Momen Baper

4.5K 433 23
                                    

Masuk akal tidak sih, kalau seorang cowok remaja baper?

Bagi yang tidak mengerti, Rizky akan dengan senang hati menjelaskan.

Baper /ba·per/ a [1] Menganggap serius hal yang enteng atau sepele. Biasanya yang sering dialami oleh kaum hawa.

Tapi kasus cowok baper itu jarang kan? Terlebih pada seorang Rizky Al-Hudzaify. Ini tak pernah terjadi sebelumnya. Tidak dengan Ilham, ataupun Raka. Tapi Ghazi membuatnya benar-benar kalang kabut.

Bagaimana tidak? Belakangan perlakuan cowok itu pada Rizky, bikin ia gemas karena manis sekali. Seperti keluar dari novel romansa, tapi dengan kadar yang lima kali lebih jitu untuk Rizky.

Padahal main couple's game dengan cowok-cowok di kelas IPS sejak road trip tunggal kelas XI IPS 3 saja ia tak pernah baper. Padahal gombalannya cukup untuk buat cewek kesem-sem.

Momen aib

Rizky berdiri disamping Ditya dengan senyum malu. Cowok yang lebih tinggi itu menepuk punggung Rizky lembut.

Keduanya tengah berdiri didepan bis, ditonton murid lainnya. "Ki, lihat deh sunset di luar bis."

Rizky beringsut mendekat dan meletakkan tangannya di atas lengan Ditya. Sebenarnya ia sekalian cari kesempatan pegang otot Ditya. Sejak SMP, Ditya sudah jadi atlit tingkat nasional di bidang panahan, jadi badannya cukup bagus ditambah Ditya tampan. Kalau bukan karena kepribadiannya yang agak tidak waras dan kekanakkan, cowok yang tengah main couple's game dengan Rizky pasti jadi idola seantero sekolah.

"Kalau ngeliat pemandangan yang indah kayak gini, gue jadi pengen mengabadikannya."

"Gue juga. Sayang kita nggak bisa keluar bis ya Dit."

"Iya, tapi lo tahu nggak?" Ditya berbalik dan menggenggam kedua tangan Rizky. Senyum manis terpancar di bibir cowok itu. "Ada beberapa pemandangan di dunia yang nggak bisa digambarkan lewat foto aja. Saking indahnya."

Rizky mengerjap, mata nya berbinar penasaran. "Pemandangan apa tuh Dit?"

Ditya menyingkirkan poni Rizky yang menutupi matanya. "Pemandangan elo lagi senyum, Ki."

Satu bis lantas bising dengan kalimat random. Ada yang memberikan nilai; "UWOOOH DITYA 90 POIN" "Enak aja lu! Senyum manis Ditya bareng kalimat kayak gitu 100 poin!". Ada yang jadi cacing kepanasan ala cabe pasar yang diskon setengah harga karena mau kadaluarsa; "MAS, GODA AKU MAS!" "DITYA BAWA GUE PULANG!" "RIZKY CURANG LU, MINGGIR GUE MAU JUGA!"

Hal seperti itu sudah lazim di kelas XI IPS 3, couple's game jadi tradisi sejak road trip itu. Tapi persetujuannya, tidak boleh dilakukan dengan lawan jenis. Sebagai cowok terpendek di kelas, Rizky memang dijadikan korban peran cewek dalam couple's game. Ia tidak pernah protes, toh dia diuntungkan juga. Kan lumayan Rizky bisa sentuh sana sini tanpa dicurigai.

Tapi Rizky tak pernah baper dan naksir temannya. Ia tahu mereka lurus, dan Rizky belum juga melupakan sepenuhnya persoalan Ilham.

Tapi dengan Ghazi berbeda. Rasanya cowok itu tulus dan jujur sekali, walaupun bukan menggombal. Pandangan dan gestur Ghazi saja sudah membuat jantung Rizky pontang-panting gak tenang.

Momen canggung

Rizky sedang main di kamar Ghazi seperti biasa. Ghazi ada lomba dalam waktu dekat, jadi petenis itu tengah latihan sepulang sekolah. Jadilah Rizky membobol kamar Ghazi dan membajak tempat tidurnya. Tentu saja, dengan seizin orang tua Ghazi. Rizky sudah sering melakukan ini semenjak semester dua kelas X.

Tapi hari ini guru IPS sedang niat memberi tugas. Jadi walau banyak jam kosong, tangan dan otak Rizky lelah. Jangan pikir ia anak yang asal nyontek. Tidak, Rizky sebenarnya cukup rajin kalau sedang senang. Dan hari ini, Rizky berbunga-bunga. Ia dapat banyak komisi dari kakak kelas yang mau membayar lebih. Ah, bentar lagi kesampaian niat Rizky buat beli Nendo dan dakimakura-nya pacar 2D. Lalu tiap hari ia akan disuguhkan dengan wajah tampan mas-mas cogan dari dimensi lain.

ANTONIM [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang