6

76 10 17
                                    

"Gila! Ada aja manusia datar bin ngeselin bin sok kecakepan kaya gitu! Sumpah bikin gondok, nggak lagi-lagi deh" teriak Ella saat baru memasuki mobil-nya yang terletak di basement.

Ya, Ella dan Friska kini sudah meninggalkan studio bioskop beberapa menit yang lalu meski film masih jauh dari kata tamat. Ella dan Friska meninggalkan dua cowok abstrak di studio bioskop begitu saja, karena Ella sudah bete berhadapan dengan Dafa dan Friska jengah dengan tingkah Aditya.

"Ya lo juga salah, siapa suruh ajak tuh mahluk planet. Ya mending lah ya kak Dafa kalem ayem kaya gitu, lah Aditya? Banyak banget tingkahnya, bikin ilfeel!" Oceh Friska setelah menghempaskan bokong indahnya si jok penumpang.

"Kalem kepale lo koprol, betein gitu! Kalau sudah ngomong pedesnya kaya ceker setan"

"Ya orang pendiam aja bisa gitu ke elo, berarti salah siapa dong? Emang muka lo aja yang enak kena semprot"

"Eh janin semut! Lo kenapa mihak ke Dafa mulu sih? Cinta lo sama dia?" Tanya Ella mulai malas dengan bahasan kali ini.

"Eh.... uhm.... apa banget sih lo, udah jalanin noh mobilnya gue mau tidur. Capek batin!" Acuh Friska mendorong sandaran mobil ke belakang, mencari posisi nyaman untuk menuju alam mimpi.

"Lah, apa banget lo komedo kera! Lo pikir gue supir lo, ceker setan!" Teriak Ella tidak terima namun tetap mengegass mobilnya.

"Bla… bla… bla… i can't hear you babe" teriak Friska yang tengah menutup kedua telinga menggunakan tangan-nya. Perlakuan Friska hanya di respon dengusan kesal oleh Ella namun bibirnya tetap tersenyum melihat kelakuan temannyanya ini. Ralat, sahabatnya atau kakaknya? Entahlah, intinya kedudukan Friska sangat berarti di kehidupan Ella. Ella rela memberikan apapun yang dia miliki untuk Friska, asalkan manusia curut itu tersenyum dan bahagia.

°•°•°

Jam sudah menunjukan pukul 10:30 yang tandanya jam istirahat pertama sudah berdering merdu di SMA HIGH QUALITY.

"Fris! Yuk kantin" teriak Ella penuh semangat meski perutnya tidak merasa kelaparan sekarang.

"Mager Ell, gue mau nabung"

"Ooemji! Lo nggak lagi kerasukan kan ya? Sejak kapan lo bisa nabung? Nggak yakin gue" teriak Ella menatap gadis berambut hitam lurus dan bermata rada sipit di hadapannya kali ini.

"Alay lo ah, udah sana pergi lo, berisik tau nggak" usir Friska menyibakan tangannya.

"Yah, masa gue sendirian ke kantin Fris? Ntar gue di sangka jomblo"

"Lah? Emang jomblo kan?"

"Ya, iya sih" Ella mengangguk seraya mengurucutkan bibirnya.

"Lo lucu ya Ell, gebetan banyak tapi tetap jomblo lo" Friska menggelengkan kepalanya heran.

"You know what the reasson Fris" tepat pada saat Ella mengakhiri perkataannya seorang temannya meneriakan nama Ella di luar kelas.

"Apa woy? Teriak aje lu kei" ujar Ella saat sudah berada di muka kelas.

"Nih, ada yang nitip brownies" ujar Keisha menyerahkan sekotak brownies kesukaan Ella.

"Dari siapa?"

"Nggak tau gue Ell, yang jelas anak kelas 12"

"Oh thanks ya" Ella pun memasuki kelas dengan membawa sekotak brownies ke hadapan Friska.

"Dari siapa Ell?" Tanya Friska kepo.

"Biasa, fans" jawab Ella acuh.

"Gaya lo tong, muka kaya janin nyamuk aja belagu lo" cibir Friska seraya mencomot brownies di hadapannya.

"Eh ni ada kertas post it-nya Ell"

Brownies? Manis dan menyenangkan. Kaya lo dimata gue, manis dan menyenangkan.
Happy eating dear, i know you love brownies.

-D

Ella langsung tersedak saat membaca tulisan di kertas kecil tadi.

