23

65 6 2
                                    

Ella P.O.V

Gimana jadinya kalau Friska beneran jauhin gue?
Gimana kalau omongan Aditya itu beneran?
Gimana jadinya gue tanpa sahabat?
Gimana- ?
Gimana- ?
Ah elah! Terlalu banyak pertanyaan di otak kecil gue ini. Yang jelas gue nggak mungkin kuat kalo tanpa Friska.

"Ella! Kamu mau sampai jam berapa melototin soal matematikamu itu? Ini ujian terakhir, masa setiap hari kamu yang terakhiran keluar ruangan!?" bentak bu Fatma bikin gue kaget.

"Ngisi soal jangan buru-buru bu, harus teliti. Ntar kalo buru-buru mulu bisa-bisa saya salah pilih jodoh loh" jawab gue asal dan malah bikin guru berwajah kolot itu tersulut amarah.

"Sudah-sudah! Ibu nggak mau nunggu kamu lagi, sini lembar jawaban kamu" ujar bu Fatma menarik lembar jawaban gue yang sebenarnya sudah selesai gue isi dari satu jam yang lalu. Bu Fatma pun pergi meninggalkan kelas, gue beneran sendirian deh di kelas.

Baru aja gue mau beresin barang-barang yang berserak di meja, pintu kelas terbuka memunculkan penampakan kakak kelas manis yang berlesung aduhay.

Kak Dikta.

Ya, semenjak kejadian dicafe itu gue lebih dekat dengan kak Dikta. Menurut gue dia itu sosok cowok yang enak diajak curhat, pendengar yang baik dan kadang-kadang kaya motivator gitu. Yah pokoknya tipe-tipe brother goals gitu deh.

"Hoy, lama bener lu jawab soal. Bego atau ga pintar lu?" tanya kak Dikta sambil melangkah mendekati gue.

"Gue teliti keles"

"Alah, bego mah bego aja kaga usah ngeles"

"Serah deh serah. Ngapain lu kesini?" tanya gue to the point.

"Eh itu, anu-, gue tadi mau ngapain ya? Lupa gue" ujar kak Dikta sambil garuk-garuk tengkuknya. Panuan kali.

"Dasar ga jelas lo. Chat aja deh kalo ingat, gue mau balik dulu. Bye abang bloon" ujar gue sambil meninggalkan kak Dikta yang masih mengingat apa yang mau dilakukannya. Biarkan dia dengan kebegoannya itu. Sukur tu orang cakep.

Gue segera menuju parkiran mobil kesayangan gue yang sedang terparkir dengan congkak dan angkuh. Oke gue tau bahasa gue weird.

Tepat di pojok parkiran atau lebih tepatnya parkiran khusus motor, gue ngeliat Friska menaiki motor sport merah yang familiar buat gue.

Motor Dafa.

"Udah Fris?" tanya Dafa yang dapat gue dengar dari jarak yang lumayan jauh ini dikarenakan parkiran yang sepi.

"Udah, yuk"

Dan merekapun melenggang pergi tanpa menyadari keberadaan gue.

Deg....

Ini hati gue kenapa? Kenapa sesak gini? Gue nggak kenapa-kenapa kan?. Ah, udah lah mungkin cuma shock ketemu mereka aja tadi. Mending pulang kerumah terus nonton drama korea lagi. Cus~.

••••

Dering handphone gue mengalun berisik mengganggu ritual tidur siang gue.

"Hm.... Ha- ehem, halo" ujar gue serak-serak longsor ala bangun tidur.

"Keluar, gue didepan" ujar seseorang cowok yang entah siapa. Unknow number.

Dengan nyawa yang masih 3/4, gue menuju pintu depan.

Bell berkali-kali dibunyikan bikin gue gondok sendiri.

(un)Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang