Sebelumnya maaf, sebenernya cerita yang aku buat ini alur nya cepet banget, dan kemungkinan besar 15 chapter atau 20 chapter udah selesai, gakpapa kan???? Oke, terimakasih. So enjoy,
****
Dina sampai duluan di rumah. Dina mendapati Nada yang sedang membaca majalah di teras.
"Assalamualaikum, bun," ucap Dina sambil mencium punggung tangan Nada.
Nida terlihat bingung, "Waalaikum salam, kok engga sama Dita, Din?" Tanya nya.
Dina mendengus sebal, "iya, tadi Dina naik bus bun, soalnya katanya Dita, Dita mau pulang bareng pacarnya." Jelas Dina.
Nida terlihat tambah bingung, "pacar? Sejak kapan adikmu punya pacar?"
"Sejak kemaren lusa, bun."
"Ooh, yasudah. Ganti baju dulu gih, sama makan. Bunda udah bikin makan di meja,"
"Iya, bun."
Tak lama setelah Dina masuk ke dalam rumah, sebuah mobil mewah memasuki halaman rumah Nida. Nida tambah bingung.
Apakah itu mobil pacarnya Dita? Pacarnya anak orang kaya? , batinnya.
Seorang laki laki turun dari mobil, dan hendak membuka pintu mobilnya. Benar sekali, anak laki laki itu membukakan pintu mobilnya agar Dita keluar. Nida yang melihat kejadian itu pun hanya melongo.
"Asalamualaikum, bun," Ucap Dita sambil mencium punggung tangan Nida.
"Waalaikumsalam, Dita, ini.. Siapa?" Jawab Nida sekaligus bertanya sambil menunjuk anak laki laki itu.
"Saya Adit, tante. Pacarnya Dita," Jawab anak laki laki itu.
Dia Adit.
"Ooh nak Adit, yasudah masuklah dulu Adit, biar tante bikinkan minum buat kamu," ucap Nada.
"Iya tante,"
"Oiya Dita, Dina udah sampai daritadi lho, kamu kenapa engga mbarengin dia?" Tanya Nida.
Mampus lo, Dit. Batin Dita.
"Ooh, tadi, Dita cuman mau quality time bareng Adit aja bun, lagian tadi Dita udah bilang sama Dina, tadi Dina juga pulang bareng temennya naik bus," ucap Dita.
"Mobil? Dimana?"
"Masuk bengkel, bun, tadi mobilnya kotor, terus aku bawa ke tempat cuci mobil depan jalan raya." Jawab Dita.
"Ooh yasudah, masuk gih,"
"Iya bun, yu yang,"
"Yu."
Adit POV
Gilee, ni rumah gede bener, tapi gedean rumah gue sih aslian. Batinku.
Rumah Dita dipenuhi dengan lukisan lukisan indah, sekaligus ada rak besar yang berisi banyak sekali buku.
"Yang, bunda sama ayah kamu kerja apa sih?" Tanya ku ragu ragu.
"Bunda sih dulu kerja nya pelukis, terus bunda sering jualin lukisannya. Kalo ayah kerjanya penulis." Jawab Dita bangga.
"Ooh,"
Mataku menatap setiap inci rumah ini hingga mataku melihat sosok gadis yang familiar.
Dina.
Dina memakai baju sweater coklat dan celana jogger sambil membawa piring bekas makannya. Dina turun dari tangga.
"Ngapain lo di sini?" Tanya Dina dingin.
"Ngapel lah, mau gimana lagi?" Jawabnya kalem.
"Ooh,"
Setelah itu Dina, pergi ke dapur hendak mengembalikan piring kotor yang di bawanya.
Dina POV
Ngapain sih tu anak kesini segala. Pake acara ngapel lagi. Aelah bodo amat. Aku ga peduli.
Aku hendak kembali ke kamar hingga ada suara yang membuat ku berhenti.
"Dina, sini," panggil seorang, Dita.
"Hmm,"
Saat ku berjalan menuju Dita, ponsel ku tiba tiba berbunyi. Ada yang menelpon Dina, dia Hendra.
"Halo?"
"Din, lo kemanasih? Gue udah nunggu setengah jam nih sama Jordan!"
"Gue di rumah, emang kenapa?"
"Astaga Dina, lo itu pikun atau gakpeka sih?"
"Lah emang kenapa?"
"Lo itu kan, tadi ngajak gue sama Jordan buat ketemuan di kafe,"
"Hah?"
"....."
"Oiya gue lupa, okeh gue otw,"
"Cepetan gue tunggu,"
"Iya,"Sambungan telepon itu terputus, aku bergegas menuju kamar mengambil tas.
Aku berjalan menuju pintu rumah. Satu suara memberhentikan ku.
"Mau kemana?" Ucap seseorang, Dita.
"Mau pergi sebentar, gue pinjem mobil yah?"
"Di bengkel, Din."
"Mau gue anterin?" Tanya seorang, Adit.
"Gausah maksih, lanjutin aja tuh acara ngapel lo," jawab ku. Akhirnya Adit bungkam.
"Pake mobilnya ayah aja, Din, ayah tadi pagi pergi naik motor soalnya," ucap Dita.
"Gakpapa emang?" Tanya ku.
"Gakpapa, entar gue bilang bunda kalo lo pake mobil, nih kuncinya," jawab Dita sambil menyodorkan kunci mobil.
Aku meraihnya, "oke thanks, gue jalan dulu. Awas kalo lo berdua macem macem,"
"Iyaa."
***
Jangan lupa ya reader, kalian harus selalu meninggalkan jejak, agar kalian tidak seperti hantu, yang pergi tanpa meninggalkan jejak karena mereka melayang jadi engga meninggalkan jejak HAHA.
leave vomment(s)!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hated
Novela JuvenilDita adalah satu orang yang sangat penting bagi Dina. Namun, Dina berpikir, bahwa Dita hanya menganggapnya kembaran biasa. Ya memang Dita hanya menganggapnya biasa. Namun suatu hari nanti, Dita akan menyesali anggapannya.