33

40 3 12
                                    

Author P.O.V

Matahari mulai berada ditengah-tengah peraduannya. Jam tangan berwarna hitam telah menunjukan pukul 12.

Siang senin, hari yang ingin dihindari oleh Ella.

Kalian boleh mengatakan Ella alay atau apapun tapi itu yang dirasakan Ella, entah kenapa perasaannya tidak yakin untuk melepas Dafa ke Kalimantan padahal hanya batas 7 hari saja. Berlebihan.

"Sayang" ucap sosok lelaki memanggil kekasihnya yang tengah bersandar di sofa rumahnya.

"Apa sih?" jawab gadis itu cuek.

"Jangan badmood njir, muka lo kaya tampang mau di madu, bego" celetuk sahabat gadis itu dengan maksud bercanda.

"Diam lo Dik, di kebiri Ella lo gak lama nyahut mulu" lelaki hitam manis itu memperingati.

"Dit, Dik. Bisa diam gak?" tanya Ella gusar. Membuat dua lelaki itu mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

"Yang, kenapa sih marah-marah. Aku ke Kalimantan cuma mau nanganin perusahaan papa kok, gak ada niatan lain"

"Gue gak pernah mempermasalahkan lo mau ke Kalimantan atau gak, tapi gak tau kenapa perasaan gue gak enak aja tiba-tiba" ucap Ella menyandarkan pundaknya di bahu Dafa. "Kaya, something will be happend"

"Hust, gak sayang. Gak akan ada yang akan terjadi. Aku janji bakal hubungin kamu terus deh" janji Dafa seraya mengecup puncak kepala gadis itu.

Akhirnya Ella membulatkan tekatnya untuk tersenyum. Dia mempercayai Dafa, sangat.

"Yaudah, udah packing gak lo pada?" tanya Ella mengalihkan perbincangan.

"Done, sir!" pekik Dikta.

"Wes, ndoro" ucap Adit.

Ya, ya. Mereka hanya memiliki setengah asupan otak.

"Belum, gue kepikiran lo mulu sih. Sok pakai acara khawatirkan gue"

"Dih, yaudah kuy gue bantu packing" Ella dan Dafa-pun bergandengan menuju ruang keluarga di lantai dua yang sudah seperti kapal pecah karena barang Dafa yang berserakan dimana-mana.

"Gila lo seminggu doang kesana Daf, kenapa bawaan lo kaya TKW ke Mesir, gila?" oceh Ella yang sudah ditebak deluan oleh Dafa.

"Sedia payung sebelum hujan" jawab Dafa acuh sambil memandang fokus kelayar handphonenya.

"Ya gak segininya juga bloso! Sini-sini gue pilihin!"

Ella mulai melancarkan aksinya memilah barang-barang yang akan dibawa Dafa nanti.

"Penting banget bawa 3 sikat gigi? Lo kan nginep di hotel Daf" protes Ella dengan memegang 3 sikat gigi Dafa berwarna ungu.

"Penting lah, gak higienis punya hotel. Lagi pula gak makan tempat"

Ella hanya mendelik menatap Dafa sebal.

"Dan rob-, DAF NGAPAIN LO BAWA ROBOT, OGEB! LO MAU ENAENA PAKAI ROBOT DIPESAWAT?" pekik Ella sambil mengetuk kepala Dafa menggunakan figura robot berukuran 40cm.

"Sakit bego!" protes Dafa mengelus kepalanya yang di ketuk Ella. "Punya Aurel itu dia nitip buat ponakan di Kalimantan".

"Oh" ucap Ella bersalah.

Dan 20 menit selanjutnya Dafa dan Ella mulai serius mem-packing barang Dafa kedalam koper.

"WELL DONE!" teriak Ella saat sudah selesai dengan tugasnya.

(un)Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang