17

70 8 21
                                    

Jujur saja, Dafa tak berniat berkata seperti itu kepada Ella. Tidak tau mengapa, emosi Dafa dapat dengan mudah tersulut saat mendengar Ella berdekatan dengan cowok lain. Padahal dia tau bahwa Ella dan dia hanya terikat dalam hubungan atas dasar game konyol.

"Ella!" Teriak Dafa saat melihat Ella tengah berdiri di trotoarjalan menunggu taxi untuk di tumpanginya.

Mendengar teriakan Dafa, Ella hanya menengok dengan tatapan tajam nan sinisnya.

Dafa mendatangi Ella dan menggamit tangan gadis itu, namun di hempaskan oleh Ella dengan kasar.

"Apa lagi sih Daf? Mau bilangin gue ganjen lagi? Mau bilangin gue cewek nggak bener lagi? Sekalian aja noh lo gabung sama haters yang ngecap gue playgirl, gue udah nggak peduli" ujar Ella frustasi.

Bukannya menjawab bentakan Ella, Dafa malah menggenggam tangan Ella dan merangkul Ella menuju mobilnya yang tengah terparkir.

Ella hanya menekukkan wajahnya mengikuti Dafa. Ia lelah ber-agumen sekarang.

Ella menduduki kursi penumpang tanpa mengangkat suara sedikitpun.

5 menit, mereka hanya duduk diam didalam mobil yang hanya dinyalakan dengan keheningan. Tak ada satupun berniat mengangkat suara salah satu dari mereka.

Karena merasa ini hanya membuang waktunya, Ella membuka pintu mobil berniat ingin pergi. Namun, pergelangan tangannya di tahan oleh Dafa. "El, gue minta maaf" ujar Dafa tanpa melihat manik mata Ella.

Gotca! Akhirnya Ella dapat mendengar kata 'maaf' keluar dari mulut mr. Sok paling benar ini.

"Sorry, for what?" Tanya Ella sinis.

"Sorry buat omongan gue, nggak tau kenapa hari ini gue emosian banget. Tapi jujur aja, gue nggak niat buat sakitin hati lo babe" ujar Dafa tulus membuat hati Ella menghangat. Namun, Ella hanya menutup bibirnya rapat tidak berniat mengeluarkan suaranya.

"Sorry Ell, kayanya gue udah protective berlebihan ke elo. Kalau lo udah nggak nyaman sama sikap gue, lo boleh kok ngejauhin gue" lanjut Dafa membuat mata Ella terbelalak. Entahlah, hati Ella tidak menginginkan hal itu terjadi. Tidak, tidak akan pernah menginginkannya.

"Gu... ehm, nggak kok gue nggak merasa risih atas sikap lo Daf. Malah gue merasa aman saat bersama lo" ujar Ella jujur.

Mendengar perkataan Ella hati Dafa bahagia seketika. Dafa merasa Ella mulai nyaman dan itu akan membuat gadis ini akan selalu bersamanya, itu hal terindah di hidupnya.

"Sorr-"

"Udah lah, sorry mulu lo. Ini lagi nggak lebaran Daf!" canda Ella memotong perkataan yang ingin di lontarkan Dafa.

Dafa hanya terkekeh lalu menatap manik mata Ella, membuat Ella salah tingkah.

"Berarti, kita udah baikan nih?" Tanya Ella berusaha menyingkirkan perasaan gugupnya.

Dafa mengangguk tersenyum. "Maaf ya gue jail banget hari ini dan emosian banget, mungkin gara-gara nggak ada tidur sama sekali jadi gini" perkataan Dafa membuat Ella terkejut.

"LO NGGAK TIDUR DAF? GUE KIRA LO PULANG KERUMAH DAN TIDUR, OMONGAN GUE EMANG NGGAK PERNAH LO DENGAR YA DAF!" ujar Ella menggelegar.

"Lo nggak niat nanya atas alasan apa gue nggak tidur semalaman?" Tanya Dafa dengan nada datarnya kembali.

"Nggak" jawab Ella cuek.

"Yaudah" Dafa mulai menjalankan mobilnya keluar dari area parkiran.

Diperjalanan sebenarnya Ella penasaran apa alasan Dafa tidak tidur, namun gengsi-nya lebih besar dari pada rasa penasarannya.

(un)Sweet LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang