17• Late

329 13 3
                                    

Priza Point of Views.

Aku baru saja selesai mandi dengan berpakaian kaus bertuliskan 'tumblr' dan celana pendek 5 cm diatas lutut, aku mengeringkan rambutku, aku duduk di meja rias. Baru saja aku duduk, tak sengaja mataku melihat sebuah album, album khusus dirinya. Aku menghembuskan nafas.

"Lo bisa, Pri! Lupain aja! Gak penting!" Aku menyemangati diriku sendiri di depan cermin. Aku mengambil album itu lalu menaruhnya di dalam laci.

"Hoi!" Tiba-tiba Bunda muncul dari pintu kamarku, membuat kaget.

"Kenapa ditaro laci?" Lanjutnya seraya mengangkat kedua alisnya dan tersenyum geli, badannya bersandar pada pintu.

Priza tersenyum canggung, "Mau ngelupain dia, Bun."

"Alah, lupain, lupain, orang baru semalem kamu liat album itu." Ejek Bunda dengan senyuman khasnya.

"Hm, Bunda ngeliat aja nih."

Bunda terkekeh, "Kena deh,"

"Eh, Bunda ke dapur dulu ya, duh gosong deh masakannya." Ocehnya sambil menghilang dari pintu.

Line!

Suara notifikasi pesan line berbunyi di ponselku, dengan cepat aku mengambil ponselku yang tepat berada di meja rias.

Thel Malvin:
Oy, de! Temenin gue yuk.

"Dih, sok akrab banget nih bocah"

Priza Davya:
Anjir, feel like......

Thel Malvin:
Nggak lah gial, Temenin gue makan, Sheren kan lagi tugas kuliah, temen-temen gue juga lagi pada sibuk.

Priza Davya:
Iye, iye, dimana? Jam berapa?

Thel Malvin:
Jam 10, di GIM aja.

Priza Davya:
Masalahnya, gue gak enak ama Sheren, takut salah paham.

Thel Malvin:
Tenang aja, gue udah bilang ke Sheren kalo gue mau makan bareng lo, katanya dia percaya ama lo kok.

Priza Davya:
Sip👌

❌❌❌

Kini, aku sudah berada di salah satu restoran Jepang di Grand Indonesia Mall bernama Tokyo Belly. Sepertinya calon pasangan Sheren ini sedang mengidam Ramen bung, karena Ia memakan ramennya dengan lahap sampai-sampai kuahnya bercipratan kemana-mana.

"Sushi gue kena gerimis nih." Ucapku sarkasme, Thel mengangkat kepalanya, terkekeh, lalu mengacak-acak rambutku yang membuatku berdecak sebal.

Thel mengambil tissu lalu mengelap mejanya, "Maapin ya, gue laper banget, Pri." Tak disangka dia juga mengelap sushiku, mengejek.

"Sushi gue jangan dilap juga kali," Dan kalian pasti tahu apa jawabannya, "Kan tadi katanya Sushi lo kena gerimis juga."

"Tapi kak lo udah makan ramen ini (menunjuk ke ramen Thel) tiga kali, lho." Celetukku seraya mengacungkan tiga jariku tapi Thel dengan masa bodonya melanjutkan makannya.

"Nanti gue traktir dessertnya deh." Bujuknya yang sukses membuat aku tersenyum sumringah.

Aku menendang kakinya yang berada dibawah meja, "Serius? Kenapa gak daritadi aja nraktirnya."

Le-tititaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang