Enjoy yak bacanya!
****
Dina mengetuk ngetukkan jari jemarinya di meja belajarnya. Dia hanya melamun daritadi, entah apa yang dipikiran Dina. Ternyata, sejak ia mengetuk ngetukkan jarinya, dia dilihati terus oleh Dita. Dita menatap jijik pada Dina, lalu dia menghampiri Dina. Dina yang sedari tadi melamun, lamunannya menjadi pecah ketika Dita mendorong tubuh Dina hingga Dina jatuh dari tempatnya.
"Apa, Dit? Kok dorong gue?" Tanya Dina kalem.
"Kalem banget ya lo, heh! Lo kenapa deket deket Adit tadi?" Bentak Dita pada Dina.
"Adit? Ooh, cowok yang tadi ya? Lo tau? Tadi itu Adit--" Belum selesai jawab pertanyaan Dita, Dita langsung memotong jawaban Dina tadi, "Adit kenapa?! Mana mungkin sih, Adit deket deket lo?! Secara gue itu lebih cantik dari pada lo? Mirror Din, Mirror!"
"Orang tadi, dia narik tangan gue kok,"
"Halah, mana ada sih maling ngaku!"
"Maling kan maling, sedangkan gue? Gue bukan maling. Oiya bohong kan juga dosa, gue mah takut dosa,"
"Au ah, bodo. Gue males ngomon g sama lo, gak ada untungnya! Oh iya, lo jangan pernah deket deket Adit, karena dia milik gue!"Braakkk!
Dita menutup kencang pintu kamar Dina. Kalau Dita seperti itu, Dina mah bisa apa?**
Dina POV"Eh, lo kemaren kenapa? Gue liat lo lari lari gitu," Tanya Hendra. Argghh, anak ini, pagi pagi udah bikin mood gue gak bagus aja.
"Kepo amat sih," jawabku.
"Whoaa, chill, girl tenang dong! Udah lo cerita aja sama gue, gue gak bakal bocor kok, tenaaang,"
"Oke fine, gue kemaren di kantin ditembak sama si Adit Adit itu,"
"APAAA?!" Teriak Hendra. Dia tidak tahu kalo gue jadi dilihatin temen kelas.
"Diem, pe'a!" Perintah ku.
"Oke, oiya. Ada anak IPS yang mirip sama lo, dia cantik banget. Namanya Dita deh, kalo gak salah," jelas Hendra.
"Dia kembaran gue,"
"APAAAAAA???!!! SERIUSAN LO KEMBARAN NYA??!!!!!" Teriak Hendra dan sekarang suaranya melebihi teriakannya tadi, mungkin sekarang teriakannya mirip 'toa masjid'. Lagi dan lagi, kami berdua, dilihatin satu kelas. Kali ini murid kelas menatap tajam ke arah gue sama Hendra.
"WOI LO BERDUA, BISA DIEM GAK SIH?! Berisik amat!!" Bentak seorang cowok yang sedang menghapus papan tulis itu, ya dia Jordan seksi kebersihan di kelas ini. Jordan itu seperti macan yang sedang PMS jika ada orang yang tidak piket.
"Iyeeee," jawabku dan Hendra kompak.
Pulang Sekolah
Byurrrr
Aku mendapatkan tumpahan segelas jus jeruk di bajuku dari belakang. Yang benar saja, itu adalah geng barbar Tia, parcarnya Adit yang kemaren diputusin di kantin. Tia dan gengnya tertawa keras di depanku dan beberapa detik kemudian mereka berhent tertawa dan malah menatap tajam ke arah ku."Lo udah ngerebut pacar gue!" Bentak Tia di depanku.
"Lo pacar Adit ya?" Jawab ku kalem.
"Lo itu anak siapa sih? Nyolot banget, lo gak tau gue ya? LO GAK TAU GUE?!!"
"Gue anak dari pasangan Nida Andita Dewi dan Banjar Adyatma Graham, dan gue tau lo itu Tia pacar Adit."
Tia semakin geram mendengar jawabanku yang kalem tadi. Tia menjambakku seolah olah aku bonekanya.
"STOPPPP!"
Tia berhenti menjambakku. Well, aku selamat kali ini. Tapi tunggu, siapa yang membuat Tia berhenti?
Dia Adit.
"A-a-adit?" Ucap Tia gemetar. Melihat ada Adit datang, geng Tia langsung melarikan diri. Melihat itu, rasanya aku ingin tertawa keras.
"Kenapa lo ganggu pacar gue?!" Bentak Adit. Pacar? Yang benar saja.
"Pacar?"
"Iyalah lo kan pacar gue."
Plaaakk
Aku menampar Adit untuk yang kedua kalinya. Adit sepertinya tidak marah kepadaku. Malahan dia senyum senyum najis. Gila nih cowok."Lo nampar gue, gue jadi seneng deh," kata Adit sambil mengedipkan sebelah matanya. Gak banget.
Aku meinggalkan Tia dan Adit di aula. Adit mengerjarku. Tia hanya berdiri di aula, mungkin sebentar lagi dia menangis.
"Pumpkin, tungguuuu!" Ucap Adit. Aku berlari kencang, tapi Adit tidak berhenti henti untuk mengejarku. Sampai ku ingat ucapan Dita tadi malam.
lo jangan pernah deket deket Adit, karena dia milik gue!
Aku, yang tadinya berlari, jadi berdiri di tempat. Ucapan itu terngiang ngiang di pikiran ku. Sampai akhirnya, aku mendengar suara orang yang ngos-ngosan di belakangku. Dia Adit, lagi.
"Udah deh, daripada lo kejar kejar gue, mending lo deketin aja tuh adek gue," ucap ku ppada Adit.
"Oke, gue mau sama adek lo, tapi--"
"Makasiih Adit, gue seneng banget akhirnya lo gak ganggu gue lagi.." Ucapku. Aku langsung meninggalkan Adit dan aku pulang.Aku duduk di halte bussway depan sekolah. Bajuku yang basah diguyur jus oleh Tia and the barbar gengs menjadi lengket dan bau. Tiba tiba ada seorang yang mendekatiku. Aku berharap dia bukan Adit.
"Dina.."
"Hendra? Lo kok belum pulang?" Tanya ku.
"Gue habis dari perpus tadi ngerjain tugas, lah lo kok baru pulang? Ga bareng adik ipar?"
"Adik ipar?"
"Isshhh, ituu, adik lo. Ditaa.. Lah ni kenapa lo jadi kaya spongebob kuning kuning gitu? Bau lagi.""Ooh, engga gue tadi habis dari aula. Dan lo tau, waktu gue mau keluar.. Ada 'Tia and the barbar gengs' dateng nyiram gue pake jus jeruk," Ucap ku. Hendra yang mendengar ucapanku, dia hanya melongo mendengar pernyataanku.
"Tapi lo gak papa kan?"
"Gue gak papa kok, oiya bus nya udah dateng tuh. Gue balik dulu yaa, baay!" Jawabku sambil melambaikan tangan. Hendra tersenyum dan membalas lambaian tanganku.
***
Lohaaaa! Double update for today. And don't forget to leave vomment(s) here. And remember, don't be a silent reader guyss! Luv yuu all...

KAMU SEDANG MEMBACA
Hated
Fiksi RemajaDita adalah satu orang yang sangat penting bagi Dina. Namun, Dina berpikir, bahwa Dita hanya menganggapnya kembaran biasa. Ya memang Dita hanya menganggapnya biasa. Namun suatu hari nanti, Dita akan menyesali anggapannya.