"Sinka! Dia masih hidup. Ayo, bantu Cici bawa dia ke rumah." perintah Naomi lalu berusaha mengangkat tubuh gadis ini di bantu oleh Sinka.

Setelah bersusah payah berjalan ke arah rumahnya yang terletak sangat jauh dari tepian sungai, Naomi langsung membawa gadis ini ke dalam kamarnya. Naomi memerintahkan Sinka untuk mengambil kain bersih serta wadah yang di isi dengan air. Tidak lupa meminta kotak P3K.

Naomi langsung mengganti pakaian gadis ini secara perlahan mengingat banyaknya luka bakar yang berada disekeliling tubuhnya. Setelah selesai, Naomi menyelimuti tubuh gadis ini lalu berjalan ke arah Sinka yang sedang kesusahan mengambil kotak P3K yang berada di rak paling atas.

Naomi tersenyum lalu membantu Sinka untuk mengambilnya. "Susah ya? Nih." ucap Naomi mengulurkan kotak P3K pada Sinka.

"Ci, gimana Kakak yang tadi? Nggak apa-apa, kan?" tanya Sinka penasaran.

Naomi menggeleng. "Cici nggak tau Dut, nah sekarang...kan katanya Dudut mau jadi perawat, Kakak yang tadi Cici serahin ke Dudut, gimana? Dudut bisa, kan?"

Ya, Sinka memang bercita-cita untuk menjadi Dokter. Berbeda dengan Naomi yang cita-citanya hanya menjaga dan mewarisi peternakan milik Mami-Papinya yang pergi ke kota untuk beberapa tahun karena suatu tugas yang di berikan pada Papinya berada di luar kota.

Sedangkan Naomi, Naomi lebih memilih tetap tinggal di pedalaman desa yang asri, sejuk dan tenang bersama Adiknya, Sinka yang masih duduk di Sekolah Dasar yang terletak sekitar 5 kilo meter dari rumahnya. Jadi, setiap harinya Naomi harus mengantar Sinka ke sekolah tentunya menunggang kuda mengingat terbatasnya kendaraan bermotor serta mobil di desanya.

Back to me, please [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang