Happy reading!**
Hari ini, Dita check out rumah sakit. Ya, berkat doa orang tua dan teman temannya, Dita sudah boleh pulang karena kesehatannya yang cepat pulih.
"Bun, Hendra katanya nanti mau njemput ya?" Tanya nya kepada Nida yang sedang merapikan barang bawaannya.
"Iya habis ini" jawab Nida.
"Oh" ucap Dita cepat. Dita senang karena Hendra yang selalu peduli kepadanya, dan membantu nya melupakan Adit.
Ah iya, Adit sekarang pindah ke London karena ayahnya memiliki cabang perusahaan di sana. Dan, jadilah Dita dan Adit yang putus kontak.
Tok tok tok
"Masuk aja" ucap Nida.
Ceklek
Muncullah Hendra dengan pakaian yang rapi di depan pintu.
"Siang bunda. Siang cantik" sapa Hendra terus menatap Dita.
"Ekhem, diliatin terus Dita nya. Bunda mah engga" goda Nida.
"Ih, apaan sih bunda, kan bunda udah punya ayah" ucap Dita sedikit kesal.
Nida terkekeh pelan, "iyadeh, tau yang marah. Yaudah bunda mau ke depan dulu, nyusul ayah"
"Oke bun"
Nida meninggalkan ruangan, dan jadilah Dita dan Hendra yang ditinggal berdua.
"Udah pulih nih ceritanya?" Tanya Hendra membuka percakapan diantara mereka.
"Udah"
"Oh"
Terjadilah keheningan di antara mereka. Sedikit lama.
Dita yang nampak malas, dan Hendra yang tampak berpikir keras.
"Eh, lo abis ini gak ada acara kan?" Tanya Hendra.
Dita tersenyum, "ya gak ada lah, secara gue kan abis sakit"
"Oh gitu, tapi kalo abis ini gue ngajak lo jalan gimana? Mau gak?" Tanya Hendra hati hati.
Dita nampak sedang menimbang nimbang, "kalo gue sih mau mau aja, tapi ntar nyoba nanya bunda dulu aja deh"
Hendra tersenyum puas, di dalam hatinya seperti ada kurcaci kurcaci yang sedang menari kegirangan.
Tak lama kemudian Nida dan Adi pun datang ke ruangan, "yuk, bunda udah lunasin semua" ucap Nida.
"Eh, bunda. Kalo Hendra ngajak Dita pergi sebentar boleh gak bun?" Ucap Hendra hati-hati.
"Boleh ya bun, Dita udah bosen satu tahun di sini terus. Ya bun yaa, please please" ucap Dita memelas.
Nida tersenyum, "iyadeh. Boleh" jawab Nida.
"Tapi inget, jangan sampe malem" tambah Adi.
"Siap, yah" balas Hendra.
***
Selama perjalanan, Hendra dan Dita terdiam. Merasa canggung dalam keadaan hening.
"Ehm, Hen. Kita mau kemana sih?" Tanya Dita memecah keheningan.
"Ke suatu tempat" jawab Hendra tenang.
Dita memutar bola matanya kesal, "gue tau kalo kita pergi ke suatu tempat, tapi tempatnya itu apa?"
"Ntar lo juga tau" ucap Hendra.
Dita mendengus kesal.
Hendra terkekeh pelan, dan mengacak rambut Dita pelan.
Dita terdiam atas perlakuan Hendra.
'Bego. Harusnya gue gak gituin dia tadi,' Batin Hendra.
Dan seketika keadaan menjadi canggung.
-TBC-

KAMU SEDANG MEMBACA
Hated
Ficção AdolescenteDita adalah satu orang yang sangat penting bagi Dina. Namun, Dina berpikir, bahwa Dita hanya menganggapnya kembaran biasa. Ya memang Dita hanya menganggapnya biasa. Namun suatu hari nanti, Dita akan menyesali anggapannya.