"You look so wonderful in your dress...." gumam Beby sambil memandangi tubuh Naomi dari belakang.
Beby kembali memetik gitar dengan senyum merekah di bibirnya. "I love your hair like that. The wa-" Beby langsung menghentikan nyanyiannya saat Naomi menoleh padanya. Beby menyengir.
"Kok berhenti?" tanya Naomi ikut duduk di atas undakan anak tangga mengambil posisi di sebelah Beby.
Beby menyingkirkan gitarnya lalu tersenyum menatap Naomi. "Abis orang yang ada di lagu itu noleh ke arah aku. Aku jadi gerogi." bukannya Beby yang memerah, ternyata ucapan Beby membuat pipi tirus Naomi sedikit bersemu. Hal itu mengundang tawa Beby.
"Aku nggak lagi gombalin kamu tau, Mi. Kok pipinya merah-merah gitu?" goda Beby sambil menusuk-nusuk pipi Naomi dengan jari telunjuknya.
"Apa sih Beb," Naomi bergumam pelan. Sangat pelan. Tetapi masih bisa di dengar oleh Beby.
"Nggak apa-apa." Beby menghentikan aksi menusuk pipi Naomi lalu menatap jauh ke depan. "Aku merasa bakal ada sesuatu yang dateng kesini. Entah itu apa. Yang jelas jantung aku daritadi berdetak gak karuan begini."
Naomi menoleh menatap wajah samping Beby. "Hm, perasaan kamu aja kali, Beb."
Beby menggelengkan kepalanya. "Nggak," Beby menghela nafasnya. "Uhm, ya mungkin perasaan aja. Yaudahlah."
Mendadak hati Naomi menjadi sedikit cemas. Ia bertanya-tanya. Apakah keluarganya Beby yang akan datang kemari? Kalau saja iya, berarti ada kemungkinan Beby akan di bawa pulang oleh keluarganya sementara hati Naomi tidak ikhlas bila Beby meninggalkannya disini sendirian.
Naomi menghela nafasnya gusar. Beby menoleh ke arah Naomi. "Mi? Kamu kenapa?" tanya Beby sambil menyentuh bahu Naomi.
Naomi mengerjap lalu menggeleng. Ia memberikan senyum termanisnya pada Beby. "Nggak. Aku gak papa."
"Bener?" dengan kening berkerut Beby memastikan. Naomi mengangguk mantap. "Huft, kukira kamu kenapa."
"Ada satu pertanyaan sih, Beb." gumam Naomi pelan.
"Apa itu?"
Naomi menarik napasnya lalu menatap lekat-lekat ke dalam mata Beby. "Kalau seandainya ada seseorang keluarga kamu memerintahkan kamu buat pulang, kamu akan ikut mereka, atau kamu akan tetep disini. Sama aku. Sama Sinka." tanya Naomi yang lebih condong pada permintaan untuk tetap tinggal bersamanya disini.
Beby tersenyum lalu memutar tubuhnya menghadap ke arah Naomi. Beby mengangkat tangannya untuk mengusap pipi Naomi. "Siapapun itu, aku nggak akan mau pergi dari ini. I'll stay here. Forover. With you." gumam Beby sambil tersenyum.
Naomi ikut tersenyum. Entah dorongan dari mana, Naomi memejamkan matanya. Sedangkan Beby mendekatkan wajahnya ke arahNaomi. Hingga saat bibir mereka hanya berjarak beberapa senti saja, Sinka berteriak dari kejauhan yang sontak membuat mereka menjauhkan wajahnya.
Beby dan Naomi saling tatap lalu langsung tertawa. Mereka beranjak dari duduknya untuk mendekat ke arah Sinka. Beby mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Naomi. Dengan senang hati Naomi menerimanya.
"Kenapa, Dut?" tanya Naomi saat mereka sudah di dekat Sinka.
"Itu tamu yang waktu itu kayanya udah dateng deh, Ci." ucap Sinka sambil menunjuk ke arah jalan raya. "Masalahnya aku kaya ngeliat bis gede gitu, Ci."
"Masa?" tanya Naomi mengikuti arah pandangannya ke arah jalan raya.
Beby mengerutkan keningnya mengikuti arah pandangannya ke arah jalan raya. Benar saja. Terlihat disana satu bis besar dan tidak lama kemudian, keluarlah orang -yang menurut Beby adalah seorang siswa-dengan jumlah banyak langsung berbaris rapih di depan salah satu pembimbing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back to me, please [Completed]
FanfictionSekuel dari Your Protector. 29/8/16 - 7/7/17.