25

61 8 17
                                    

Author P.O.V

Cuaca siang ini amat sangat cerah, bagaikan menghina perasaan gadis cantik yang tengah tersedu perih di pojok rooftop.

Hatinya hancur, itu nyata.

Siapa yang tidak merasa hancur jika seorang yang kalian sayang membuat hari kalian berwarna dan seketika menghancurkan warna itu dengan satu jentikan jari?.

Bagaikan lukisan indah yang diwarnai dengan sedemikian rupa lalu dengan begitu saja disiram air got dengan tak berperasaan. Kejam. Ya, jelas itu sangat kejam.

"Lo kenapa sih Daf? Lo kenapa jahat sama gue? Gue salah apa sama lo? Gue kira lo sayang sama gue, gue kira lo punya perasaan yang sama kaya perasaan gue ke elo" jerit gadis itu. Ia memang sakit hati, namun ia tidak menangis lagi. Air matanya terlalu berharga untuk lelaki yang tidak pernah menyayanginya.

"Atau disini gue aja yang bego? Udah jelas Dafa nggak pernah sayang sama gue dari awal. Ya, gue memang manusia tergoblok!"

"Ell?" seseorang menegurnya membuat Ella menghapus sisa air matanya dengan kasar.

"Are you ok baby?" tanya orang itu lagi seraya mendekati posisi Ella yang tengah membelakanginya.

"Yes, i'm ok kak. Gue cuma butuh sendiri" jawab Ella. Tanpa menatap wajah orang itu, Ella sangat mengenali bahwa itu suara Dikta.

"Tuhan menyimpan banyak rahasia Ell, lo harus cari tau apa yang udah dibilang sama Dafa, nggak semua yang lo kira itu sama dengan kenyataan. Lo nggak boleh down sebelum lo tau kenyataannya" ujar Dikta seraya merangkul Ella.

Ella cuma mengangguk lesu.

Mencari tahu kenyataan?  Ella sudah tau kenyataannya. Kenyataan bahwa mereka selesai. Ya, selesai. Finish. End. Tamat.

"Yaudah, gue mau balik deluan deh" ujar Ella membalikan badannya.

"Eh" Dikta menarik pergelangan tangan Ella. "Sore ke cafe gue ya, ada yang penting mau gue omongin"

"Kayanya gue nggak bisa, gue gak mood kemana-mana kak"

"No. LO. HARUS. DATANG. NTAR. SORE! GUE NGGAK MAU TAU!!" bentak Dikta seketika membuat Ella menerjap kaget.

"KOK LO MARAH-MARAH KE GUE? LO PUNYA PERASAAN GA SIH? GUE LAGI SEDIH!" Bentak Ella tidak mau kalah dan langsung berlalu meninggalkan Dikta sendirian.

"POKOKNYA LO HARUS DATANG NTAR SORE ATAU LO BAKAL NYESAL SEUMUR HIDUP LO!" teriak Dikta yang masih dapat didengar oleh Ella.

Dasar Dikta bodoh!! Apa dia nggak pernah ngerasain sakit hati? Dasar egois! Semua cowok sama aja! Betein!!.
Gerutu Ella dalam hati.

----

Sesampainya dirumah Ella langsung menghempaskan tubuhnya diranjang dengan kasar. Jam menunjukan pukul 12:30 dan satu-satunya kegiatan yang Ella pikirkan ialah tidur siang. Ya, memangnya apalagi yang dapat ia lakukan jika sudah down seperti ini? Tidak ada. Tanpa Ella sadari, ia telah terlelap dengan menggunakan seragamnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 15:30, itu tandanya Ella terlelap sekitar 3jam lebih ,membuat tubuh Ella terasa kaku untuk digerakan.

Handpone Ella berdering berkali-kali membuat Ella memutarkan bola matanya malas.

Adit's calling.

"Buat apa teman Dafa nelpon gue? Kaya mau gue angkat aja. Ogah deh" cibir Ella.

Akhirnya handpone Ella hening kembali membuat Ella dapat bernafas lega.

(un)Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang