13• Suprised

343 20 6
                                    

Still
Author Point of Views

"Eh iya, gue besok bakalan ke Malang, disuruh penelitian ama dosen." Cetus Eisha ketika ia dan teman-temannya sedang mengobrol.

"Gue juga, tapi kalo gue bakalan ke Sragen." Tambah Sheren yang membuat teman-temannya tertawa sambil mengambil stick oreo di atas meja.

"Lo mau tinggal dimana? Di tempat Wyne?" Tanya Priza yang sedang mengunyah stick oreonya.

Shilfa yang terkena potongan-potongan kecil stick dari mulut Priza pun menyingkirkan potongan-potongan kecil itu dari celananya, "Jorok ih Pri." Shilfa pun sedang mengunyah sehingga potongan-potongan kecil mengenai muka Priza.

Priza mengusap wajahnya, "Balas dendam yang bagus, Shil."

"Aila, kemana?" Tanya Zwe yang baru sadar kalau tidak ada Aila.

Eisha yang masih menatap ponselnya berbicara, "Aila ada kerja kelompok terus katanya juga tugasnya banyak."

Shilfa berjalan ke arah dapur, "Anak FK pada sibuk banget ya."

"Lo mau ke dapur ya, Shil? Ikuuut." Priza mengekori Shilfa yang ingin ke dapur, pasti dua manusia itu ingin makan.

"Eh, si Halu udah di depan rumah gue!" Seru Eisha, loncat-loncat.

"Ngapain?" Zwe hanya memberikan pertanyaan, tenang.

"Gak tau, tiba-tiba."

"Paling boong." Respon Sheren yang langsung membuat Eisha merasa jatuh dari langit ketujuh.

Tok tok tok
Ting tong

"Siapa tuh ngetok-ngetok pintu." Priza muncul dari arah dapur, dengan masih mengunyah makanan.

Shilfa muncul juga, lalu ia berjalan ke pintu rumah, "Bukannya dibukain."

Eisha malah lari ke kamarnya bersama Zwe dan Sheren, untuk merapikan dandanannya ini.

Seorang laki-laki berdiri di ambang pintu, "Eh, ini bener rumah Eisha kan? Eisha nya ada?"

"Ada kak, masuk aja dulu." Shilfa mempersilahkan Halu untuk masuk dan duduk si sofa, seakan-akan dirinyalah sang tuan rumah.

Eisha menatap Halu, lalu berlari kecil ke sofa ruang tamu, "Ehm, hai kak, ada apa?"

Halu bangkit dari duduknya, lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas, "Lo besok penelitian ya? Boleh gue yang nganterin gak? Terus, ini ada materi buat penelitian lo." Ia lalu memberikan lembaran kertas itu pada Eisha.

Eisha melihat lembaran kertas itu lalu menerimanya, "Boleh-boleh aja kak dan ini lo yang nyari? Harusnya gak usah kali, kak."

"Gapapa kali." Halu tersenyum manis.

"Natepnya jangan lama-lama juga kali." Celetuk Zwe yang mengintip di pintu kamar Eisha.

Sheren mengetuk kepala Zwe ringan, "Gak usah ngerusak suasana kali."

"Kenapa pada ngomong kali, kali." Sahut Shilfa lalu kembali ke dapur.

Le-tititaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang