20• Just A Dream

181 8 7
                                    

Priza terbangun dari tidurnya, ini sudah ke-19 kali ia bermimpi tentang hidupnya yang di dalamnya juga terdapat Rhandy. Seperti deja vu, satu persatu mimpi itu menjadi nyata. Seperti: Priza yang memang diterima di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Sheren yang memang dijodohkan dengan Thel, Eisha yang sudah berpacaran dengan Halu, Shilfa yang bertemu cogan bandara, Wyne yang bertemu cogan misterius di gedung apartemennya. Semuanya menjadi kenyataan kecuali satu, yaitu kisahnya dengan Rhandy yang masih belum ada kemajuan hingga saat ini. Mimpi terindahnya adalah ia diperhatikan Rhandy, dikhawatirkannya, dan sampai saat ini hal itu masih menjadi mimpi. Barangkali mimpi ini bisa berdampak positif dan juga tidak berguna, dampak positifnya: mimpinya itu seperti petunjuk dan doa yang membuat beberapa diantaranya menjadi nyata namun disamping itu ia merasa kalau mimpi-mimpi itu tidak berguna, karena ia hanya bermimpi tentang kehidupan orang lain. Orang lain bahagia di mimpinya begitupun di dunia nyata, namun dirinya hanya bahagia di mimpi, ia hanya bahagia di dalam khayalannya. Ia semakin merasa, kisahnya tidak akan berujung bahagia, kisahnya itu hanya halusinasi semata, hanya mimpi yang tak akan menjadi nyata. Semakin membuat Priza yakin bahwa ia hanya bisa berkhayal serta menunggu sampai khayalan itu selesai dan kenyataan akan datang padanya.

Mata panda dan iler masih di pipi. Lingkaran hitam di bawah mata yang disebabkan oleh kurangnya waktu tidur Priza. Semalam ia harus mengerjakan tugas kuliah yang baru diberi dosen kemaren sedangkan besok sudah jadwal deadline.

Disaat sibuk-sibuk begini, masa iya, ia harus memikirkan masalah cowok terus. Dengan berjalan seperti zombie, ia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, untungnya saja hari ini jadwal kuliahnya agak siang jadi ia bisa bersantai-santai sedikit.

❌❌❌

Tepat besok, Sabtu minggu ini adalah hari ulang tahun seseorang yang masih menjadi penghuni hati Priza, dia adalah Rhandy. Priza sudah menjadi langganan dalam memberikan paket.

"Priza coba sebutkan sistem-sistem dalam penyusunan anggaran yang sering digunakan!" Tunjuk Bu Poppy pada Priza yang membuatnya langsung tersadar dari lamunannya.

Priza berdeham, berusaha terlihat cool, hal ini karena ia merasa bangga sudah belajar semalam. "Sistem-sistem dalam penyusunan anggaran yang sering digunakan adalah Traditional budget system, Performance budget system, dan Planning, Programming, Budgeting System atau PPBS."

"Hm, benar, kamu itu cerdas Priza tapi usahakan untuk tidak banyak melamun ya." Saran Bu Poppy yang disahut dengan anggukan dari Priza.

Priza terkekeh lalu menjawab. "Iya, Bu."

Ia sangat-sangat menunggu pelajaran Bu Poppy selesai, karena inilah jadwal kuliah terakhirnya hari ini. Ia ingin segera membeli hadiah itu.

Saking gregetnya, ia menggerak-gerakkan kakinya lalu menopang dagunya.

Teng teng teng
Untuk kelas Akuntansi Perpajakan dan kelas Spesialisasi Akuntansi sudah dipersilahkan pulang.

Hanya mendengar suara bel berbunyi tiga kali yang menandakan pulang pun ia langsung sumringah. Dengan tergesa-gesa ia memasukkan semua buku-bukunya ke dalam tas tanpa memperdulikan Bu Poppy yang sedang pamit keluar kelas. Bu Poppy yang sudah di ambang pintu berbalik lalu berbicara sehingga membuat Priza memberhentikan aktivitasnya dan melihat ke arah Bu Poppy.

"Dan Priza, kamu aneh hari ini, kamu terlihat terburu-buru sekali dan terlihat bosan dengan pelajaran saya, padahal biasanya kamu tidak seperti itu, perbaiki sikapmu ya,"

"Iya bu," Jawab Priza yang kemudian dia berdiri dan berlari ke luar kelas.

Sampai di halte depan kampusnya, ia langsung berlari begitu melihat bis yang akan dia naiki akan beranjak pergi, dengan sekuat tenaga dia berlari menyebrang lalu mengejar bis itu. Saking cepatnya, ia tak melihat ada lubang yang cukup dalam sehingga ia hampir jatuh jika tasnya tidak dipegang oleh seseorang.

Le-tititaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang