17

1.1K 176 35
                                    

Hari-hari setelah kepergianmu seperti mimpi buruk bagiku. Aku hancur. Aku hampa. Aku kosong. Aku sepi. Bertanya-tanya pada diriku sendiri, sampai kapan luka ini habis menggerogoti hatiku? 

*****

Satu hari sebelumnya

"Besok kita serang mereka." Ujar Farish sambil menginjak puntung rokoknya. "Pertama, kita selamatkan Beby terlebih dahulu. Biar dia yang melakukan tugas selanjutnya."

"Tugas apa kalau boleh saya tau, Bos?" tanya Sammy penasaran.

Farish tersenyum sinis. "Tentu membantai semua keluarga Devan."

"Gimana dengan Naomi dan Sinka, Rish?" tanya Melody ikut bergabung dalam percakapan.

Farish tertawa kecil. "Biarkan saja mereka membusuk di gudang. Kita gunakan mereka sebagai ancaman untuk Beby jika seandainya dia tidak mau melaksanakan tugas terakhir dari aku." Jelas Farish kepada Melody.

Melody tersenyum sinis sambil menggelengkan kepalanya. "Sweet revange, hm?" gumam Melody.

"Yes exactly, my dear." Jawab Farish sambil mengedipkan sebelah matanya.

Keesokan harinya.

Terlihat Mario dan Elaine sedang menyiapkan persenjataan yang akan mereka bawa untuk membantai habis-habisan keluarga Devan yang rencananya akan dilakukan hari ini. Farish dan Melody sedang memberi instruksi kepada anak buah yang lainnya.

"Sammy, Yono dan kamu Mario," panggil Farish memerintah mereka bertiga menghadap dengannya. "Tugas kalian adalah melepaskan Beby dari kurungannya. Kalian paham?" jelas Farish memberi instruksi. Mereka bertiga mengangguk paham.

"Dan yang lainnya, kalian menghabisi anak buah Devan yang lainnya. Saya peringatkan, tiga wanita yang menamai diri mereka Devil's Attack adalah sedikit ancaman. Fokuskan penyerangan kepada mereka bertiga karena mereka sangat licik dan cerdik." Jelas Farish. "Setelah Beby bebas, sebagian dari kalian, bantu Beby menjalankan tugasnya. Mario, Yono dan Sammy, kalian kembali ke tempat persembunyian."

Setelah penyusunan strategi selesai, Farish serta pasukan yang lainnya langsung masuk ke dalam mobil dan siap berjalan menuju rumah Devan. Farish berada di barisan mobil paling depan. Dengan senyum sinis menghiasi bibirnya, Farish yakin, Devan akan kalah hari ini juga.

"In position." Perintah Farish. "Maju!"

Beby yang memang sudah putus asa dengan keadaannya saat ini hanya bisa berdiam diri meratapi nasibnya. Beby mengangkat kepalanya saat mendengar nama Farish terselip di pembicaraan tiga wanita yang menjaganya semenjak ia terkurung di ruangan ini.

"Guys, kita diserang!" teriak seseorang yang Beby tebak adalah Vino. Mendengar itu Beby langsung tersenyum senang.

Beberapa saat kemudian, muncul Yono, Sammy dan Mario dari balik pintu setelah terdengar terjadinya keributan di luar sana. Mario tersenyum melihat Beby. Beby ikut tersenyum. "Saya yakin kalian akan menolong saya." Gumam Beby saat Mario berusaha membuka kunci borgol yang melekat di pergelangan tangan Beby.

Seusai melepaskan borgol di tangan serta kakinya, Mario langsung menarik Beby keluar dan segera membawa Beby ke Ayahnya. Saat melihat Farish, Beby langsung sedikit membungkuk memberikan hormat.

"Welcome back." Gumam Farish sambil mengangkat bahunya. Beby tersenyum tipis. "Nice to see you."

"Terima kasih, Bos." Jawab Beby sambil menundukan kepalanya sebentar.

Farish mendekat ke arah Beby lalu langsung merangkul bahu Beby. "Saya punya tugas terakhir untuk kamu. Setelah ini semua ini usai, kamu bebas." Ucap Farish. Kening Beby berkerut tanda bertanya. "Gampang, tugas kamu hanya satu."

Back to me, please [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang