"Len, demi Tuhan. Dia disini." teriak Mario berlari tergopoh-gopoh ke arah Elaine yang sedang duduk di depan api unggun guna menghangatkan tubuhnya. Tanpa sadar Mario menjadi pusat perhatian siswa-siswa lainnya. Mario menyengir tanda baik-baik saja dan kembali menatap Elaine.
"Kenapa, Mar?" tanya Elaine bingung.
Mario mendekatkan bibirnya ke arah telinga Elaine. "Dia. Beby. Disini." bisik Mario.
Elaine terlonjak kaget. Ia menatap Mario. "Serius?"
Mario mengangguk dengan cepat. "Iya. Tadi kan gue mau ambil minuman ya dari Kak Naomi. Dan ternyata dia bener-bener ada disini. Dalam keadaan sehat." jelas Mario.
Elaine berdiri sambil membersihkan celana jeansnya. Mario mengerutkan keningnya. "Lo mau kemana?"
Elaine menarik Mario untuk menjauh dari teman-teman yang lainnya. "Ini kesempatan bagus. Lo tau kan dia abis kecelakaan? Siapa tau ada yang gak beres sama dia. Gue bakal deketin dia. Kalo berhasil bagus. Gak berhasil ya gak papa. Kita juga udah punya rencana buat hancurin keluarga Devan." jelas Elaine panjang lebar yang di tanggapi anggukan paham oleh Maul.
"Gue deketin dia. Lo hubungi Papa. Bilang, target udah ketemu." ucap Elaine langsung berjalan meninggalkan Mario.
*****
"Jadi yang datang kesini seluruh murid sekolah itu?" tanya Beby setelah itu menyesap cokelat hangat buatan Naomi.
Naomi mengangguk. "Iya. Buat penelitian sebagai tugas liburan sih katanya." jawab Naomi.
Beby menghela napasnya lalu menatap jauh ke atas langit sana. "Mi, aku merasa rindu seseorang. Tapi, aku nggak tau siapa orang itu." Beby mengalihkan pandangannya menghadap Naomi. "Apa mungkin orang itu ada di masa laluku ya, Mi?"
Dan lagi-lagi, rasa cemas itu datang lagi. Naomi selalu merasa khawatir jika Beby sudah membicarakan masa lalunya. Naomi memang egois, ia tidak ingin ingatan Beby kembali. Disisi lain, Naomi juga tidak tega dengan keluarga yang di tinggalkan oleh Beby. Tapi mau bagaimana lagi? Naomi tidak bisa melepas Beby begitu saja kalau memang suatu saat nanti Beby harus pergi.
Beby menyentuh bahu Naomi dengan kedua tangannya. "Kamu kenapa? Kok bengong?"
Naomi mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum ia menggeleng. "Nggak. Aku gak papa."
Beby menghela nafasnya lalu menarik Naomi untuk mendekat. "Dingin. Hehe."
Beby menuntun sebelah tangan Naomi untuk melingkar di perutnya lalu menarik kepala Naomi untuk bersandar di bahunya. "Begini lebih hangat. Gak papa kan?" gumam Beby pelan. Naomi tersenyum lalu mengangguk.
"Cici bantuin Dudut ngerjain tugas dong," teriak Sinka sambil berjalan ke arah dapur. Sinka menghentikan langkahnya saat melihat Cicinya dan Beby dalam keadaan saling memeluk. Sinka tersenyum lebar lalu dengan sedikit berjinjit berjalan menuju mereka berdua yang sedang duduk di undakan tangga teras rumahnya.
"Dor!" Sinka menepuk bahu mereka berdua yang sontak langsung membuat mereka berdua menjauh. Sinka tertawa kecil lalu menyelip di antara mereka.
"Asik banget peluk-peluk, Dudut gak di peluk." ucap Sinka sambil mengerucutkan bibirnya.
Beby tertawa lalu menuntun Sinka untuk duduk di pangkuannya. "Sini aku peluk." Beby mengusap puncak kepala Sinka lembut. "Dudut kan ndut. Gak bakal kedinginan. Cici kamu kan kurus. Pasti kedinginan terus."
"Ah iya. Cici mah gak suka makan. Sok-sok diet terus." celetuk Sinka yang langsung dapat tatapan tajam dari Naomi. Sinka terkekeh lalu bersembunyi di ceruk leher Beby. "Cici galak terus sama Dudut, Kak. Dudut takut."

KAMU SEDANG MEMBACA
Back to me, please [Completed]
FanfictionSekuel dari Your Protector. 29/8/16 - 7/7/17.