D? Siapa? Dimas? Dikta? Dio?  Atau Dafa?
Tanya Ella dalam hati. Meski dia sudah sering mendapatkan hal seperti ini, entah mengapa kali ini dia cukup merasa penasaran.

Wait? Kenapa gue bisa mikirnya ke Dafa? ya nggak mungkin lah! Dia nggak mungkin se sweet ini. Dan gue pun nggak berharap ini dari dia. Sumpah!
Hati Ella mulai tidak karuan karena brownies dan pengirim misterius-nya.

"Ell temenin ke toilet yuk!" Friska menarik tangan Ella tanpa persutujuan sang empunya tangan.

"Sakit begs" perotes Ella tidak terima.

Karena tidak dapat menyeimbangkan langkah Friska, Ella pun terseret-seret tak bernyawa di koridor kelas 11 tanpa disadari Friska.

Baru saja Ella ingin memperotes perlakuan Friska, tiba-tiba Ella merasa oleng dan menabrak seseorang.

Bukk.

Bahu Ella terasa perih setelah menabrak badan kokoh di sebelah kirinya ini. Melihat kejadian ini Friska hanya tersenyum miris yang mengisyaratkan kata 'maaf'.

"Sorry, gue nggak seng-.... lah!? Kak Dafa?" teriak Ella histeris saat menyadari yang di tabraknya ialah seorang Dafa Lorgan Anggara a.k.a alien mars datar.

"Ck! Bisa nggak sih nggak usah lari-lari? Kaya bocah! Tumpah nih minuman gue" oceh Dafa datar seraya menunjukan tangannya yang tertumpah oleh minuman yang di genggamnya. Ya, hanya tangan Dafa yang terciprat minuman.

"Lo tuli? Gue kan udah bilang sorry" balas Ella merasa malas berdebat kali ini.

"Mana ada sejarahnya orang minta maaf nyolot" Dafa menatap sinis ke arah Ella. Ella cukup kaget menyadari reaksi Dafa, bukan tatapan sinisnya melainkan baru kali ini Dafa mengatakan sesuatu sambil menatap matanya, it's the first time.

"Ya terus lo maunya apa kak Dafa yang terhormat?" Tanya Ella menekankan tiap kata-katanya.

"Ell, gue ke toilet sendiri deh ya, udah di ujung ni" teriak Friska seraya berlari menuju toilet yang menyadarkan Ella jika tadi dia bersama Friska.

"Gue mau lo beliin gue minuman yang baru"

"What the fooking!? Yang tumpah cuma dikit gils, beli minuman lo kan jauh! Bukan di daerah sekolah" perotes Ella tidak terima.

"Udah tau beli minumannya jauh kenapa masih di tabrak?"

"Gue nggak sengaja, gue rasa lo tuli beneran dah"

"Beliin, gue nggak mau tau!"

"Nih gue gantiin aja nih pakai duit, lagi pula gue nggak bawa mobil" senyum Ella mengembang saat menemukan alasan yang pas seraya mengeluarkan selembar uang seratus ribu.

"Gue nyuruh lo beliin bukan bayarin ni minuman? Gue rasa lo yang tuli" Dafa memutarkan bola matanya malas dan mengabaikan uang Ella.

"Gue nggak bawa mobil kak, sumpah ah elah" ujar Ella mulai frustasi dengan sosok didepannya ini.

"Noh bawa mobil gue! 20menit harus sudah ada!" Perintah Dafa yang dihadiahi pelototan heran oleh Ella. Bagaimana tidak? Perjalanan menuju cafe untuk membeli minuman ini saja di perkirakan akan memakan waktu 10 menit, itupun jika tidak macet. Dan sekarang Ella hanya di berikan waktu 20 menit? Ingin rasanya Ella tenggelam ke dalam bumi sekarang juga!.

"Kak mana cukup 20 menit! Belum macet! Belum lagi ngantri!" Perotes Ella panik.

"Waktu di mulai dari sekarang!" Ujar Dafa sambil memandang jam tangan branded di pergelangan tangannya.

"Ribet lo! Kaya cewe!" Teriak Ella geram seraya membalikan badan menuju parkiran mobil.

See? Betapa menyebalkan manusia robot ini? Mana mungkin dia yang ngirim brownies tadi. Kiamat dunia kalau dia berubah sweet!.
Keluh batin Ella mengingatkan.

~~~~

(un)Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang