30

39 5 14
                                    

Ella's P.O.V

Gue gak nyangka, selama 4 tahun gue membenci apa yang seharusnya yang gak gue tau dan berfikir gue tau segalanya padahal gue gak tau apa-apa. Seakan-akan gue korbannya, padahal mama lebih luka daripada gue.

"Ella! Ada tamu!" teriakan mama dari ruang tamu dilantai dasar menggema sampai kekamar gue, padahal pintu kamar gue lagi gue tutup. So, jangan ditanya mulut toak gue turunan dari siapa ye!.

Jam panda gue baru menunjukan pukul 13:00. Masih siang banget untuk jam seorang yang ingin bertamu.

Gue segera bangkit dari ranjang menuju ruang bawah dengan hanya menggunakan kaos gombreng dan hotpants andalan gue. Gak salah dong, its sunday dude. Sun-day!.

"Ella! Celana kamu kurang bahan ya! Itu kenapa jadi suka pakai celana pendek anak umur 5 tahun huh!? Kependekan! Ganti sana!" pekik mama saat menyadari keberadaan gue saat menuruni anak tangga.

Ya Allah, ribetnya!.

Gue berlari kecil kearah kamar kembali dan segera mengganti celana gue menjadi cotton pant putih panjang.

"ELLA CEPETIN! KESIAN TEMAN KAMU NUNGGUIN!" teriak mama lagi. Ya Allah, sukur mama gue dah kalau bukan w gatau lagi udah gue apain.

"SABAR MA! TADI KATANYA DISURUH GANTI CELANA" teriak gue sambil berlari menuju lantai bawah.

"Tuh, pacar kamu nungguin" ledek Mama saat gue berlari disebelahnya.

Dan, bener aja kata mama. Dafa dengan kurang ajar gantengnya berdiri di depan pintu sambil memegang beberapa bucket icecream, brownies dan beberapa kotak batagor bandung langganan gue dan Mama dulu. Kenapa gue tau? Karena pelastik yang dipegang Dafa transparan.

"Siapa Ell?" tanya Mama, tiba-tiba menongolkan kepalanya dari dalam rumah.

"Eh, perkenalkan tante saya Dafa Lorgan teman dekatnya anak tante" ucap Dafa memperkenalkan diri.

"Teman dekat? Bukan pacar?" tanya Mama blakblakan. Oh god, Mama.

"Mama! Apaan sih?" rengek gue dengan wajah merah padam. Ntahlah, gue belum terbiasa dengan keadaan seperti ini.

"Apa sih? Kalau pacar juga Mama gak masalah, asal siap-siap patah aja itu leher kalau buat Ella nangis" ancam Mama membuat gue merasa melihat duplikat gue.
"Yasudah, masuk dulu yuk! Tante liat ada kotak batagor ditangan kamu" ucap mama cuek. Gue cuma menepuk dahi gue karena kelakuan mama.

"Mama lo asik juga, jadiin bestienya mama gue gih" bisik Dafa saat memasuki rumah gue.

"Iye buatin squad aja sekalian. Burum squad" ucap gue asal.

"Burum?" tanya Dafa dengan dahi menyerngit.

"Bu rumpi".

"Eh, kalau mau gosipin orang jangan sampai kedengaran orangnya dong. Harus banget nih Mama privat in cara gosip baik dan benar?" tanya Mama membuat gue menatap sinis ke arah Mama namun tidak menghilangkan senyum di bibir gue.

"Udah deh ma. Mending Ella ambil piring. Ella tau mama ngincer batagor dari tadi. Lo juga Daf, tau dari siapa lo Mama suka batagor!?"

"Cowok punya cabang dimana-mana" ucap Dafa cengak. Cengak? Gue jadi ingat Aurel.

Gue segera berlari kecil menuju dapur dan segera mengambil piring, gelas dan corn ice cream yang selalu standby di dapur gue.

"Jadi kamu sudah berapa lama pacaran sama Ella?" sayup-sayup gue mendengar suara mama.

"Uhm.. Seminggu tante"

"Kamu hebat juga bisa nahlukin hati Ella, padahal setau tante dia anti banget punya hubungan khusus dengan cowok"

(un)Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang