18• Tired

328 13 4
                                    






"Ei-ei-ei-ei! ITU JATAH GUE! OMAYGAT SHEREN ITU LAVA CAKE GUE!" Teriak Aila sambil terus berusaha meraih lava cakenya di genggaman Sheren tapi Sheren masih tetap memakan lava cake milik Aila itu.

Di sudut yang lain, Eisha mengejar-ngejar Shilfa meminta es krim yang Shilfa kuasai sendiri, "WOI! SHILFAAA BAGI DONG ES KRIMNYA, GUE JUGA MAU!"

Wyne menyendiri di dapur membuat jus jeruk untuknya dan teman-temannya, ia hanya geleng-geleng kepala mendengar teriakan teman-temannya. Priza sendiri yang satu ruangan dengan mereka, menatap dengan wajah pias pada teman-temannya. Untunglah adik-adik dan orangtuanya sedang pergi menengok kakek-neneknya dikampung, kalau tidak rumah ini bisa benar-benar terlihat seperti pasar tumpah. Karena sudah geram, Priza berdiri dan berteriak, "OI! ITU TUH LAVA CAKE AMA ES KRIM GUE, KENAPA RIBUT SIH, MAKAN BARENG KEK, GUE KAPAN CERITANYA KALO BEGINI?"

Seketika mereka berhenti bertengkar, hening seketika, Wyne baru kembali dari dapur membawa nampan berisi 6 gelas jus jeruk pun ikut menimpali, "Iya, kedengeran ampe tetangganya si Priza kali,"

"Elo sih!"
"Elo tau La yang teriak-teriak!"
"Elo sih gak mau bagi, Shil."
"Iya udah nih. Satu sendok aja ya."

Jadilah mereka saling menyalahkan, lagi-lagi Wyne menggelengkan kepalanya sedangkan Priza menepuk dahinya lalu menghempaskan badannya ke sofa.

"Bisa-bisa kena sakit jantung gue, In. Perasaan waktu SMA gak begini gilanya, kok pas kuliah bukannya tambah kalem malah tambah blangsak ya?" Curhat Priza ketika Wyne menaruh nampan di meja serta duduk di samping Priza.

Wyne menabok pundak Priza, "Alah, biasanya juga elo ikutan, elo ikutan malah tambah pusing gue,"

"Minum dulu tuh," Lanjut Wyne menunjuk jus jeruk tadi dengan dagunya.

Priza mengambil segelas jus jeruk dari nampan lalu meminumnya, "Kok gue yang ngerasa jadi tamu ya?"

Wyne memasang wajah 'yeuh-dasar'. Aila menghampiri Priza disusul Sheren dibelakangnya, "Pri, gue boleh ngambil lava cake lagi kan?" Tanya Aila mengangkat-ngangkat alisnya, "Ambil aja La, kenapa gak daritadi aja ngambilnya coba. Biar gak ribut." Priza menaruh gelasnya di nampan kembali.

Aila langsung ngibrit ke dapur, "Eh, eh, gue juga ya Pri," Kata Sheren, Priza mengangguk, Sheren juga langsung ngibrit ke dapur.

"Kemana dah si Shilfa ama Eisha?" Tanya Wyne yang pertama sadar kalau mereka tak ada di ruangan ini.

Priza langsung melangkah menuju tangga, "Bodo amat ah. Gue pengen tidur dulu deh. Entah kenapa pusing banget, unmood, so, gue ke kamar ya In. Bilangin mereka jangan ganggu gue. Kalo mau pulang, pulang aja, tapi jangan lupa tutup pintu," Tutur Priza pada Wyne lalu melanjutkan langkahnya.

❌❌❌

Tok tok tok
Tok tok tok
Tok tok tok

Banyak sekali tangan yang mengetuk kamar Priza membuat Priza menyembunyikan kepalanya di bantal.

"PRI! PRIZA! PIZZA!" Panggil Shilfa sambil terus mengetuk pintu, "PRI! MARAH APA?" Teriak Aila, "PRIZA LO TIDUR?" Tanya Sheren sok polos, "PRIZA! PROSA! ROSSA! RAISA! KELUAR NAPA! CAPEK TEREAK NIH!" Sahut Eisha, mereka semua bergerumul di depan pintu, saling mendorong untuk tetap mengetuk pintu kamarnya.

Cklek

Priza membuka pintu seketika membuat semua teman-temannya terjatuh, dan ternyata yang berada di paling bawah adalah Wyne, tadinya ia ingin menghentikkan mereka tapi sia-sia. Sejurus kemudian, mereka melihat ke arah Priza dan nyengir kuda. Lalu mereka secara berurutan bangun dari posisinya.

Le-tititaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang