Epilog

1.7K 217 52
                                    

5 tahun kemudian

"Ini barang-barangnya. Dan ini, tanda tangan disini." Ujar seorang petugas administrasi sambil tersenyum kepada Beby.

Dengan cepat Beby meraih pulpen yang telah disediakan lalu menandatangani surat tanda bebas dari penjara dengan senyum merekah di bibirnya. "Terima kasih, Pak. Saya permisi kalau begitu."

Beby mengenakan jaket levisnya sambil berjalan melewati lorong-lorong yang bercahaya minim dengan jantung berdebar dua kali lebih cepat. Seseorang membukakan pintu untuk Beby dan Beby dinyatakan bebas hari ini.

Beby menarik napasnya dalam-dalam merasakan udara segar setelah sekian lama mendekam di dalam penjara dengan keadaan udara yang sedikit pengap. Beby menolehkan kepalanya kebelakang sebentar. Ia tersenyum tipis. Akhirnya ia bisa menebus kelasahannya walaupun hukuman ini tidak seberapa. Tetapi setidaknya Beby sudah menerima resiko akan perbuatannya.

Beby memakai topi baseball-nya lalu menolehkan kepalanya ke arah mobil yang membunyikan klakson tadi. Seseorang keluar dari dalam mobil berwarna hitam tersebut dengan senyum merekah di bibirnya. Gadis itu melambai kepada Beby. Beby tidak kuasa menahan dirinya untuk tidak tersenyum. Dengan langkah cepat, Beby berlari menghampiri gadis tersebut.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Beby menarik gadis tersebut kedalam pelukannya. Ia rengkuh gadis itu erat-erat dan tidak akan pernah membiarkan gadis itu terlepas lagi dari pelukannya. Beberapa menit setelah saling menyalurkan rindu satu sama lain, Beby melepaskan pelukannya lalu menatap gadis yang berdiri dihadapannya dengan senyum merekah.

"Apa kabar?" Tanya Beby pelan.

Shania tersenyum tipis. "Never better." Jawab Shania sambil mengangkat bahunya.

"Maksudnya?"

"Nggak pernah lebih baik dari hari ini." Shania terkekeh. "Kamu?"

"Saya baik." Jawab Beby. "Mm, jadi?"

"Apa?" Tanya Shania balik.

Beby memutar bola matanya. "Kamu tanya saya, saya harus tanya ke siapa?" Jawab Beby menatap Shania malas.

Shania tersenyum. "Enggak tau."

"Pftt," Beby menggelengkan kepalanya. "Jadi mau berdiri disini aja?"

Shania terkekeh. Shania mengeluarkan kunci mobil dari kantong jaketnya lalu ia berikan kepada Beby. "Kamu yang supirin aku."

"Memangnya saya masih jadi Bodyguard kamu?" Tanya Beby heran.

"Bodyguard rangkap pacar." Jawab Shania sambil cekikikan. "Bukain pintu buat gue dong. Panas nih." Ucap Shania menatap Beby dengan senyum merekah di bibirnya.

Beby ikut tersenyum. Ia jadi ingat dengan kelakuan Shania saat awal-awal ia menjadi Bodyguard gadis keras kepala yang kini ada di hadapannya. Beby melangkahkan kakinya lalu membukakan pintu mobil untuk Tuan putrinya, Shania. "Silahkan, Nona." Ujar Beby.

Beby mendaratkan tubuhnya di kursi pengemudi lalu menoleh ke arah Shania. "Kita mau kemana?"

"Entah, kamu mau kemana?" Jawab Shania sambil menatap Beby lembut.

Beby diam sejenak untuk berpikir. "Menuju tak terbatas dan melampauinya." Jawab Beby asal yang langsung membuat Shania tertawa. "Buzz lightyer." Lanjut Beby sambil terkekeh.

"Kamu kok jadi receh sih?" Tanya Shania masih dengan sisa-sisa tawanya.

"Teman saya disana seperti itu semua." Jawab Beby cepat. "Oh iya, Shania. Saya mau bilang sesuatu." Ujar Beby. Kening Shania mengerut penasaran. "I love you, Shania."

Back to me, please [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang