24• Feel

169 7 6
                                    

Sudah terhitung satu semester sejak mereka tinggal di Inggris untuk melanjutkan pendidikan. Priza dan Alvis memang saling menjaga satu sama lain, tapi mereka tidak punya perasaan apapun namun hal itu tidak berlaku pada Priza, karena ia memiliki sedikit perasaan untuk Alvis.

Sekarang, Priza sedang video call via skype dengan Shilfa. Ia banyak berbincang tentang Inggris terutama London dan Shilfa selalu bertanya apakah banyak cogannya atau tidak.

Shilfa Alvi: Oh iya, gue sama Wyne ada rencana mau kesana. Mumpung kita emang udah ngumpulin duit, sekalian Wyne mau mikir-mikir lanjut disana apa enggak.

Raut muka Priza langsung terlihat senang dan antusias begitu Shilfa mengabarkan bahwa ia akan segera kesana.

Priza Davya: Ih serius? Wahhh, gak sabar. Nanti gue tunjukin deh kafe-kafe sama restoran enak disini.

Shilfa Alvi: Yes, wisata kuliner. Lo lagi sendirian?

Priza memang sedang berada di apartemennya tapi ia tidak sedang sendiri melainkan bersama Alvis yang sedang tertidur pulas. Pantas saja ia tidak langsung menghampiri Priza padahal Priza sedang video call dengan Shilfa. Alvis kerap vidcall dengan Shilfa, namun Shilfa juga kerap menolaknya.

Priza Davya: Enggak. Ada Alvis tapi dia lagi tidur, mau gue tunjukkin?

Priza pun bangkit dari duduk silanya dan menghampiri Alvis yang tertidur pulas di sofanya, Priza mengarahkan kamera macbooknya ke arah muka Alvis yang tetap ganteng walaupun tidur dengan mulut terbuka.

Priza Davya: Udah puas?

Priza pun kembali meletakkan macbooknya di meja tamu dari kaca tadi.

Shilfa Alvi: Kok dia tetep ganteng ya? Hihihi

Priza Davya: Terah lo.

Shilfa Alvi: Dia abis ngapain emang kok kayaknya kecapean gitu?

Priza Davya: Sebelumnya sih dia cerita kalo tugas minggu ini banyak banget, satu hari bisa 3 sampe 5 tugas. Kasian dia.

Shilfa Alvi: Ih, ya ampun. Lo enggak gitu emang?

Priza Davya: Gue juga! Lo gak liat kantong mata gue punya kantong mata.

Shilfa Alvi: Hahaha, sabar ya Pri.

Priza Davya: Lo kok keliatannya nyantai-nyantai aja, Shil?

Shilfa Alvi: Sebenernya gue gak nyantai tapi males. Tugas sih banyak, Pri.

Alvis tiba-tiba menyahut. Ternyata ia sudah terbangun sejak tadi Priza kembali pindah ke posisi semula.

Alvis Lyn: Astagfirullah. Gak boleh gitu Shilfaku sayang. Gak boleh nyepelein tugas.

Dengan refleks, Shilfa langsung menenggelamkan mukanya di meja dengan tangan dilipat.

Priza pun hanya terkekeh melihat tingkah temannya itu.

Alvis Lyn: Noh kan dia malu.

Priza pun langsung menyikut perut Alvis.

Priza Davya: Ish! jangan digodain mulu.

Alvis Lyn: Abisnya dia lucu kalo malu.

Alvis menunjuk ke arah macbook Priza dimana Shilfa masih tetap pada posisinya.

Alvis Lyn: Tadi lo ngaku gue ganteng ya Shil? Akhirnya, gue denger sendiri dari mulut lo walaupun gak langsung.

Shilfa langsung menengadahkan kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Le-tititaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang