5• His Family

511 28 1
                                    

Priza Point of Views

Oke, sekarang udah pertengahan semester, dan tugasku kian meningkat, sekarang aku mengikuti pelatihan di sebuah perusahaan yang cukup ternama. Dan nantinya ada seorang tutor dari pegawai perusahaan tersebut untuk mendampingiku. Sekarang aku sedang menunggu di perusahaan tersebut, menunggu pendampingku itu.

"Anda adik Priza ya?" Kata seorang wanita dengan lembut.

Aku menoleh kearahnya sambil tersenyum lalu berdiri.

"Tepat sekali. Apakah Anda pendamping saya?" Kataku padanya sambil memandangi wajahnya, karena wajah ini sangat familiar.

"Yap. Tapi biar nggak terlalu formal pake kakak aja ya hehe." Jelasnya dengan logat sehari-hari.

"Siap, ka. Kita mulai darimana ya?" Tanyaku. Yang akhirnya aku sadar bahwa ia adalah kakak perempuan seorang Rhandy Adnan. Walaupun aku baru bertemu dengannya kali ini, namun batinku sangat yakin.

"Kita pengakraban aja dulu. Gimana kalo ke Cafè Woody?" Sahutnya.

"Boleh juga." Jawabku sambil tersenyum.

"Ternyata kamu cantik banget ya, Priz." Katanya memuja.

"Standar kalo dibanding kakak." Balasku. Ia hanya menggelengkan kepala.

Kami menempuh perjalanan dengan jalan kaki, toh ternyata Cafè Woody itu terletak di sebelah Barat Laut perusahaan ini. Akupun memesan Caramel Macchiato sedangkan pendampingku itu memesan Vanilla Late.

"Sampai lupa aku memperkenalkan diri, namaku Difasa Rachel biasa dipanggil Ifa jadi panggil aja Ka Ifa. Kamu Priza Davya Letitita kan? Mahasiswi STAN, keren banget deh, pasti pinter ya?" Ocehnya panjang lebar. Tapi BOM ketika ia menyebutkan namanya mataku melebar, itu adalah dia, Ka Rhandy's sister.

"Iya ka, gak pinter banget kok, ka." Kataku bermaksud rendah hati.

"Kita ngomong kalo dikantor aku-kamu aja ya. Tapi kalo lagi ngobrol gini gue-elo aja. Gak enak soalnya." Jelasnya lagi.

"Oke ka. Kakak punya adek?" Tanyaku memastikan

"Punya dua dan itu cowok semua. Yang satu lagi kuliah semester 3 di ITS, di teknil sipil, yang satu lagi kelas 2 SMP." Deg. Itu adalah dia, benar dia, adik yang dia sebutkan pertama adalah Ka Rhandy.

"Oh gitu. Rumah kakak dimana?" Tanyaku lagi.

"Di Perumahan Surya Jaya blok C4/21." Jawabnya lagi.

"Ih gue seneng, lo orangnya aktif gitu ya, Pri." Timpalnya menggunakan logat gaul -guelo-

"Udah cantik, pinter, baik, aktif, murah senyum, ramah, calon istri idaman banget deh." Timpalnya yang kedua kalinya.

"Ah, kakak berlebihan nih." Kataku sambil terkekeh.

"Serius ya, gue gak boong. Pasti banyak yang deketin ya?"

"Nggak kok, ka hehe."

"Adek gue yang pertama dari SMA jomblo mulu haha." Katanya seperti ingin mencomblangiku atau perasaanku saja?

"Wah kalo ngatain adeknya gitu berarti kakak udah punya calon ya?" Kataku mengalihkan pembicaraan.

"Alhamdulillah, tinggal rencanain tunangan ama weddingnya aja nih, doain aja ya, Pri." Jawabnya.

"Aamiin, kakak orangnya supel gitu ya" Kataku menilainya.

"Gak juga, biasanya gue agak ketus gitu tapi gue seneng pas ketemu lo tadi. Beda gitu. Gatau kenapa ada chemistrynya gitu."

Le-tititaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang