Mulmed itu Jordan. Manu Ríos Fernandez as Jordan. Oke oke
**
Hendra, Jordan, dan Tia sudah berada di kafe. Mereka menyusul Dina yang sudah menunggu.
"Hai, Din," sapa Tia.
Dina tersenyum, "sebenernya, gue ngajak kalian kesini buat ngomong sesuatu," ucap Dina.
Tia, Hendra, dan Jordan terlihat bingung, "ngomong apa?"
"Gue, emmmm gue,"
"Gue?"
"Gue gakpapa."
"Yaelah, cuman ngomong gitu doang to," kata Jordan kesal.
"Sumpah Din, kenapa tadi lo gak masuk? Padahal tadi gue sama Hendra--" ucap Tia belum selesai mulutnya sudah dibekap oleh Hendra.
Dina bingung, "lo sama Hendra? Kenapa?"
"Mereka ngerjain Adit tadi," ucap Jordan kalem. Ucapan Jordan dihadiahi tatapan tajam oleh Hendra. Hendra melepaskan tangannya dari mulut Tia.
"Ooh, bagus dong," jawab Dina bahagia.
"Oiya, satu pertanyaan gue belum lo jawab, lo tadi kenapa gak masuk?" Tanya Tia.
"Gue pergi ke rumah sakit," ucap Dina.
"Terus? Lo ngapain di rumah sakit?"
"Gu- gue cuman periksa doang udah," jawab Dina terbata bata.
"Oh,"
Keheningan menyelimuti mereka.
'Gue harus ngomong sama mereka gak ya, tapi ini belum saat yang tepat, engga belum, belum saatnya mereka sedih karena gue, belum, batin Dina menggeleng.
Tia bingung melihat Dina yang menggeleng gelengkan kepalanya.
"Lo kenapa, Din? Mabok ya?" Ucap Tia melayangkan tangannya dihadapan Dina.
"Oh, engga, enggapapa, gue lagi capek aja," jawab Dina.
"Kalo lo capek, pulang aja, gue anterin yu," ajak Hendra khawatir.
"Engga, gue males pulang," jawab Dina sebal.
Hendra dan Jordan juga Tia bingung, "lah?"
"Ya gue lagi males di rumah,"
"Ooh, gimana kalo kita ke mall?" Usul Tia.
"Ke mall? Kapan?"
"Ya sekarang, gue gabut di sini, hehe" ucap Tia dengan cengiran khasnya membuat siapa saja yang melihatnya ingin mencubit pipinya.
"Yu."
Mereka berempat pergi ke mall dengan mengendarai mobil jazz merah milik Tia.
Sampainya mereka di mall, "mm, cowok cowok, parkirin mobil dulu ya, gue sama Dina duluan, bhay!" Perintah Tia menarik lengan Dina dan meninggalkan Jordan dan Hendra yang masih di lobi.
Hendra mendengus kesal, "udah di valley-in aja," ucapnya.
Jordan mengangguk, "Pak valley," ucap Jordan sambil menyodorkan kunci mobil pada bapak bapak yang mengurus valley.
"Siap," jawab bapak itu.
Hendra dan Jordan meninggalkan bapak pengurus valley dan menyusul Dina dan Tia.
Hendra dan Jordan mencari Tia dan Dina, sampai akhirnya mereka bertemu di lobi bioskop.
"Kalian gue cariin dimana mana ternyata ada disini," omel Jordan.
"Nih tiket bioskopnya," ucap Tia menyodorkan dua tiket bioskop.
"Allegiant? Oke boleh," kata Hendra.
"Udah yu, masuk langsung, ntar telat," ajak Dina sambil membawa popcorn dan beberapa minuman, sepertinya Dina kerepotan membawanya.
"Udah sini gue bantuin," ucap Hendra berniat menolong.
Dina tersenyum dan menyodorkan 2 minuman. Hendra meraihnya.
Mereka menuju teater bioskop. Dan mereka menonton film.
Film sudah selesai. Mereka meninggalkan teater bioskop dan menuju lobi.
"Dah yu pulang, udah sore juga, bunda gue udah nyari," ajak Dina.
"Yaudah, terus mobilnya dimana?" Tanya Tia.
Jordan dan Hendra nyengir, "di valley."
"Lah? Kenapa lo taruh di valley? Bayarin, gue gakmau tau, kalian bayar valley nya!" Omel Tia.
"Iye." Jawab Hendra dan Jordan cemberut.
**
498 words, kesedikitan gak? Mungkin iya, but next part aku bakal panjangin.
So, karena minggu depan aku ada uts, kayaknya aku gak bakal buka wattpad selama seminggu. So, jangan kangen dan doain biar nilai uts ku bagus semua. Amiin
Stay tuned here
So jangan lupa vomments yaaa*sun jauh
KAMU SEDANG MEMBACA
Hated
Novela JuvenilDita adalah satu orang yang sangat penting bagi Dina. Namun, Dina berpikir, bahwa Dita hanya menganggapnya kembaran biasa. Ya memang Dita hanya menganggapnya biasa. Namun suatu hari nanti, Dita akan menyesali anggapannya.