Chapter 13 : Tia's Birthday

4.6K 254 0
                                    


Dina berdiri di depan cermin. Ia mengenakan dress putih dan rambut pirangnya yang terurai indah membuat Dina seperti artis yang datang ke premiere sebuah film. Dan, tidak lupa Dina menggunakan stiletto berwarna putih.

Dina menunggu Hendra menjemputnya, dan sekarang sudah jam 6 kurang, pasti Hendra sedang di perjalanan.

Dina mengintip jendela di kamarnya. Dina melihat mobil jazz putih yang terparkir sempurna di halaman rumahnya.

Tok tok tok
Pintu kamarnya terbuka perlahan. Menampilkan wajah Nida yang damai.

"Dina, Hendra sudah menunggu di bawah dan.." Nida menggantungkan ucapannya.

"Dan?"

"Kau terlihat sangat cantik," ucap Nida dan memeluk putrinya. Dina membalas pelukan Nida.

"Oke, sudah cukup, Hendra menunggumu di bawah. Kamu pacaran sama Hendra?" Ucap Nida penasaran.

Dina tersenyum dan menggeleng, "engga bun, aku sama Hendra tadinya engga dapat pasangan ke pesta, jadi aku sama dia lebih baik bareng daripada engga, hehe"

"Oh yasudah, turun sana, bunda bereskan dulu kamarmu yang sedikit berantakan ini," ucap Nida.

"Oke bun, Dina juga pamit ya," pamit Dina dan mencium punggung tangan Nida.

"Iya"

Dina turun menuju ke ruang tamu. Di ruang tamu, Dina dapat melihat Hendra yang mengenakan kemeja tak berkancing dan mengenakan kaos abu abu polos untuk dalamnya. Dan ia mengenakan sepatu tomkins.

Dina menghampiri Hendra, "hei"

"Oh, hai" balas Hendra. Hendra mengamati penampilan gadis yang berada di sebelahnya itu, "wow, lo kelihatan gorgeous,"

Dina tersenyum malu, "ah sa ae lo, udah yu berangkat,"

"Oke, tuan putri."

Dina dan Hendra meninggalkan rumah dan berjalan menuju mobil jazz putih Hendra.

"Silahkan masuk, tuan putri." Ucap Hendra sambil membuka pintu depan mobilnya.

"Kemaren lo bilang gue gak peka, sekarang tuan putri, maunya apa sih?" Kata Dina.

Hendra mendengus kesal,"Udah deh, lo masuk, apa gue paksa lo masuk"

Dina menghela nafasnya, "iya deh, pangeran kodok." Dina masuk ke mobil Hendra. "Good girl," ucap Hendra lirih dan segera melajukan mobilnya menuju rumah Tia.

SKIP

Mereka turun dari mobil dan melihat sekeliling. Rumahnya berwarna putih dihiasi lampu lampu berwarna emas dan dihiasi juga dengan bunga bunga hitam yang memiliki kesan glamour.

"Hen, apa kita lo engga salah alamat?" Tanya Dina.

"Engga kok." Jawab Hendra.

"Rumahnya gede banget." Kata Dina.

"Wajarlah Dina, kan Tia donatur terbesar di Bintang setelah Adit," ucap Hendra.

Dina ingat sesuatu. Tia memang donatur terbesar di SMA Bintang setelah Adit, dan wajar jika rumahnya seperti istana glamour.

Seseorang menghampiri Dina dan Hendra. Laki laki.

"Gue kira, lo jadi sama Adriana," ucap Hendra pada laki laki tersebut, Jordan.

"Emang gue gajadi sama Adriana, dia bareng temennya, tau tuh kata mamanya dari jam 4 dia pergi," jelas Jordan.

"Dan wow, Dina, lo kelihatan beda dari biasanya," komentar Jordan.

"Ah sa ae lo, Dan." Balas Dina sambil memukul lengan Jordan.

"Oh iya, Tia dimana?" Tanya Dina.

"Ada tuh di dalem," jawab Jordan.

"Oh yaudah, gue duluan deh," ucap Dina dan meninggalkan dua laki laki tersebut.

Dina berjalan menuju ke dalam rumah Tia. Dia memasuki istana glamour Tia. Rumah Tia sangatlah besar dan jauh dari yang Dina pikirkan. Seorang gadis menghampiri Dina, dan Dina meyakini bahwa gadis yang menghampirinya adalah Tia.

"Oh my god Dina, you're look so gorgeous," ucap Tia.

"Dan, lo juga sangat cantik Tia," balas Dina.

"Wait, lo dateng sendiri?" Tanya Tia.

Dina menggeleng, "engga, gue sama Hendra tadi,"

"Dan sekarang Hendra dimana? Ko gasama lo?" Tanyanya lagi.

"Dia lagi sama Jordan,"

"Jordan sama siapa?"

"Entahlah, gak jelas tadi."

"Ooh, yaudah deh, emm, gue nyamperin Jordan Hendra dulu aja kali ya," ucap Tia.

"Oke." Balas Dina

"Bye," pamit Tia dan meninggalkan Dina.

Dina terdiam di tempatnya. Melamun.

"Hei," sapa seorang mengagetkan Dina.

**





-vomments-

HatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang