Chapter 21 : flashback'01

4.3K 222 2
                                    

Yang punya lagunya (Shawn Mendes - Like This) nah sambil dengerin itu ya bacanya ehehe.

Happy reading!

**

Satu tahun sebelumnya..

Brakkk!

"DITAAAA!" teriak Dina begitu ia melihat Dita tergeletak di pinggir jalan perumahan rumah Tia.

Gaun Dita yang tadinya putih, menjadi merah karena darahnya. Jalanan yang tadi sepi, mejadi ramai karena beberapa orang ingin mengetahui apa yang barusan terjadi. Termasuk Adit, Hendra, Jordan, dan Tia. Seketika hati Hendra teriris melihat 'gebetannya' itu tertabrak mobil.
Tia yang baru keluarpun segera menelpon ambulans dan menelpon kedua orang tua Dina dan Dita.

Dengan cepat, ambulans pun segera datang ke tempat kecelakaan, dan membawa Dita ke rumah sakit segera.

Mereka (re: Jordan, Hendra dan Tia) segera menyusul Dina yang duduk termenung di tempat Dita tadi tergeletak.

"Dina.." ucap Tia lirih.

"Ini semua salah gue, gue yang buat dia lari lari, gue yang buat dia nangis, coba aja Adit sialan itu ga kaya gitu ke gue tadi, pasti DITA GAK BAKAL KAYA GINI" ucap Dina sambil menangis. Ia begitu menyayangi Dita adiknya itu, jika Dita sakit maka ia juga sakit.

Melihat Dina tidak tenang, Tia langsung memeluk sahabatnya itu.

"Ini ga bener Din, ini semua bukan salah lo juga" ucap Tia juga terisak. Ia bahkan juga merasa sakit bila sahabatnya ini sakit.

"Gak, ini salah gue. Dita benci gue. Gue yang buat Dita benci gue. Gue emang bukan kembaran yang baik. Dita lari sedangkan gue malah diem aja, pas Dita ketabrak, gue rasa hati gue ancur, dan itu gabisa disatuin kembali, Dita udah pergi.." isak Dina di pelukan Tia.

"Lo gaboleh ngomong gitu Din, lo harus tenang. Jangan gegabah. Ini semua bukan salah lo" ucap Tia masih berusaha menenangkan Dina.

"INI SEMUA UDAH PASTI SALAH GUE" teriak Dina di pelukan Tia. Hendra dan Jordan pun langsung turun tangan ikut membantu Tia.

"Din, tenang, lo tau? Semua di sini juga sakit liat Dita ketabrak, gue tau rasanya, Din. Pasti sakit, dan lo ga boleh gini kaya gini, Din" ucap Hendra lirih mengelus bahu Dina halus.

"Lo tau rasanya tapi LO GAK NGERASAIN APA YANG GUE RASAIN SEKARANG HEN" teriak Dina lagi.

Mereka bertiga pun bingung harus bagaimana lagi. Lalu, Adi dan Nida datang. Mengetahui Dina menangis di pelukan Tia. Nida dan Adi bergegas menyusul Dina. Dina, Tia, Jordan, Hendra menyadari ada Nida dan Adi pun terkejut. Tia melepaskan pelukannya, dan Nida langsung merengkuh anaknya itu.

"Maafin Dina bun..." ucap Dina lirih kepada bundanya.

"Kamu ngga salah Din, ngga semua salahmu nak" ucap Nida tenang walaupun sebenarnya ia sakit saat mendengar anaknya tertabrak.

Dina terus terisak di pelukan Nida.

"Sekarang kita ke rumah sakit aja, kalian ganti baju dulu" ujar Adi kepada Hendra, Jordan, dan Tia.

"Iya om" balas mereka. Tia pun masuk ke rumahnya, dan ganti baju. Sementara Hendra dan Jordan yang untungnya mereka memakai kaos biasa di balik kemeja yang mereka pakai.

Setelah selesai, mereka pergi ke rumah sakit.

***

feelnya gak dapet yak pasti? Ehehehe.

Tapi bener sih, gue emang gaisa bikin cerita yang baper baper gitu wkwk.

Dah deh gitu aja. See u on next chapter👋💞


























-TBC-
-vomments(!)-

HatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang