Chapter 10 : Reason

4.5K 271 0
                                    

Hari ini, Dina tidak berangkat sekolah karena Nida yang terlalu khawatir dengannya.

Pintu kamar Dina terbuka perlahan, Dina menatap seseorang yang sedang berada di ambang pintu.

"Dina, kamu masih sakit kah?" Tanya seseorang yang sedang berada di ambang pintu tersebut.

"Udah engga kok, bun," jawab Dina.

Seseorang itu Nida.

"Sekarang ke rumah sakit aja yuu," ajak Nida.

Dina terbelalak, "hah?! Rumah sakit?! Dina udah sehat bun," bantahnya.

Raut wajah Nida seketika berubah menjadi masam, "udah sekarang kamu mandi, siap siap, oke?"

"Tap--"

"Gak ada 'bantahan'," ucap Nida final.

Dina mendengus kesal, "iyadeh iya," lalu meraih handuk dan pergi menuju kamar mandi.

DI SISI LAIN

Buggg!
Satu pukulan mengenai rahang Adit.

"Lo apaansih?!" Tanya Adit pada orang yang memukulnya.

"Lo yang apaan?!" Balas orang itu.

"Maksud lo apasih, Hen?" Tanya Adit, ya, yang memukulnya adalah Hendra.

"Lo itu udah punya Dita, dan sekarang lo main sama Dina, wah, lo hebat," Jawab Hendra.

Adit terdiam. Membeku.

1 detik

2 detik

3 detik

Byurr!
Minuman jus alpukat tumpah di kemeja Adit.

"Apaan lagi, nih?!" Tanyanya.

"Itu, hadiah buat lo, baby," ucap seorang gadis yang menumpahkan jus alpukat pada Adit. Tia. Ya, Tia yang menumpahkan jus alpukat.

"Lo itu apa apaan sih, Tia?" Tanya Adit geram. Tak heran lah sekarang Adit, Hendra, dan Tia menjadi tontonan di kantin.

"Gue gak mau sahabat gue jadi sasaran lo, udah cukup Dita, kenapa lo deketin Dina lagi?" Jelas Tia.

'Astaga, gue harus bilang apa sama mereka, kalo gue jawab gue suka sama Dina entar bakal jadi gosip dan Dita marah sama gue, dan gue gak bisa deket lagi sama Dina, berfikir Dit, berfikir, batin Adit.

"Heh, lo kok diem sih? Bisu ya?" Tanya Hendra sudah tak sabar.

"Eh- eh- gue-- gue-- gue kemaren merasa kasihan sama Dina," jawab Adit terbata-bata.

"Terus kalo kasihan lo kan bisa, cuman anterin Dina sama Tante Nida, kenapa harus ngelus ngelus tangan Dina?" Tanya Tia.

"Itu karena gue gak mau, Dina jatoh," jawab Adit nyeleneh. Bohong.

"Oh yaudah makasih, kita pergi dulu," kata Tia dan Hendra.

"OY, BAJU GUE GIMANA? INI BAJU GUE LENGKET, LO HARUS GANTI, OYYY!" Perintah Adit. Tia dan Hendra terhenti di tempatnya, mereka berbalik arah.

"BODO AMAT." Ucap Tia dan Hendra bebarengan, dan mereka menuju kelas.

Saat mereka menuju kelas masing masing, tiba tiba suara bel pengumuman terkumandangkan.

'Berhubungan adanya rapat guru, maka pelajaran ke 4 sampai terakhir ditiadakan, sekali lagi, berhubungan adanya rapat guru, maka pelajaran ke 4 sampai terakhir ditiadakan, terimakasih,' isi pengumumang tersebut.

"Yaudah deh Hen, susul Jordan dulu aja," kata Tia.

"Sip,"

Skip

Tia, Hendra, dan Jordan sekarang berada di rooftop Matahari. Mereka diam tak bersuara. Mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing masing. Tia sedang mengedit gambar di iPhone nya. Jordan sedang membaca buku berjudul 'Cara Menjadi Pengurus Kelas Yang baik'. Dan, Hendra sedang bermain game.

30 menit berlalu.

"Oiya, tadi ngerjain Aditnya gimana? Berhasil?" Tanya Jordan memecahkan keheningan di antara mereka bertiga.

"Berhasil," jawab Hendra datar.

"Lo, Tia? Gimana ngguyur jus nya berhasil?" Tanya Jordan.

"Hm"

Mereka kembali terdiam. Kembali ke kegiatan mereka.

"Eh, guys, Dina ngajak kita ketemuan," kata Tia.

"Yaudah, ayo, kapan?" Tanya Hendra.

"Pulang sekolah, di kafe," jawab Tia.

"Sip"

****

Holaaaa! Seneng deh bisa update ketemu sama readers ku tercinta,

Jangan lupa vomment(s) ya teman teman! Laf ya!

Mulmed itu kesayangan kita yang paling judes, Ditaaa. So, Chrissy Costanza as Dita Andita Graham. Gak mirip? Mirip miripin aja. Oke? Sip.

HatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang