7• Sad Aila

431 30 2
                                    

Author Point of Views

Kalo kemaren Priza pergi ke Café Woody untuk menikmati hot chocolate di hari yang dingin, sekarang Priza dan keenam temannya berada di PIM untuk menikmati chattime di hari yang panas ini. Cuaca benar-benar labil seperti murid sekolah menengah tingkat pertama. Mereka mencari tempat duduk yang disediakan oleh chattime, dan Shilfa memesan.

"Lo pada mau pesen apa?" Tanya Shilfa.
"Chocolate Mousse aja." Jawab Priza.
"Gue sama kayak Priza." Tukas Wyne.
"Gue Passion Fruit Green Tea." Sahut Sheren.
"Hazelnut Milk Tea." Timpal Aila.
"Gue sama kayak Aila." Eisha.
"Gue Caramel Milk Tea ya." Zwe terakhir.
"Semuanya standard apa gimana?" Tanya Shilfa lagi.
"Gue low sugar ya." Tutur Zwe.
"Gue low ice." Sergah Eisha.
"Oke." Balas Shilfa lalu ia melangkah ke tempat pemesanan.

Sambil menunggu pesanan, mereka mengobrol. Tak lama, Sheren dan Shilfa pergi ke kasir mengambil pesanan mereka.

"Lo kok diem, La?" Tanya Priza.
"Unmood aja." Jawab Aila sekenanya.
"Biasa. Kepikiran si Nata." Timpal Eisha melengkapi.
"Gausah dipikirin, La. Dia belum nemu yang cocok jadinya masih suka pacaran dalam jangka waktu pendek, padahal yang klop ama dia ada di depan gue." Tambah Zwe yang memang duduknya berhadapan dengan Aila.

"Tapi ya, dia tuh kayak gak pernah ngeliat atau ngehargain gue, kalo dia udah tau gue suka ama dia, temennya bilang dia udah tau semuanya, tapi kenapa dia kayak gak ngasih kesempatan ke gue." Sahut Aila.

"Kalo kata gue sih, liat kedepannya aja, lo pasti dapet yang terbaik." Respon Shilfa sambil mengelus pundak Aila.

"Biarin aja dia nyari kebahagiaannya buat sementara, La. Pacaran itu cuman kayak status gitu." Timpal Sheren.

"Beda kan kalo yang mau jadi calon istrinya. Dikasih cobaan dulu." Sambung Wyne.

"Apasih In." Ledek Zwe.
"Apasih In. Ih." Kata Priza.
"Ih. Ih." Sahut Aila.
"Sok bijak haha." Timpal Shilfa.
"Oke." Balas Wyne pasrah ketika teman-temannya seperti itu.

"Anterin gue ke kamar mandi yuk, Pri." Tawar Aila kepada Priza.
"Yuk, gue juga mau pipis." Terima Priza.

Mereka pun melangkah ke kamar mandi yang lumayan dekat jaraknya dari kedai chattime. Setelah selesai, mereka kembali.

"Kocak napa Pri, waktu SMA tuh hahaha." Kata Aila sambil tertawa kencang.

"Iya haha. Apalagi Sheren suka joget-joget depan kelas." Kata Priza menimpali.

"Iya joget Desse-" Ucapan Aila terpotong.

"Duh," Kata Aila sambil memegangi pundaknya yang ditabrak oleh seseorang laki-laki.

"Kenapa La?" Tanya Priza khawatir.

"Gak. Ke senggol doang." Jawab Aila.

"Kalo gue lagi *PMS senggol dikit bacok haha." Canda Priza.

Laki-laki yang menabrak Aila, sempat menoleh kearahnya namun terlihat tidak perduli sehingga, ia pergi begitu saja.

"Gimana kabarnya Alzelvin, Pri?" Tanya Shilfa langsung ketika Priza dan Aila baru kembali dari toilet.

"Gatau tuh, gaada kabar lagi. Soalnya gue kan diperusahaan jadi gak ketemu dia. Panggil dia Jeje kalo nggak, Iden aja deh, kalo Alzelvin kepanjangan." Tutur Priza.

"Kata Sera, lo most wanted female ya di kampus?" Tanya Sheren.

"Gak juga sih, ye." Tolak Priza sambil menunjuk ke arah Sheren.

Mereka pun hening menghabiskan sisa minuman mereka lalu Eisha membuka obrolan kembali.

"Ke timezone yuk?" Ajak Eisha.

Le-tititaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang